15

6.1K 508 39
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.

Johnny membawa hendery ke arah kantin rumah sakit untuk menenangkan diri. Hendery masih terdiam sejak ibunya menamparnya. Ini pertama kali dia rasakan

Tak

Secangkir teh hangat Johnny letakkan di depannya.

"Minumlah" ucap Johnny menatap anaknya.

Hendery sekilas melirik Johnny kemudian meminum teh yang dibawanya.

"Sudah baikkan?" Tanya johnny. Hendery hanya diam tak menjawab.

Ayah dua anak itu menghembuskan nafasnya pelan. "Pipi mu merah.. apa sesakit itu?" Tanya Johnny.

"Menurutmu bagaimana?" Ucapnya sinis. 

Johnny tak merespon dia lantas mengambil ice dalam cup dan memberikannya pada hendery. "Letakkan di wajah mu.. ini bisa meredamkan rasa sakitnya" ucapnya.

Hendery awalnya ragu namun sakit di pipinya tidak bisa di tawar, mau tak mau dia mengambil cup dari ayahnya dan menempelkannya dia pipi merahnya.

"Maaf jika Mae menamparmu karna membela adikmu"

"Dia bukan adikku." Ucapnya dengan cepat.

"Huh..." Johnny membuang nafas kasarnya.

"Terserah.. mau kau bilang apapun dia tetap adikmu kalian lahir dari rahim yang sama" ucap Johnny.

"Kembali lah ke atas jika kau sudah merasa lebih baik. Daddy dan Mae akan menunggumu disana" ucap Johnny kemudian pergi dari hadapan sang anak.

.

Haechan menangis tersedu sedu saat mendengar cerita ten. Dia tak tau harus menyalahkan siapa disini. Ayahnya yang salah atau ibunya yang pergi karena meninggalkannya

Itu artinya dia bukan anak kandung dari Yoona kan? Dia anak Ten. Itu juga berarti dia adalah saudara hendery. Benarkan?

"Haechan..." Ten mengelus rambut haechan yang membelakanginya.

"Hiks..." Hanya isakan yang aneh terdengar dari mulut si mungil.

"Sayang..."

"Kanapa..? Hiks... Kenapa jadi kayak gini hiks..." Haechan terus menangis tanpa memperdulikan ten di belakangnya.

"Haechan... Mae gak bermaksud buat tinggalin kamu.. Mae takut kalau kakak kamu juga di ambil sama Daddy kamu"

"Sama ajaa..!!" Teriak haechan disertai isakannya.

"Kenapa sih gue harus lahir dari keluarga kayak gini hiks.."

Ten mematung saat mendengar ucapan kecil dari haechan. Dia tau dia salah disini. Dan dia ingin menembus semua itu.

"H-haechan..." Ten tergagu melihat anaknya.

Haechan menghapus air matanya cepat kemudian bangkit dari tidurnya  tanpa menatap Ten dia langsung melepas infus yang menancap pada tangannya secara kasar.

"Haechan..!" Panik Ten mencoba menahan anaknya namun nihil. Infus itu sudah lepas dari tangan haechan.

Tangan si mungil terlihat mengeluarkan darah akibat jarum tadi. "Sshh.."

"Haechan.." Ten menatap anaknya dengan tatapan tidak percaya.

Haechan turun dari brangkarnya mengabaikan rasa sakit di tubuhnya.

"Mau kemana? Kamu mau kemana? Kamu masih sakit sayang..." Ucap Ten yang mencegah haechan untuk keluar.

Haechan memandang Ten dengan penuh kebencian. Entahlah mungkin setelah ini dia akan membenci semua orang termasuk hendery dan ayahnya.

Ten menahan haechan namun..

Bruhh

Tubuh Ten lebih kecil dari haechan membuat si pemuda Tan dengan mudah mendorong ibunya hingga tersungkur.

Dia tidak peduli dengan siapa pun lagi sekarang!

Haechan keluar dari ruangannya tanpa menatap Ten yang menggaduh di lantai.

"Kejam.." ucap haechan kemudian mempercepat langkahnya.

Dia hanya ingin sendiri sekarang!

Ten bangkit dan berlari keluar mencari anaknya yang kini tak nampak entah dimana.

"Haechan...!!" Teriak Ten sambil berlari mengabaikan orang orang yang kini melihatnya aneh di sepanjang koridor

"Chitta..." Panggil Johnny.

"Jhon...!!! Ayo cari haechan.. anak itu kabur..." Ucap Ten panik memegang tangan Johnny

Johnny nampak terkejut saat mendengar ucapan submisive yang di cintainya itu.

"Bagaimana bisa?" Tanya Johnny

"Aku menceritakan semuanya... Dia marah padaku.. mendorongku kemudian pergi John... Hiks.. Ayo cari diaa hiks.."

Johnny merasa rematan tangan submisive itu semakin menguat mencengkram tangannya.

Tak ingin ikut panik Johnny lantas menarik Ten menuju ruang keamanan rumah sakit itu. Mencari lewat cctv adalah jalannya sekarang pikir pria beranak dua itu.

15 menit petugas itu mengotak Atik komputernya untuk melihat pergerakan haechan hingga..

"Ini dia...!" Pekik Ten mengagetkan semua orang yang berada di ruangan itu.

Haechan terlihat berjalan dengan terseok ke arah luar rumah sakit posisi waktu cctv itu menunjukkan 20 menit yang lalu.

Johnny yang melihat itu lantas menjauhi dan menelfon seseorang untuk mencari anaknya. Kemudian  Johnny membawa Ten yang terlihat gelisah untuk duduk dan memberinya air mineral untuk menenangkan sang submisive

"Ini salah ku..." Ucap Ten setelah meminum air mineral itu

"Jika saja aku tidak mengatakan padanya apa yang terjadi di antara kita pasti dia akan baik baik saja sekarang.." lanjut Ten lagi

"Tidak...bukan salah mu.. aku yang salah disini.. aku yang mengambilnya dari mu dulu.." ucap Johnny mencoba menenangkan Ten.


Disisi lain hendery mendengar ucapan mereka. Tangannya mengepal kuat dibawah tak lama remaja dominant itu pergi meninggalkan rumah sakit.







TBC





Ini kalo beneran sepi aku bakal kasih jadwal update

Okee bye byee

this is not my family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang