Selamat membaca 😁
"Apa yang sedang wanita itu lakukan di dalam? Kenapa lama sekali?" pungkas Eros dingin.
Karena sudah lebih dari satu jam Hera tak kunjung keluar dari kamar mandi, Eros akhirnya memutuskan untuk menghampiri Hera.
Pria itu mengetuk pintu kamar mandi cukup kencang. "Hei! Berapa lama lagi kau harus membuatku menunggu?"
"Jika sudah selesai, cepat keluar! Aku ingin mandi."
Tidak ada sahutan dari dalam. Yang terdengar hanyalah suara gemericik air.
"Jika kau masih tidak mau bicara, aku akan masuk ke dalam!" ancam Eros.
Karena Hera masih tak memberikan jawaban, Eros akhirnya membuka pintu kamar mandi dengan kasar. "Apa yang kau—" Eros seketika terhenti saat melihat Hera tergeletak di bawah shower yang menyala.
Pria itu bergegas mematikan kran shower. Dia lalu mengangkat kepala Hera dan menepuk pipi Hera. "Hei, bangun! Aku tau kau hanya berpura-pura."
Berkali-kali Eros mencoba untuk membangunkan Hera, tetapi wanita itu tak kunjung membuka mata.
"Jangan bercanda!" maki Eros ketika Hera sama sekali tidak merespon.
"Sialan!" umpat Eros seraya menggendong tubuh Hera, dan segera memindahkannya ke bathtub.
Dia lalu melepas seluruh pakaian Hera, dan mengeringkan tubuh wanita itu dengan handuk. Setelah itu, Eros membawa Hera ke tempat tidur.
Dia kemudian memakaikan Hera dengan pakaian hangat saat mendapati wajah Hera pucat dan bibirnya membiru.
Eros duduk di tepi tempat tidur sembari menutupi tubuh Hera dengan selimut.
Dia lalu meletakkan telapak tangan di dahi Hera untuk mengecek suhu tubuh Hera. Saat mendapati Hera demam, Eros langsung menyuruh salah satu pelayan untuk menyiapkan air hangat serta kain untuk mengompres Hera.
"Bodoh! Jika kau ingin mati, bukan begini caranya," desis Eros sarkas seraya meletakkan kain basah di dahi Hera.
Setelah itu, Eros beranjak dari tepi tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi untuk membersihkan diri.
Selesai mandi, Eros berjalan ke arah Hera.
Dia duduk di tepi tempat tidur dan mengambil kain di dahi Hera. Dia lalu mencelupkan kain ke dalam baskom, dan menempelkan kembali ke dahi Hera.
Hera mengernyitkan dahi sembari bergumam. "Emmh."
Dia lalu membuka mata perlahan dan samar-samar melihat wajah Eros.
"Bagaimana keadaanmu?" Suara berat Eros seketika membuat Hera ingin menutup matanya kembali.
Hera melirik sekilas ke arah Eros sebelum akhirnya membuang wajah ke arah lain.
"Jangan melakukan hal konyol seperti itu lagi," pungkas Eros datar.
"Kau bisa mati kedinginan jika aku tidak menemukanmu."
Hera tidak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Kau bukan anak kecil lagi, jadi urus dirimu sendiri," ujar Eros lugas sembari beranjak dari tempat tidur.
"Jangan menyusahkan orang lain," tegasnya.
Tatapan Hera tampak kosong. "Seharusnya kau tidak perlu menolongku. Biarkan saja aku mati. Dengan begitu, aku tidak akan menyusahkan mu lagi. Dan kau juga tidak akan terbebani."
"Tutup mulutmu!" desis Eros tajam.
"Apa pantas kau mengatakan hal seperti itu kepada orang yang telah menolong mu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Asa Di Ujung Pena ✓
RomanceBisa menikah dengan Eros adalah suatu kebahagiaan bagi Hera, sekaligus luka yang paling dalam. Start : 21 - 11 - 2022.