03

106 11 0
                                    

"Jangan coba mendekatiku jika kamu masih ingin merasakan apa itu bahagia"

______

Sosok laki laki yang bertelanjang dada itu sedang asik menenggak secangkir wine di tangannya. Sambil menyaksikan siaran televisi yang pagi ini ramai membicarakan tentang sosok pembunuh bayaran buronan polisi, X4.

Ia tak begitu antusias dengan berita tersebut yang menurutnya tidak penting sampai akhirnya sudut bibirnya tertarik saat sebuah artikel di bacakan oleh pembaca berita yang mengatakan bahwa kelihaian X4 membunuh dan menghilangkan jejak sangat cerdik bahkan bisa di sandingkan dengan sosok pembunuh sebelumnya yang masih jadi buronan, 404.

"Sungguh? Aku di sandingkan dengannya? Oh shit! Sehebat apa memang tikus kecil itu bisa membunuh?!"

"Polisi menghimbau agar selalu waspada karena sampai saat ini X4 masih berkeliaran di luar sana. Polisi akan memaksimalkan penyelidikan dengan bekerja sama dengan beberapa agen rahasia. Selalu berhati-hati karena .."

Pett!!

"Polisi memaksimalkan penyelidikan? Kebohongan macam apa itu?! Cih! Mereka mengurus kasus baru dan melupakan kasus lama? Hahaha baguslah" komentarnya yang baru saja mematikan siaran televisi tersebut.

Drrrrttttttt

Dering handphonenya berbunyi, segera ia melihat siapa yang memanggilnya pagi pagi seperti ini. Ganggu saja!

"Apa?" To the point laki-laki itu bertanya.

"Lo ga masuk Leon? Punggung lo masih sakit ya?"

"Ada apa memang?" Tanya laki laki itu dingin.

"Hm ga ada, gu, gue hanya khawatir "

Tanpa berkata sepatah pun laki laki itu yang tak lain adalah Leon langsung memutuskan panggilan sepihak dari teman satu gengnya, Clavio. Gadis itu memang selalu memberikan perhatian lebih pada Leon. Namun Leon selalu dingin menanggapinya.

Tak perlu waktu lama Leon sudah rapi mengenakan seragamnya. Hm sebenarnya tidak rapi banget sih, gimana mau di bilang rapi, bajunya saja tidak di masukkan ke dalam celana, dua kancing baju atasnya terbuka, pergi mengenakan aksesoris gelang dan jangan lupakan rokok di tangannya. Tak apalah yang penting ia masih mau berangkat sekolah.

***

"Kalian masuk kelas 11 IPA 1 ya, tapi jika nanti kalian tidak nyaman kalian boleh mengajukan diri untuk pindah kelas" Miss jelita, sang kepala sekolah Galaxy internasional high school (GIHS) berucap pada dua murid baru yang duduk di depannya.

"Sorry Miss memangnya kenapa begitu?" Tanya El, salah satu murid baru yang pindah ke GIHS.

"Kalian akan tau nanti. Baiklah sekarang kalian boleh ikut dengan Miss Fara, dia akan mengantarkan kalian ke kelas 11 IPA 1, kelas kalian"

Kenny manut, ia berdiri dari duduknya dan pergi mengikuti langkah Miss Fara. Sementara El, gadis itu diam beberapa saat menatap lekat wajah Miss jelita yang nampak seperti menutupi sesuatu.

Memangnya ada apa dengan 11 IPA 1 sampai ia harus memberikan sebuah peringatan?

Bel masuk berbunyi nyaring, murid murid yang berada di kantin berhamburan lari menuju kelasnya masing masing. Kecuali 4 orang murid laki laki dan 2 murid perempuan yang masih nampak santai tak berkutik dari duduknya.

404Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang