BAB 5. APA YANG KAMU LAKUKAN?

16 4 0
                                    




"Aku akan mengadukan temanmu, jika aku melihat sekali lagi dia berulah," ancamnya, menarik lilitan terakhir yang menutupi tangan kanan Caelum.



Penyembuhan di rumah pengobatan memiliki tiga klarifikasi utama, ringan - sedang - berat. Setiap bangsal juga menunjukkan seberapa parah pengobatan yang harus diterima. Misalnya orang yang terkena racun mematikan akan berada di lantai tertinggi dengan tag nama merah di depan pintu.



Caelum mengenal rumah pengobatan seperti bulu kakinya sendiri. Sebagai seorang Hero Support, rumah pengobatan sudah seperti sarapan pagi yang harus mereka telan tiap hari. Bahkan ia tahu setiap sudut rumah pengobatan yang memiliki udara segar, jadwal membuang limbah, juga berapa kali pengawas depan akan pergi ke kamar mandi.



"Ah, aku telah mendengar banyak kabar. Namun belum sempat memberi selamat. Aku tidak tahu kamu cukup hebat Caelum. Tampang premanmu agak lain," puji Nyonya Frian sepenuh hati, membuat Caelum yang memiliki wajah tipis tersipu dengan tidak menarik.



"Hentikan Nyonya, aku tidak sehebat itu, jika aku sangat hebat, mana bisa dengan mudah di larikan ke sini," dalih Caelum.



"Betul, kamu tidak masuk akal. Haah," ujar Nyonya Frian setuju.



Kali ini Caelum hanya menatapnya tidak percaya. "Nyonya, kamu terlalu mudah menyerah. Barusan kamu memujiku, sekarang bahkan kamu mencela dengan mulut terbuka, aku yang bodoh malah tersipu untukmu," keluhnya, membuat Nyonya Frian tertawa dengan bahagia.



Setelah empat sampai lima argumen, Caelum akhirnya berjalan dengan lambat keluar dari rumah pengobatan, menyusuri jalan menurun ke arah pondoknya. Para Hero pekemah lalu lalang dengan setengah mengantuk. Meregangkan tubuh, berjemur pagi, bahkan ada yang melakukan latihan dengan keras. Tidak jarang dari mereka malah asyik memamerkan otot pada gadis-gadis.



Ia tidak membencinya. Cae akui, Ia pernah melakukan hal itu juga untuk menarik beberapa gadis cantik dan imut. Namun, yang ia dapat adalah tatapan ketakutan dari gadis-gadis itu, sebelum digiring pergi oleh Streya.



Caelum mendorong pintu pondoknya. Pondok tersebut sangat sederhana, benar-benar bisa dikatakan normal kecuali bau antiseptik dan rempah obat yang tercium di seluruh bangunan. Dihiasi dengan tanaman bunga rambat berwarna ungu dan biru juga jam dinding besar di tengah ruangan agar anak-anak tidak telat.



Separuh anggota pondok support biasanya ada di rumah pengobatan untuk membantu dan praktik harian. Jadi Caelum berpikir untuk membiarkan hari ini terlewat dengan bermalas-malasan. Baru seperempat pintu terbuka teriakan dari dalam mengejutkannya.



"Selamat datang kembali Caelum!" sambut seperempat penghuni pondok.



"Wah apa ini, pahlawan kita, sudah datang akhirnya. Mari bertaruh siapa yang terbaik!" ujar Kiner berdiri, melakukan peregangan dengan bersemangat.



Caelum hanya menatap Kiner bingung sebelum Kylling menghampirinya dengan hati-hati.

"Caelum, kawanku. Kemarin aku lupa hendak mengabari jika hari ini, kamu dan Kiner akan melakukan battle, ketua pondok juga telah setuju. Katanya; hitung-hitung membayar latihan yang tertunda. Maaf, aku benar-benar lupa," gumam Kylling, remaja itu tampak seperti tidak sembelit selama seminggu, apalagi keringat deras mengucur dari tubuhnya yang kurus.



Caelum hanya melirik cepat Kylling yang ketakutan. Ia mengangkat alisnya ke beberapa orang, memastikan kebenarannya. Anggota lain yang menunggu sesi pemukulan mengangguk dengan semangat. "Lupakan, bukan salahmu. Nah, Kiner, mari lakukan jika memang Streya sudah setuju, aku juga sedang gatal ingin memukul seseorang," jawab bangga Caelum.



Pagi itu Caelum melakukan peregangan, tatapannya bengis dengan tampang mengejek pada Kiner, tinjunya mengepal dengan erat. Kiner yang melihat hanya balas mengejek, "Jangan menangis jika kamu kalah. Akan aku buktikan aku jauh lebih hebat darimu."

"Bersiap saja kamu akan menggosok kandang ayam selama sebulan."

Starborn: Stellae DomumTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang