3 •HumaLana•

6 0 0
                                    

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA YA! NGGAK LAMA KOK~

MAKASIH

----------------

"Jika bukan sekarang, jangan berkecil hati. Namun, perbaiki diri agar bisa pantas berada di sampingnya nanti."

-----------------

"Assalamu'alaikum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Assalamu'alaikum." Sepasang remaja itu masuk ke dalam rumah berwarna putih gading.

"Bun," panggil Iqbal.

"Bunda! Anakmu yang ganteng udah pulang."

"Dih, nggak usah narsis juga kali."

"Stt, diem! Anak cerewet nggak diajak."

"Kayaknya bunda lagi ke luar. Kamu langsung ganti baju aja gih, biar nggak masuk angin." Semenyebalkannya sifat Iqbal pada Lia, tapi ia tetap perhatian pada adiknya itu.

"Iya." Lia berjalan menuju kamarnya yang berada di lantai atas.

"Loh! Kamu baru pulang?"

"Iya bun."

"Abis darimana dulu?"

"Nggak darimana-mana kok bun. Tadi tuh ada urusan sedikit sama Guru Musik."

"Lia bareng sama kamu?" Iqbal mengangguk mantap. Tatapannya beralih pada plastik yang di pegang bundanya.

"Itu apa bun?"

"Ouh ini." Bunda mengangkat plastiknya. "Tadi bunda abis dari rumah tetangga, eh ada tukang bakso lewat, yaudah bunda beli. Soalnya kepengen banget."

Iqbal menyipitkan matanya curiga. "Bunda nggak lagi ngidam kan?"

"Kamu ini! Ya nggak lah."

"Ya siapa tahu aja gitu. Bunda ngidam kepengen makan bakso."

"Ini tuh pengen ya karna pengen aja. Bukan karna lagi ngidam gitu loh."

"Masa sih?"

"Iya. Udah kamu sana ganti baju dulu. Nanti ajak adek kamu buat makan bakso sama-sama."

"Siap ibunda."

Setelah selesai mengganti baju, Lia membuka handphonenya karna notifikasi yang berbunyi. Pesan itu berasal dari grup 3 sahabat itu.

Tukang Gabut😜

Derul
Yaya! Kamu nggak papa?

Ais
Yaya emangnya kenapa?

Derul
Kamu nggak tahu?

Ais
Nggak

Derul
Yaya katanya dibully sama Kak Nara

HUMALANA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang