Two

66 14 2
                                    

"Aku bersumpah aku melihat seseorang di danau semalam! Kalian tidak percaya padaku?"

Yunho menghela nafas menanggapi sifat keras kepala Yifan, putranya. Pria dengan jubah berwarna merah gelap yang menghiasi punggungnya itu pun mengusap pelipis perlahan sebelum kembali berkata.

"Bukannya kami tidak percaya, Yifan. Tapi hal itu mustahil jika seseorang berada di dalam danau itu di tengah malam, lagipula desa terdekat jaraknya tiga kilometer dari kastil" Yunho berkata tenang, berharap Yifan tidak terpancing amarah.

Jongdae melirik Sehun yang duduk di sisi meja yang lain, berhadapan dengannya, berusaha membaca tingkah laku Sehun karena pemuda itu lah yang semalam bersama Yifan. Tapi Sehun hanya merespon dengan bahu terangkat samar, mengutarakan jika dirinya tidak mengetahui tentang hal itu.

"Apa kau melihatnya, Sehun?" Tatapan Yunho beralih pada pemuda berkulit pucat. Sehun hendak membuka mulutnya saat ia menerima tatapan tajam dari Yifan dan sedikit membuat nyalinya ciut.

"Kau di sana bersamaku Sehun" Yifan menekankan kalimatnya, Sehun menelan ludah.

"A-aku tidak melihat siapapun, di danau gelap sekali demi dewa" Jawaban yang keluar dari mulutnya membuatnya menerima tatapan mengerikan dari Yifan. Kakaknya itu kini tengah melotot padanya.

"Kau yakin jika sosok itu bukan hewan?" Yunho bertanya lagi, sangat tenang. Karena ia mengenal betul karakter setiap putranya dan ia tidak mau membuat Yifan semakin marah.

"Aku melihat matanya dan rambutnya berwarna keemasan"

"Kau melihat wajahnya, Yifan?"

Yifan berdecak keras. "Bagaimana aku bisa melihat wajahnya di dalam air yang gelap?"

Yunho tidak mengatakan apa-apa lagi, ia melemparkan pandangannya pada Jongdae dan Sehun, menghindari tatapan menakutkan Yifan.

"Great. My own family not even trust me"

Yunho berdeham. "Its not like we not trust you, Yifan. Tapi kau tidak memiliki bukti jika seseorang berada di danau itu"

Kata-kata Yunho mengingatkan Yifan terhadap sesuatu. Ia pun merogoh saku celananya dan mengeluarkan sepotong kain berwarna putih gading yang kemudian ia letakkan di meja dengan suara debuman yang cukup keras.

"Aku berhasil menangkapnya tapi saat aku akan menariknya keluar dari air, hanya ini yang berada di tanganku" Kata Yifan sembari melipat tangan di dada.

Dengan kerutan samar di dahi, Yunho meraih potongan kain itu dan memeriksanya. Tidak ada spesial dengan kain tersebut, hanya kain berwarna gading dengan kualitas terbaik yang entah mengapa mengingatkannya pada Juan, teman baik istrinya.

"Kau yakin itu bukan bagian dari pakaianmu?" Jongdae menatap sangsi. Sehun terpaksa harus menahan tawanya saat ia menyadari jika tatapan mengerikan Yifan kini tertuju padanya.

Pada akhirnya Yifan mengambil kembali potongan kain itu dari tangan Yunho dan duduk dengan alis yang nyaris menyatu. Oh, dia sangat kesal saat ini. Dirinya tidak pernah sekalipun gagal melakukan sesuatu dan sekarang keluarganya menganggap dirinya mengada-ada.

"Dimana mom? Aku tidak melihatnya setelah jam sarapan" Yifan memperhatikan ke sekeliling ruang makan itu, dan kini kebingungan karena tidak melihat sosok sang ibu. Tatapannya berhenti pada Yunho menunggu jawaban.

"Ah, ibu kalian sejak pagi sibuk menyiapkan sesuatu. Dia bilang akan ada tamu yang datang hari ini"

"Tamu?" Sehun membeo. "Siapa?"

"Yang kutahu salah satu teman baik ibumu menitipkan anaknya di Kerajaan kita untuk belajar"

"Aku tidak tahu jika kastil ini berubah menjadi tempat penitipan anak" Yifan berkomentar sarkas. Masih diliputi rasa kesal.

DEMIGOD AND THE NYMPHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang