Bagian.3

28 21 0
                                    

Usai sholat Duha di mushola, samar Bulan mendengar suara merdu yang ia kenal "maa syaa allah" lirih Bulan memuji nya

"bergabung?," Faris menawarkan Bulan untuk mengaji bersama

"boleh," Bulan menyambung bacaan Al-Qur'an Faris

kebetulan keduanya sama-sama hafal surat yang sedang di baca Faris, Ar-Raman. Hingga keduanya mengakhiri bacaan

"terimakasih." ucap Faris

"untuk apa?," Bulan mengerutkan dahi nya kebingungan

"kenangan ini mungkin akan abadi dalam ingatanku walau kamu tidak akan pernah ada di dekatku atau mungkin bisa jadi kamu tidak akan pernah bertemu dengan ku lagi." ungkap Faris

ia berjalan meninggalkan Bulan di mushola, tanpa memandang kembali wajah Bulan, begitupun Bulan yang mulai resah akan kehilangan teman baik nya

~•~•~•~

waktu untuk latihan menari tersisa satu hari lagi ia mulai merasa khawatir terhadap kemampuannya sendiri

Bulan duduk di bangkunya pikirannya terfokus pada persiapan lomba

"nih tugasnya," Bintang menyerahkan Boneka berbentuk beruang dari koran bekas

"wah, cantik sekali aku harus lakukan apa jika bonekanya sudah jadi?," Bulan terus memutar boneka koran itu

"sudah tidak usah lakukan apapun fokuslah berlatih dan bawa pulang piala," Bintang mengambil kembali boneka dari tangan Bulan untuk mengumpulkannya

~•~•~•

kemudian setelah berganti baju olahraga kelas 9A berbaris rapih di lapangan guna melangsungkan pengambilan nilai lombat jauh

"anak-anak lakukan lompatan dengan baik jangan bermain-main agar tidak ada cidera,faham!" Bu Zira memberi peringatan

Beberapa anak sudah berhasil melakukan lombatan kini giliran Bulan, ia mengambil ancang-ancang untuk melompat

"ahhh!!!" terdengar suara yang sangat keras ketika Bulan tersungkur di matras dengan posisi yang salah

"Bulan..!!!!" Bintang berlari menghampiri Bulan

"sakit," rintih Bulan memegang tangan kiri nya

"gini-gini jarangan di paksa," Bintang meluruskan tangan Bulan dan mengatasi cidera yang ia alami

seluruh mata memandang ke arah mereka termasuk bu Zira yang membiarkan mereka berdua karena bu zira sudah faham Bintang bisa mengatasi cidera Bulan

Bulan duduk di tepi lapangan yang teduh dari sinar matahari, sakit di tangannya sudah mulai reda. Dari tempat ia duduk matanya tertuju pada Bintang dan Dira yang sedang berbincang

Bintang membalik arah ia berjalan menuju Bulan dan meninggalkan Dira, Bulan berpura-pura tidak melihat Bintang

"ini, minum dulu," Bintang menyodorkan sebotol air mineral

"terimakasih," Bulan mengambilnya
dari tangan Bintang

"gimana tangannya masih sakit?," Bintang duduk di samping Bulan

"sudah mendingan," Bulan memastikan tangan nya sudah baik-baik saja

"aku pergi dulu," Bintang berdiri langkah nya hendak menjauh dari Bulan

"tunggu!" suara Bulan menghentikan Bintang

"kenapa?"

"Dira pacarmu ya?" Bintang diam sejenak sebelum menjawab Bulan

"Bukan, hanya teman."

🌟🌟🌟🌟

Bantu Author mengoreksi jika ada typo ya

Sebatas TemuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang