TBB (01)

241 15 2
                                    

Suara riuh sorak para penonton dipinggir jalan menyaksikan pertandingan balap liar yang di adakan seminggu sekali, dimana mulainya pada malam hari agar jalanan sedikit kosong dari pengendara lain.

Bunyi deruman nada motor terdengar saat para pembalap sedang menggas motornya bersiap untuk mulai memajukannya, dan tak lama kemudian seorang wanita cantik dengan pakaian mini sedang menghitung aba-aba ditengah jalan raya.

Taruhan bisa berupa barang atau uang untuk diberikan kepada sang pemenang, atau bisa juga yang kalah harus menuruti keinginan sang pemenang.

"1...2...3...mulai!!" wanita cantik itu pun melemparkan kain kecil yang sedari tadi dia pegang.

Ketiga motor yang ada di arena balapan pun segera melesatkan laju motornya, salah satunya adalah Wira Sakti. dia adalah seorang pembalap, juga ketua geng motor.

Kehidupannya yang serba kekurangan semenjak ditinggal oleh kedua orang tuanya, membuat ia harus ekstra bekerja keras. Usia nya yang sudah 19 tahun karena menunda sekolah akibat kekurangan biaya.

Bekerja sendiri untuk menyambung hidup, yang untung saja dia masih punya rumah peninggalan orang tuanya. Sekarang hidupnya berubah berbanding terbalik dengan dirinya dahulu.

Yang dulunya ia adalah anak yang baik, selalu menuruti perkataan orang tuanya, selalu menjadi siswa terbaik di sekolahnya. Sekarang Wira hanya berfikir caranya mengmpulkan uang sebanyak mungkin dengan cara instan.

Dia sekarang hanya ingin menjadi siswa biasa, yang tidak selalu menjadi pusat perhatian. Sekarang tujuannya hanya lulus sekolah dan mendapat ijazah.

***

Sementara ditempat lain, suara debuman keras yang berada didalam bar yang berisi orang-orang mabuk serta berjoget mengikuti irama alunan sang dj.

"Van, udah. Lo udah mabuk, jangan minum lagi." Titah sang teman kepada seseorang yang di panggil Van, atau biasa disebut juga dengan Ervan.

"Gamau. ini belum seberapa, tambah lagi!!" Perintah Ervan.

Ervan bukanlah peminum yang Baik. Dia biasanya tidak seperti ini, hanya saja dia baru diputuskan oleh pacarnya dikarenakan Ervan tidak mau diajak untuk bercinta.

Alasan yang sangat tidak masuk akal memang. Tapi itu lebih baik daripada dia harus melakukannya dengan orang yang salah. Ervan mempunyai kelainan sedari kecil yang mana itu tidak terdapat di organ laki-laki tapi hanya ada di perempuan.

Ya.

Ervan memiliki rahim seperti layaknya perempuan. Rahim itu bisa berfungsi jika di buahi oleh sperma laki-laki, dan Ervan adalah seorang gay. Jadi, semua mantan pacarnya adalah laki-laki termasuk yang terakhir.

Alasan mereka memutuskan Ervan juga sama. Karena selama berpacaran, Ervan tidak lebih hanya sekedar berpegangan tangan, berpelukan, dan berciuman. tentu saja itu membuat semua mantan pacarnya merasa bosan dan sangat monoton jika berpacaran dengan Ervan.

Ervan Kriswantoro namanya, dia adalah anak seorang pengusaha kaya raya. Hanya saja dia dibesarkan tanpa kasih sayang seorang ibu, kasih sayang dari seorang papa pun jarang ia dapatkan dikarenakan papanya yang sering bepergian ke luar kota untuk urusan bisnis.

Sedari kecil, Ervan dibesarkan oleh asisten rumah tangga yang bernama Asih atau bisa disebut juga bi Asih. Hanya bi Asih yang dengan senang hati merawatnya seperti anak sendiri.

Ibunya meninggal saat melahirkan Ervan, papanya pun selalu pergi ke luar negri untuk urusan bisnis. Entah mungkin saja papa Ervan hanya ingin menghindari Ervan karena selalu teringat oleh bayang-bayang istrinya.

Dari kecil, Ervan selalu berusaha untuk menarik perhatian sang papa agar memberi kasih sayang yang lebih. Tapi semua itu sia-sia saja. Semua yang dilakukannya dulu, tidak lagi dilakukannya sekarang.

Pribadi yang dulunya sangat periang, sekarang dia menjadi orang yang suka ber foya-foya. Meninggalkan kodrat laki-laki yang seharusnya ia berpacaran dengan perempuan dan ini malah dengan laki-laki.

Kurangnya kasih sayang membuat Ervan mencari kasih sayang dari seorang laki-laki. Kelainan yang Ervan punya disadari saat masa SMP kelas 2. Waktu itu, dia baru saja bangun tidur dan mendapati kasurnya penuh darah yang keluar dari lubang belakangnya.

Hal ini tidak ada satupun orang yang tau termasuk papanya, dia sengaja melakukan itu agar harga dirinya tetap ada.

Kembali ke topik awal. Dimana Ervan sedang mabuk dan temannya yang terus membujuk Ervan agar berhenti meminum alkohol.

Ervan terus meracau tidak jelas, sesekali mengumpat. Teman Ervan berniat mendudukannya kedalam mobil untuk membawa Ervan keluar dari club itu, kembali pulang ke rumah.

Teman Ervan pun mulai menjalankan kendaraannya setelah ia masuk kedalam mobil. Ervan nampak tertidur pulas saat didalam mobil, efek meminum terlalu banyak alkohol. Dan saat dipertengahan jalan, tiba-tiba saja sebuah motor melintas di depan mobil kendaraan teman Ervan.

Sang pengendara motor terjatuh saat mengenai mobil, kepalanya terbentur sisi trotoar yang untung saja sang pengendara motor itu memakai helm. Bagian body motor sang pengendara pun sedikit lecet. Rem dadakan yang di lakukan temannya Ervan membuat Ervan bangun dari tidurnya.

"Aduuh, ada apa sih? Pake rem mendadak. Jadi pusing nih kepala gue," ucap Ervan mengaduh.

"Gue abis nabrak orang. Lu tolong tunggu bentaran disini! Gue mau meriksa orang itu dulu," titah sang teman bernama Reno.

Efek dari bangun tidur yang membuatnya kaget. Dan efek alkokol yang masih terasa, membuat Ervan merasa mual dan ingin muntah. Ervan berjalan keluar dari mobil, tapi bukan untuk menyusul Reno. Dia pergi ke arah semak-semak untuk memuntahkan semua makanan yang ada di perutnya.

"Van, Ervan?? Lo dimana woy." Setelah melihat si pengendara motor yang jatuh pingsan itu, Reno mencari Ervan yang ternyata tidak ada di dalam mobil.

"Gue disini," Ervan muncul di semak-semak tadi dengan keadaan yang sangat mengkhawatirkan. Baju yang sudah tidak rapih lagi, kotor, mata yang memerah dan rambut acak-acakan.

"Astaga...apes banget gue hari ini. Temen mabok sampe kaya orang dah mau mati, terus udah gitu gue malah nabrak anak orang. Untung aja cuma pingsan, ga mati." Batin Reno sudah tidak kuat.

"Kalo udah kaya gini, gue rasanya mau buang mereka aja lah." Gumam Reno.

Niat hati ingin mengantarkan Ervan sampai ke rumah, tapi sekarang Reno malah berputar haluan. Reno membawa sang pengendara motor tadi dengan Ervan yang jatuh pingsan lagi setelah muntah ke arah hotel.

Memesan satu kamar untuk dua orang yang pingsan. Membaringkan tubuh bongsor si pengendara motor dan tubuh yang agak kecil milik Ervan. Membuka helm si pengendara motor dan membuka sepatu nya sekalian dengan sepatu milik Ervan.

Setelah menempatkan mereka berdua di kasur, Reno langsung menelpon dokter pribadi miliknya untuk memeriksakan keduanya. Setelah itu Reno diberikan obat pereda mabuk untuk Ervan, dan juga dokter mengatakan tidak ada apa-apa pada kepala si pengendara motor yang terbentur.

***
Bersambung

Tinggalkan jejak vote dan komen kalian ya guys...🌸

Two Badboys [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang