Lucifer and Little Angel [ Terbit ]

32

Lucifer and Little Angel✨

Tinggalkan jejak dengan vote dan komen!
Happy reading💜

Luke yang baru saja mendapat kabar dari anak buah Elvano tersenyum senang. Segera pria itu memberitahu pihak rumah sakit dengan begitu antusias. Dan akhirnya besok adalah penjadwalan operasi putrinya.

Luke senang, ia kembali mendapat harapan baru. Dengan segera ia menemui putrinya menyampaikan kabar gembira ini.

"Papi kenapa, kok seneng banget keliatanya?" Tanya Disya saat melihat Luke berjalan menghampirinya dengan wajah sumringah.

Luke mendudukan bokongnya di kursi samping brankar Disya. "Kenapa, Mas?" Tanya Dira yang juga ikut penasaran.

Luke tersenyum ke arah istri dan anaknya. "Besok kamu udah bisa operasi, sayang."

Mendengar itu, Dira senang bukan main. "Beneran, Mas?" Tanya wanita itu pada suaminya.

"Iya, sayang," sahut Luke mengusap kepala istrinya dengan sayang. Dira mengucap syukur dan memeluk sang suami erat.

Disya pun tersenyum lebar, perempuan cantik dengan bibir pucatnya itu kembali mendapatkan harapan besar. Dengan begini, ia bisa bertahan hidup lebih lama, dan menemukan kebahagiaannya. "Kak El hebat ya, papi."

Disya semakin kagum pada Elvano. Pria tampan nan gagah itu begitu hebat. Dimata Disya, pria itu adalah penolongnya. "Kak El dimana Papi? Disya mau ketemu," seru perempuan cantik itu dengan tak sabar.

"Eh, nanti aja deh kalau Disya udah selesai operasi. Nanti kita ajak kak El ke rumah ya papi? Makan bareng. Sebagai ucapan terima kasih."

Mendengar itu, sontak senyum Luke sedikit memudar.

Tapi setelah aku menemukan pendonor itu, pastikan bahwa Disya tidak lagi muncul di depanku dan gadisku.

Kalimat Elvano dengan jelas menegaskan bahwa ia merasa terganggu dengan kehadiran putrinya. Luke tak tega, ia tahu putrinya memendam kekaguman pada saudaranya itu. Sayang, Elvano ternyata tidak tertarik pada putri cantiknya, pria itu ternyata sudah memiliki gadis pilihannya.

"Kak El suka apa yang papi? Disya mau kasih sesuatu buat kak El." Luke berharap, semua akan baik-baik saja.

*******

"Kalau Tata mati, El nangis ga?"

Pertanyaan tiba-tiba dari Thalita mampu membuat Elvano yang semula mengupas apel terdiam dengan jantung berdebar.

Prang!

Elvano melepas apel dan pisau itu kencang, membuatnya beradu nyaring di atas meja kaca itu. Elvano melirik Thalita dengan kemarahan tertahan. "Kenapa My Angel ngomong gitu?" Desis Elvano menggeram.