[2] THE PAST

7.8K 266 11
                                        

🕑

× THE PAST ×




A Few Years Ago ~

Kedua langkah kakinya semakin lebar seiring memasuki wilayah hutan yang gelap. Sesekali memalingkan wajahnya ke arah belakang. Samar-samar terdengar langkah kaki kuda serta suara cicitan kuda yang menggelegar.

Di pelukannya terdapat seorang gadis kecil yang terlelap dengan tenang. Wanita itu menarik nafas dalam-dalam, mencoba mengumpulkan tenaga. Setidaknya tujuannya sedikit lagi. Jangan sampai ia tertangkap oleh pasukan kerajaan.

"Yang penguasa semoga aku dan dirinya dapat selamat.."doanya selirih mungkin lalu dengan sisa tenaga ia kembali berlari dengan tudung kepala yang sudah terpasang kembali menutupi rambut pirangnya yang selembut sutra.

Sesekali ia hampir terjatuh karena terantuk akar pohon di sekelilingnya. Terlebih jalanan yang di laluinya mulai sedikit sulit melihat banyak ranting pohon yang tumbuh memendek yang pasti menghalangi jalan.

Ia berhenti sebentar, menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskan nya. Dan, sesekali pula ia mencium kening gadis kecil itu penuh kasih sayang. Pintu masuk sudah di depan nya tinggal sedikit lagi. Namun saat ingin melangkahkan kakinya sebuah anak panah sudah menanca di bahu kanannya. Membuat darah segar mengalir dengan deras. Membuat ringisan keluar dari mulutnya. Membuat gendongannya sedikit mengendur namun wanita itu terus berusaha sekuat tenaga. Dengan cepat tanpa memperdulikan luka dan darah nya yang bercucuran wanita itu menerobos sebuah rerantingan pohon yang tampak begitu tajam serta berbahaya.

Di waktu yang bersamaan saat wanita itu hilang di balik rerantingan pohon tadi. Seorang wanita dengan balutan gaun hitamnya, mendecih berang saat melihat hanya ada darah di permukaan darah.

"Sial! Dia berhasil kabur!"desisnya marah. Sambil menginjak permukaan tanah yang tertumpah darah tadi dengan berang. Sedangkan seorang wanita lain yang berdiri di belakangnya dengan dua orang pria bertubuh tegap hanya memandangnya tanpa arti.

"Setidaknya ia terkena anak panah beracun milik Selena."ucap Christopher yang diangguki setuju oleh wanita yang di sebut namanya sebagai Selena. Begitu juga oleh Peter yang kini menarik lengan wanita yang sejak tadi menatap darah di permukaan tanah tak puas.

"Sebaiknya kita kembali ke istana. Aku yakin yang lain sudah menunggu dengan cemas. Biarkan Leonard yang mencari wanita itu. Dan, aku ingin anak nya selamat!"Wanita tadi tersenyum sinis saat mendengar perkataan Peter, suaminya yang dingin tersebut.

"Jangan lupakan fakta. Anak-nya dan anakku itu memang darah dagingmu Pete!!!!"geram wanita itu marah.

Pete mematung, namun sesaat ia kembali berjalan. "Dan, aku tidak lupa itu Pelove..."

×××

"Sebenarnya apa yang terjadi Lady Pearl?"

Wanita dengan wajah cantik nan tegasnya itu meringis tertahan saat para wanita dengan baju hitam di sekelilingnya mengambil anak panah di bahu kanannya.

Stevanie menatap anak panah itu dengan tajam dan mendesah berat. Lalu meletakkannya di atas nampan. Ia melirik wanita itu dengan sedikit kesal. "Panah beracun.."

Princess AlmourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang