Tema : Harapan
On playing : Suki Dakara/好きだから – Yuika ft. Ren
First love. Sebagian besar remaja pernah merasakan yang namanya suka dengan lawan jenis. Ada yang dari pandangan pertama sampai terbiasa bersama sejak kecil sehingga tanpa disadari muncul benih cinta.
Aku, Annisa Khasanah, mengagumi anak tetangga yang tidak pernah berinteraksi kembali setelah menginjak Sekolah Dasar. Aku mengetahui setiap kabarnya dari ibuku yang sering bertukar informasi saat acara arisan.
Dia, laki-laki berkulit sawo matang yang senyum manisnya terus melekat di ingatan, meski tidak tertuju untukku. Saat masih awal berada di putih biru, aku tidak sengaja melihat dia di depan rumahnya bersama seorang perempuan sebaya.
Angan ini tidak henti berandai. Ingin rasanya mengganti posisi perempuan itu agar aku bisa lebih lama menikmati perlakuan lembut darinya. Sayangnya, aku terus disadarkan dengan aku ini siapa dia selain anak tetangga yang malu bersosial.
Di tahun terakhir putih abu-abu, aku berbincang dengan gadis dari kelas sebelah yang mengaku pernah satu sekolah dengan si dia di tingkat SMP. Ternyata, gadis supel itu yang pernah membuatku iri.
Sebulan setelah kelulusan, aku putuskan untuk merantau karena tidak tahu ingin bekerja apa di sini. Aku bukan siswa berprestasi yang berkeinginan lanjut kuliah. Aku juga bukan dari anak berada yang diberi modal orang tua untuk membuka usaha.
Kutinggalkan seluruh kenangan ini ke negeri jiran. Daripada aku terus terjebak dalam situasi bertepuk sebelah tangan, lebih baik kualihkan pikiran ini untuk bekerja, hitung-hitung meringankan beban orang tua yang seharusnya sudah pensiun mengais rezeki.
Lembaran baru memang sudah kubuka, tetapi rasa mengganjal masih terus hinggap di benak ini. Ya, masa laluku belum terselesaikan. Meski sudah setahun berlalu, aku masih merindukan senyuman itu yang semakin hari tergambar samar. Semua ini karena rekan kerja membeberkan kekaguman dengan seseorang yang ternyata terbalaskan.
Sejak saat itu, aku mulai kecanduan stalking media sosial si dia. Tidak ada foto di postingan akun Instagramnya, hanya foto profil yang menunjukkan separo wajah. Kalau pun ada dia, pasti di akun organisasi yang ia ikuti. Sedikit kecewa karena di akun organisasi, senyumnya tipis. Dia lebih banyak memasang wajah serius. Sekalinya ada, wajahnya sedikit buram karena berada di dalam rombongan dan dia berdiri di paling belakang.
Aku terus memikirkan. Apakah kuikuti akun Instagram miliknya? Mungkin, aku akan berteriak saat dia mengikuti balik akunku. Teriakanku mungkin akan semakin keras kalau ada direct message darinya.
Namun, aku takut kemungkinan yang berlawanan dari yang aku pikirkan. Dia mungkin saja keheranan dengan tingkahku yang tiba-tiba. Kini, aku dirundung rasa gundah.
Puisi kurangkai untuk ungkapkan perasaan ini, tetapi tetap saja tidak membuat lega. Aku bukan orang yang blak-blakan. Apa yang harus kulakukan?
Akhirnya, aku membuat akun palsu. Kuikuti akun Instagram miliknya dan mengirimkan pesan singkat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Diari Origami
Storie breviMasing-masing orang memiliki kisah tersendiri. Mereka menuliskannya dalam kertas yang kemudian dilipat sesuai selera. Sekumpulan origami tersebut dikumpulkan, dan dikubur agar kisah mereka menyatu dengan tanah. Masa lalu memang tidak bisa diubah, te...