4 •HumaLana•

4 0 0
                                    

SEBELUM BACA, JANGAN LUPA TEKAN BINTANGNYA YA! NGGAK LAMA KOK~

MAKASIH

----------------

Pemikiranmu tidak selamanya benar. Ada kalanya hal itu akan berubah.

----------------

"BUNDA! LIA UDAH PULANG," teriak Lia sambil mencari bundanya ke arah dapur.

"Bunda!" panggilnya lagi.

Seketika pandangannya teralihkan oleh sekotak makanan kesukaannya. Karena keberadaanya di atas meja, Lia langsung menarik kursi untuk dia duduki. Saat tangannya sudah berhasil membuka kotak tersebut dan bersiap mengambilnya dan memasukanya kedalam mulut ...

Plak

Tangannya langsung dipukul seseorang.
"Main comot aja, udah cuci tangan belum?" Lia cengengesan. Karena dirinya merasa belum cuci tangan.

"Belum, bunda."

"Sana cuci tangan dulu! Baru boleh makan." Bunda mengambil donat yang tadi hendak dimakan Lia untuk ditata di atas piring. "Eh! Tadi bunda kayannya belum denger kamu ucap salam."

"Udah kok bunda. Setiap buka pintu pasti reflek langsung ucap salam."

"Iyalah. Karena kita udah terbiasa sama peraturannya bunda," ucap Iqbal tiba-tiba nimbrung.

Iqbal dan Lia salig bertatapan. "Jangan masuk rumah kalau belum ucap salam," ucap mereka berua kompak.

Bunda tersenyum. "Pokoknya bunda mau, kebiasaan ini jangan dihilangkan."

"Siap bunda," ucap keduanya sambil memberi hormat pada sang bunda.

"Bunda! Lia pengen donatnya," rengek Lia.

"Ganti baju dulu sana! Nanti turun buat makan ini."

"Bunda! Satuuu aja, sebelum Lia ganti baju. Ya? Ya? Ya?"

"No! Ganti baju dulu. Nanti bajunya kotor, kamu kan kalau makan donat suka nggak bener."

"Ih!" Lia cemberut.

"Bun! Iqbal duluan ke atas ya. Mau ganti baju, terus ke sini lagi buat ngabisin donat."

"Ih! Nggak boleh dihabisin."

"Ya abisnya kamu nggak mau ganti baju dulu. Sadar diri dong! Kamu kalau makan donat kayak gimana?" Saat Lia makan donat, seringkali toping donatnya jatuh di baju Lia. Bunda sudah menyuruhnya untuk dialasi piring, tapi Lia tetap tidak mau dan hal itu yang membuat bundanya sering kesal jika Lia memakan donat.

"Iya. Ini mau ganti baju."

Iqbal menahan badan Lia yang berniat pergi ke kamarnya. "Et! Kakak duluan!" Iqbal langsung mendahului Lia.

"IH KAKAK CURANG!" Walaupun kesal dan berniat menampol muka tampan itu, ia langsung bergegas untuk mengganti bajunya dengan cepat supaya tidak keduluan oleh kakaknya yang sangat menyebalkan itu.

••• [HumaLana] •••

Hari ini sangat melelahkan bagi Lia. Saat tadi akan berangkat ke sekolah, dengan jahilnya Iqbal meninggalkan Lia. Mau tidak mau ia harus berjalan dahulu untuk menuju jalan raya. Karna ia lupa meminta uang jajan, dia hanya bisa mengandalkan sisa uang di seragamnya yang hanya cukup untuk ongkos menaiki angkot. Untungnya saja, dia tidak terlambat.

Dan hari ini juga adalah giliran kelas Lia untuk berolahraga.

"Untuk materinya mungkin hanya ini saja. Untuk sisa waktunya, kalian bisa memanfaatkannya untuk bermain voli atau apapun itu yang penting tidak keluar dari lapangan."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

HUMALANA (New Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang