One

186 20 5
                                    


Hai semua. Long time no see, yea?
Pertama, aku mau bilang terima kasih untuk follower yang sampai saat ini masih mampir ke akun ku dan buat yang masih nunggu aku update/posting fanfic. Beberapa hari ini aku ada dorongan buat bikin fanfic lagi gara2 nonton Wednesday Addam di netflix lol
/random banget saya

Dan kedua, fanfic ini terinspirasi dari fanfic kristao yang aku temukan di wattpad, berjudul 'KING'.

Dan omong2 aku sama sekali ga ada ide judul buat fanfic ini sebenernya, yang kupikirin cuma plot sama isinya, jadi maaf kalau cover & judulnya kurang menarik. Saya menyerah nyari judul yang bagus :'))

Kuharap kalian suka :)








- - - - - - - - - - - - - -






Yifan mengerti, sangat mengerti. Tidak semua orang terkesan dengan statusnya sebagai setengah dewa setengah manusia, tidak semua orang menyukai para dewa, dan Ares, ayahnya adalah sosok dewa yang lekat dengan kekerasan.

Ibunya adalah seorang elf yang bijaksana, hingga sejak ia kecil Yifan diberkati dengan berbagai kelebihan dan juga kecerdasan. Yifan tidak hanya cerdik dan kejam di medan pertempuran, tapi ia juga cerdas dan juga tenang seperti ibunya. Tak lupa kekuatan elf yang juga diwariskan padanya.

Bukan sebuah rahasia lagi jika Yifan dipersiapkan untuk menjadi Raja berikutnya, dia satu-satunya harapan sang ibu yang saat ini menduduki tahta. Dan Yifan tidak pernah sekalipun mengingkari takdirnya, dia dengan senang hati mengikuti semua pelatihan yang diberikan dengan harapan untuk bisa menjaga sang ibu dan seluruh rakyatnya.

Yifan tidak bodoh untuk terpancing mereka yang berada bersebrangan dengannya, dia tidak menyalahkan mereka. Nama ayahnya, Ares, memang tidak terlalu baik dimata sebagian orang. Lagipula Yifan tidak pernah bertemu dengan Ares, karena para dewa tidak diizinkan untuk menemui anak-anak hasil perkawinan mereka dengan makhluk lain.

Dia tidak peduli dengan Ares, yang ia pedulikan hanyalah masa depan Kerajaan dan menjaga Kerajaan tetap damai di bawah pengawasannya. Yifan memang belum resmi dinobatkan menjadi pewaris tahta, namun hari itu tidak lama lagi, dan dia harus siap kapan pun upacara itu akan digelar.

"Pangeran, anda sudah ditunggu di ruang pertemuan"

Yifan baru saja menyimpan pedang di tempatnya yang tergantung di bagian pinggang saat seorang penjaga datang ke arena berlatih dan berkata dari pinggir ruangan. Ia hanya memberi anggukkan kecil, memberi tanda jika ia mengerti, dan penjaga itupun undur diri.

Sebuah handuk tersodor padanya saat Yifan keluar dari arena pelatihan, ia mengeringkan keringat di wajahnya dengan cepat lalu memberikan handuk itu kembali pada pelayan.

"Apa semua orang sudah datang?" Tanyanya pada pria muda yang kini berjalan di sampingnya. Yifan berjalan keluar dari arena latihan, langkahnya lebar menuju kastil.

"Kudengar semua orang sudah hadir, dan yang ku tahu Ratu mengundang tamu dari Kerajaan yang sangat jauh" Jawab Jongdae sembari mengimbangi langkah Yifan.

Sang pangeran mengernyit samar mendengarnya. "Kerajaan mana yang kau maksud?" Ia menoleh pada saudara angkatnya.

Jongdae adalah hasil pernikahan Ratu dengan seorang pangeran dari Kerajaan Selatan.

Pemuda dengan lesung pipi itu mengangkat bahu. "Entahlah, ku dengar mereka menjadi tamu penting di pertemuan kali ini"

Sambil mengira-ngira perihal tamu penting yang dimaksud Jongdae, Yifan memisahkan diri dari saudaranya untuk menuju kamar dan bersiap menghadiri pertemuan.

Sudah satu tahun berlangsung sejak Ratu memberi perintah jika dirinya akan mengikuti seluruh pertemuan di Kerajaan dan terlibat langsung akan semua hal yang terjadi di Kerajaan sebagai persiapan dirinya menjadi pewaris tahta dan Raja selanjutnya. Yifan sudah menghafal di luar kepala siapa saja yang mengikuti rapat dan ia cukup penasaran dengan tamu yang dimaksud oleh Jongdae.

DEMIGOD AND THE NYMPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang