Knife

118 13 0
                                    

Aluna bodoh. Aluna naif. Aluna sok baik. Aluna sok kuat. Aluna terlalu memaksakan semuanya. Ini bukan masalah fisik. Ini masalah hati yang tercabik. Ia terus berdiri di ujung belati, bersiap mati terjun, atau tertusuk si tajam luar biasa. Ia tak tahu harus bagaimana. Ia hanya terlalu takut untuk menyatakan perasaannya.

Bagaimana jika setelah itu Haikal menjauhinya?

Bagaimana jika setelah ia menyatakan perasaannya, Haikal benci padanya?

Omong kosong soal persahabatan. Apapun yang di pertahankan, pasti memiliki pengorbanan. Dan Aluna-lah yang memilih dirinya sendiri yang di korbankan. Catatan hatinya, akan berganti pada lembar baru bertuliskan nyeri dan perasaan sesak lainnya yang selamanya akan ia rasakan.

"Kita sepakat gak jadian, Rus."

Aluna mendongak, melihat Haikal berbicara sambil memberi mayonaise pada kentang gorengnya.

"Jadi, kalian HTS? Ciyeee, anak jaman!"

Kantin memang ramai, namun tak pernah kebisingan itu mengalihkan perhatian Aluna dari Haikal. Ciye. Cause I'm Yet Envy. Ambigu.

Sudah sering Haikal menceritakan tentang Sasa padanya. Sampai memberikan password dari akun sosmed Haikal, supaya bisa melihat semua mention dan pesan yang di kirimnya untuk Sasa. Hebat. Menarik. Dan masih tetap, Naif.

Yang hebat dan menarik, adalah Sasa. Yang naif, tentu saja Aluna.

Sasa itu, seperti Matahari. Bersinar, sangat kuat, cantik, dan mampu membagi sinarnya pada sang Bulan. Lalu, apa daya Aluna yang hanya seorang Serigala hutan? Menyinari dirinya sendiri saja ia tak mampu, lalu bagaimana ia mau menyinari Bulan?

Yang ia pertanyakan, haruskah ia mencari sosok lain yang mau dan mampu menyinarinya?

Aluna rela, melepas sosok yang ia cinta selama delapan tahun itu. Aluna rela, jika orang itu adalah Sasa. Aluna akan segera bahagia nantinya.

Tapi Aluna masih belum berani bersumpah akan meninggalkan kursi penantiannya. Ia masih rela berdiam diri, dan berbagi tempat dengan yang lain. Ia sedang mencoba.

Mencoba menepis perasaannya. Mencoba menghargai dia-yang-kau-suka. Mencoba untuk selalu menjadi sahabat terbaik sang Bulan.

"Minggu kemarin 'kan kamu ulang tahun, gimana kalau aku traktir kamu nonton?" Tawaran Haikal adalah salah satu hal yang mengalihkan perhatian Aluna.

"Di traktir nih? Oke boleh!" Kebodohan apa lagi yang akan Aluna lakukan jika ia menolak tawaran nonton dari Haikal.

Siapa sih yang akan menolak ajakan nonton berdua dari dia-yang-ku-suka?

"Oke, Aku ajak Ares, tenang Sasa juga ikut 'kok! Jadi kamu bukan satu-satunya cewek."

Tapi ternyata Aluna cuma ge-er semata ...

Tanpa sengaja, kamu masukkan aku ke dalam bara api yang panas. Mengoyakku, dan menjadikan kepingan hatiku itu tak berarti. Memang benar, Serigala tak pernah menyentuh Bulan.

Girl Who Miss The MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang