05

7.1K 540 15
                                    

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Takk

Yoona melemparkan berkas ke meja Johnny setelah masuk tanpa mengetuk pintu

"Buka itu. Kita selesaikan sekarang"

Tak banyak bicara Johnny langsung mengambil map merah yang dilepar istrinya dan membukanya

Johnny membaca satu per satu tiap kata disana. Terdengar hembusan nafas dari dari Johnny

"Apa tidak bisa kita selesaikan tanpa perceraian?" Ucap Johnny dengan lembut

"Tidak! Aku sudah terlalu lama menderita disini!" Teriaknya "mau sampai kapan kau mengurungku John!! Aku sudah bertahan selama 17 tahun dengan mu!"

Johnny memejamkan matanya mendengarkan apa yang istrinya katakan padanya "ceraikan aku!"

"Haechan akan bingung jika seperti ini.." lirihnya

"Aku tak peduli dengan nya! Dia bukan putraku, tanda tangani aja surat itu setelah itu aku akan pergi dari kalian berdua!" Teriaknya

"Yoona.."

"Aku mohon John.. ayahku sudah tiada, tidak ada yang menghalangi mu lagi. Cari ibu haechan, minta maaf padanya katakan pada haechan yang sebenarnya John.." ucap yoona

Johnny terdiam sebentar, kemudian memasukkan berkas itu ke dalam lacinya "beri aku waktu 2 hari, setelah itu aku akan menandatangani nya" ucap Johnny

Yoona menatap lelaki yang pernah dia cintai dengan dalam, kemudian berjalan keluar tanpa mengucapkan sepatah kata pun.

BRAKK

Pintu tertutup kencang, dia yakin istrinya pasti sangat marah dengan keputusannya. Johnny memijit keningnya pelan

"Huh.. chitta.." lirihnya



.

"Hai haechan"

Mark menyapa haechan dengan masuk ke dalam kelas haechan. Terlihat beberapa orang menatap ke arahnya dengan minat. Ya Mark memang idaman para submisive dan wanita di sekolahnya

"A-ahh kak Mark" ucapnya tergagu. Haechan merasa malu dengan mark karena kejadian yang terjadi di rumahnya semalam

"Sudah lebih baik?" Tanya Mark mendudukan dirinya di kursi depan meja haechan

Haechan mengangguk perlahan. "Jangan di pikirkan jika itu menggangu pikiranmu, kau bisa datang padaku kapanpun kau mau" ucap Mark tersenyum pada haechan

"Kalian mempunyai hubungan?" Ini jeno adik Mark yang kebetulan sekelas dengan haechan

Mark melirik Jeno sekilas "tidak, kami hanya teman. Kan haechan" ucapnya menatap haechan

Haechan terdiam dia juga memandang wajah Mark yang tampan di matanya. Hendery dengan cepat menyenggol lengan haechan karena melihat haechan hanya diam

"A-ahh i-iyaa" jawabnya

"Mencurigakan" ucap Jeno memandang Mark dan haechan secara bergantian.



.

Ten sibuk mengobrak Abrik tas  besar yang dia simpan di bawah ranjangnya. "Mana... Mana..." Kalimat itu terus keluar dari mulutnya.

" Kalimat itu terus keluar dari mulutnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matanya berkaca saat melihat foto itu. "D-donghyuk ku... Hiks.. bayiku..." Air matanya menetes tanpa permisi mengalir deras di wajahnya.

"Mae kangen nak hiks... Maafin Mae.."

Di kamar itu Ten menumpahkan atas apa yang terjadi pada nya 17 tahun silam yang membuatnya harus berpisah dengan anaknya.




.







Johnny berdiri di depan mobilnya sesekali melirik jam tangannya. Murid murid berkeluaran dari dalam sekolah. Dia sengaja ingin menjemput anaknya.


Bibirnya mengambangkan senyum kecil dikala melihat anak submive nya berjalan keluar. Namun tiba tiba senyuman itu merebut melihat haechan tertawa dengan seorang dominant

"Haechan." Panggil Ten dengan suara beratnya.

Mata haechan bertemu tatap dengan sang ayah. Tak lama terdengar lenguhan nafas darinya "ayahmu?" Tanya hendery berbisik pada haechan

"Hmm.. ayoo.." ucap haechan menarik tangan hendery supaya ikut menemui ayahnya

"Sedang apa disini?" Tanya haechan tanpa minat. Hendery menaikkan satu alisnya. Kenapa haechan seperti itu pada ayahnya? Apa hubungan ayah dan anak itu kurang baik atau bagaimana? Banyak pertanyaan di kepalanya saat ini.


"Daddy ingin menjemputmu. Ayo pulang bersama Daddy" ucap Johnny pada haechan sesekali melirik hendery

"Tidak. Aku akan pulang dengan temanku" jawabnya dengan malas. "Lebih baik kau kembali saja ke kantor. Ahh atau urus istrimu itu" ucap haechan asal

"H-haechan..." Terdengar suara hendery. Dia takut submisive di sampingnya ini kelewat batas pada ayah kandungnya sendiri.

"Huh..." Johnny menghembuskan nafasnya pelan. Matanya bergilir menatap hendery yang juga sedang menatapnya

"Kau siapa? Teman anakku? Kekasih anakku? Dengar ya anak muda. Aku tidak akan membiarkan anakku menjalin hubungan dengan siapapun. Dia masih kecil" ucap Johnny menatap tajam pada hendery

"Ahh saya hanya teman haechan paman. Nama saya hendery saya orang baik. Saya tidak memiliki maksud apapun bahkan saya tidak pernah berfikiran akan memacari haechan sedikitpun" jelas hendery dia takut ayah haechan salah paham dengannya


Johnny menatap hendery dan haechan secara bergantian. Sebelum akhirnya dia mengangguk.

"Kau dijemput? Atau pulang naik bus?" Tanya Johnny pada hendery

"Dia naik bus. Dan dia akan pulang bersamaku" ini bukan hendery yang menjawab melainkan haechan

"Tidak usah naik bus. Daddy akan mengantar kalian. Ayo" ucap Johnny

"Tidak! Kami akan jalan jalan dulu. Benar kan der?" Ucapnya menatap hendery

"A-ahh.. iya paman.. kami ingin jalan jalan" ucap hendery tergagu. Salahkan saja submisive di sampingnya ini dengan tiba tiba mengatakan ingin jalan bersama.


"Kemana? Biar Daddy antar" ucapnya menatap haechan

"Kau tak perlu tau. Pergilah tuan seo. Aku malu menjadi tontonan siswa lain disini" ucapnya mendorong ayahnya

"Haechan...." Ucap Johnny menatap haechan dengan pandangan semuanya. Dia yakin anaknya pasti tidak akan tega.

"Aghh kenapa?!! Baiklah aku ikut denganmu!" Ucapnya kemudian menarik hendery untuk masuk ke dalam mobil.

Johnny tersenyum melihat anak nya. Kemudian menyusul masuk ke dalam mobil dan melajukan mobil itu.









TBC








this is not my family Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang