Batu Loncatan

2 1 0
                                        

Tema : Slice of Life

Seorang perempuan kepala tiga tengah memandang selembar foto sebelum kelas di mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seorang perempuan kepala tiga tengah memandang selembar foto sebelum kelas di mulai. Di dalam foto tersebut ada dirinya dengan lima kawan dekat berseragam abu-abu putih tiga tahun yang lalu-diambil di halte bus sepulang sekolah.

***

Enam orang gadis berseragam abu-abu putih berjalan beriringan keluar dari gerbang sekolah. Salah seorang di antara mereka bersenandung ria.

"Andai, aku jadi kaya~♪"

"Kaya monyet?" sambung gadis yang berjalan di kirinya.

"Ish ... bukanlah. Kaya raya, tahu!"

"Raya, si Cepu, di kelas kita, itu?"

Gadis dengan potongan rambut pendek berdecak. "Orang berduit, Diah. 'Kan, enak bisa beli apa aja tanpa lihat harga sesuai ma isi dompet pa kagak."

Gadis berjilbab yang berjalan di depan, membalikkan badan saat menemukan topik pembicaraan selain gibah. "Eh, eh ... kalian abis lulus nanti, mau lanjut kerja atau kuliah?"

"Aku, sih, kuliah," jawab Shara, gadis berbando yang berjalan bersebelahan dengan si Penanya. "Semoga bisa dapetin UGM."

"Aamiin...." sahut serempak keempat teman karib.

"Kalau kau?" Dwi, Gadis berjilbab, menunjuk gadis yang tadi menyahuti nyanyian temannya.

"Aku mau kuliah juga. Di UNY kali. UGM persaingannya terlalu berat. Biar Dilan saja yang nanggung beratnya."

"Dasar!" Gadis berambut sebahu menggeplak kepala belakang teman sebangkunya. "Dwi, ikut aku, yuk!"

"Ke mana?"

"Kerja di luar negeri."

"Wow, aku salut dengan keberanianmu! Ngga, deh," ujar Dwi.

Wajah yang telah terpancar penuh harapan langsung meredup. "Kenapa?"

"Gitu, deh. Susah dijelasin."

Helaan napas berat keluar. "Chi, kau ada rencana kerja, ngga, abis lulus nanti?"

Ichi, gadis yang berjalan di belakang, fokusnya teralihkan dari ponsel genggam. "Hah? Kenapa, Mei?"

"Main hapenya nanti lagi napa kalau udah sampe halte," kesal Mei. "Kalau nyungsep ke got, 'kan, malunya nggak ketolong nanti."

"Iya, iya." Ichi memasukkan ponsel ke saku rok abu-abunya. "Kenapa, Mei?"

"Ada rencana kerja, ngga, abis lulus nanti?" Gadis berambut sebahu mengulangi pertanyaannya yang tidak tersampaikan tadi.

"Hmmm ... Ngga tahu, deh. Kayaknya mau lanjut kuliah."

Gadis dengan rambut dikepang membalikkan badannya. "Aku ikut, Mei!"

Diari OrigamiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang