kos baru (??? x changbin)

629 35 6
                                    

°°°°°°



"Lu serius, Bin?"

Helaan napas berat adalah hal yang paling banyak ia lakukan pada hari itu akibat pertanyaan yang serupa terlontar berulang kali. Hingga sampai di titik malas menanggapi lagi.

"Lu kalo gak mau bantu gue mendingan gausah nanya deh. Capek gue jawabnya." Sebenernya seseorang diseberang telepon sana wajar saja bertanya demikian. Tetapi karena sudah kepalang lelah habis bersih-bersih kamar barunya, pria yang berada di semester ke 5 alias mahasiswa abadi itu jadinya menanggapi dengan ketus.

"Gue cuma nanya, goblok. Sensi amat lu," seru sosok di seberang telepon.

"Dongkol gueeee, mana abis diomelin bokap kuliah gak kelar-kelar. Bangsat lah, duit jajan gue juga jadinya dikurangin. Makanya mau gak mau gue pindah ke tempat lebih murah. Jauh dikit bodo amat lah orang gue juga bakalan jarang ngampus," gerutunya.

Seseorang di seberang sana kali ini terkekeh geli, antara kasihan sekaligus merasa lucu juga mendengar kisah hidup teman SMA nya itu.

"Yaudah sih entar lu serlok aja kosan baru lu itu, biar gue anterin makanan. Kasian gue lu pasti pusing skripsian ga kelar-kelar. " Ada gelakan puas dari seberang telepon yang mengundang dengusan sebal.

"Monyet."

Pemuda bernama pendek Binar itu sekali lagi memutar bola matanya sebal. Mau meledak marah pun apa yang dikatakan oleh temannya itu benar. Entah kenapa dirinya selalu saja stuck ketika ingin mencoba mengerjakan skripsi yang memang sedang mandek ditengah perjalanan. Mau berhenti pun rasanya sudah teramat tanggung, namun semangatnya sudah terkikis entah kemana. Binar hanya ingin lepas dari dunia perkuliahan yang melelahkan ini.

Sebagaimana apa yang ia sampaikan kepada Reno melalui panggilan telepon tadi, Binar memang baru saja selesai membersihkan kamarnya. Kosan baru yang lebih murah dan cukup tenang mengingat lokasinya berada di gang kecil yang motor saja tidak bisa masuk, harus di parkir di depan tikungan gang yang memang terdapat parkiran khusus penghuni kos-nya.

"Ngomong-ngomong nih kosan aneh deh. Maksud gue dengan harga semurah ini, udah ada bed cover nya terus lemari juga lemari kayu gede yang ada kaca, tempatnya juga bisa dibilang cukup luas karena masih bisa buat goleran di lantai asli. Tapi sepi anjir." Binar coba memberikan informasi tersebut kepada Reno. Namun ditunggu punya tunggu pria di seberang sana belum kunjung menanggapi membuat kening Binar berkerut heran.

Ia lantas melihat pada layar ponselnya yang ternyata telah kembali ke layar utama, menandakan bahwa sambungan telepon seluler barusan telah terputus. Binar mendelik keheranan sekaligus kesal kepada Reno yang malah menutup panggilan padahal dirinya masih ingin melontarkan sambatan.

"Reno anjing," umpatnya sebal.

Binar lantas meletakkan ponselnya kasar, suasana yang tadinya cukup ramai akibat ocehan Reno itu kini menjadi lebih senyap. Akhirnya Binar merasa benar-benar kesepian. Beradaptasi ditempat baru semacam ini adalah hal yang paling sulit untuk pemuda lakukan, kalau bukan karena keterpaksaan mana mau ia susah payah begini.

Hari mulai petang, tetapi Binar masih enggan untuk sekedar beranjak dari tempat duduknya yang kini berada di atas kasur. Ingin cari makan pun sudah tak punya nafsu sama sekali.

"Kontol lo semua!" makinya frustasi.

Binar menarik rambut kepalanya berharap segala pikiran keruhnya mampu tercabut dari sana. Alih-alih lega, pemuda itu malah dibuat merinding seketika kala sebuah suara desis masuk ke dalam indera pendengarannya.

"Hussst."

Kalau suara tersebut kecil saja mungkin Binar tak akan ambil pusing karena ia akan beranggapan bahwa itu hanyalah angin belaka. Masalahnya adalah suara mendesis itu benar-benar terdengar jelas seakan-akan sang pemilik suara berada tepat di sebelahnya. Apalagi kini bulu kuduknya berdiri akibat hawa dingin yang mendadak mendominasi.

"Pasti gue salah deng—"

"Kalo ngomong yang sopan."

BANGSAT

Binar hanya mampu memekik dalam hati. Kali ini sebuah suara kembali mampir ke dalam lubang telinganya sampai-sampai pemuda itu tak sempat merasa terkejut. Ia buru-buru melihat ke segala arah berharap ada manusia lain yang bersembunyi di ruangan tersebut. Manusia.

Harapan yang hanya akan menjadi angan-angan itu menampar Binar. Seumur hidupnya berada di kosan, baru kali ini dirinya merasakan takut yang amat sangat. Padahal bisa saja ia hanya sedang berhalusinasi karena lelah dan banyak pikiran. Tetapi yang barusan itu terlalu jelas untuk ia anggap sebagai imajinasi.

Bodohnya Binar adalah ketika dirinya sadar bahwa ada yang tidak beres dengan kamar tersebut, bukannya kabur dia malah tetap berada di atas kasur sambil terus memeluk tubuh ketakutan. Maka saat ponsel yang tadinya terkunci itu berdering, Binar kagetnya bukan main. Ia memekik keras dengan tubuh terlonjak hebat.

Pada titik ini rasa-rasanya Binar ingin menangis, namun urung sebab nama Reno kini terpampang jelas pada layar ponselnya. Buru-buru ia menerima panggilan tersebut.

"Ren, tolongin gue." Bisik Binar seakan takut jika ada yang mendengar. Ia sama sekali enggan menunggu teman nya tersebut bicara sebab sudah kepalang takut. "Kayaknya ada yang aneh—"

"Sreeekk sreeekk.."

"Sreeekkkkk..."

"Takut ya?"




Kontan Binar melempar ponselnya karena suara grasak-grusuk yang tiba-tiba menyahut. Tadinya ia pikir sinyal sedang buruk. Sampai akhirnya sebuah suara kembali muncul pemuda itu lagi-lagi memekik keras. Itu adalah suara yang sama yang sejak awal mengusiknya.

"Anjing!!!" Umpat Binar sambil berlari keluar kamar. Ia ingin pindah kos sekarang juga. HARUS PINDAH SEKARANG JUGA.




°°°°°

agak horor dikit ga ngaruh Binar = ChangbinReno = Lee Know yes

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

agak horor dikit ga ngaruh
Binar = Changbin
Reno = Lee Know yes

[22]SEO CHANGBIN ft K.idols - Soft/Uke/BottTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang