Sebelum baca, vote dulu yuk...
______Reno merasa lega mendengar penjelasan dokter pibadinya yang mengatakan mereka berdua baik-baik saja. Sebelum pulang, Reno sudah membayar kamar yang di pesannya sehingga ketika mereka berdua sudah terbangun, mereka bisa langsung pergi meninggalkan hotel.
Setelah itu Reno pulang ke rumahnya. Memanjat ke lantai dua dengan sangat hati-hati, dia membuka jendela kamarnya. Melihat jam yang sudah menunjukan jam 2 pagi. Reno langsung mengganti bajunya dengan piyama dan pergi tidur tanpa membersihkan badan terlebih dahulu.
***
Pagi menjelang, sinar matahari membangunkan dua insan yang terbaring berhadapan. Ervan membuka mata lebih dulu dan disusul dengan si pengendara motor laki-laki yang ditabrak Reno semalam.
"Aaarrgg!!!..."
Teriakan Ervan mengagetkan seseorang yang terbaring sambil memegangi kepalanya yang sedikit sakit.
"Siapa lo? Kenapa lo ada disini." Ucap Ervan sambil menunjuk ke arah laki-laki itu.
"Wira," jawabnya dengan ekspresi datar.
"Bukan itu maksud gue!! Lo itu siapa? Kenapa lo bisa ada disini?"
Wira tidak menjawab pertanyaan Ervan. Karena jujur saja, kepalanya amat sangat sakit. Tidak mau memikirkannya lebih jauh, Wira mengambil helm nya dan bergegas pergi dari kamar itu dan keluar dari hotel.
"Si anjing, dasar".
Wira tak mendengarkan umpatan Ervan, lebih baik ia pulang ke rumahnya. Tanpa membersihkan diri, Wira kembali ke rumahnya dengan menaiki taksi. Untung saja masih ada uang di saku celananya yang cukup untuk membayar taksi.
Setelah selesai perlombaan balap liar yang di menangkan Wira semalam, barang hasil taruhan yang berupa uang itu dibagi dengan teman-teman se-tim nya. Hasil yang lebih banyak tentu saja untuk kebutuhan Wira.
Tapi naas saja, saat akan pulang ke rumah. Wira di tabrak oleh seseorang yang membawa mobil sampai membuatnya terpental dan jatuh. Kepalanya yang terbentur membuat Wira kehilangan kesadaran.
Saat terbangun, ia juga melihat seorang laki-laki yang tak di kenalnya, tidur berhadapan dengan dirinya. yang membuat Wira terkejut adalah suara teriakan laki-laki itu yang begitu melengking, sedikit membuat telinganya sakit.
Melihat sekeliling, Wira mendapati helm nya di simpan dimeja dekat nakas. Dan juga baju yang semalam masih melekat di badannya. Handphone yang masih berada di saku jaketnya, dan uang yang masih ada di saku celananya dengan keadaan utuh. Tanpa ada yang benar-benar berniat mengambilnya.
Semua barangnya masih utuh berada di dalam pakaiannya. Buktinya saja, kunci rumah miliknya ada si dalam saku jaketnya. Sungguh benar-benar tidak bisa di percaya, bahwa ada orang yang jujur dan baik hati tidak mengambil barang-barang miliknya.
Wira membuka pintu rumah yang sangat sederhana itu. Rumah dengan satu lantai dan tiga kamar, ruang tamu, dapur dan kamar mandi yang dekat dengan dapur.
Wira mengambil handuknya dan pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya. Badannya terasa begitu lengket, karena semalam ia tidak membersihkan diri.
Selesai dengan ritual mandinya, Wira mengelap tubuh atletis nya dengan handuk lalu melilitkannya di pinggang. Berjalan menuju kamar dan membuka lemari untuk memilih pakaian yang akan di kenakan.
setelah memakai pakaiannya, Wira melihat jam di dinding kamarnya. Sudah tengah hari rupanya, ia terlambat untuk sarapan. Jadi, ia putuskan untuk makan siang saja. Sebenarnya hari ini adalah hari minggu, yang mana sekolah libur.
Wira pergi ke luar rumah untuk membeli makanan sekalian untuk mengunjungi perpustakaan kota. Saat akan membuka pintu perpustakaan, tiba-tiba ada yang menahan tangannya.
Orang itu adalah Reno. Dia hanya berniat mengembalikan motor beserta kuncinya. tapi, dia bingung karena dia tidak mengenal Wira. Dan juga tidak tau dimana rumahnya atau nomer teleponnya.
Tapi untung saja mereka bertemu disini. Dan Reno tidak harus bersusah payah mencari keberadaan Wira, karena orangnya sudah ada di depannya.
"Permisi bang, gue mau ngembaliin kunci motor sama motornya sekalian. Maaf, gue yang nabrak lo semalem. Semalem juga motor lo udah gue bawa ke bengkel dan ada kerusakan, tapi udah gue benerin kok, bang. Jangan marah ya?" Ucap Reno panjang menjelaskan kejadian semalam.
"Gapapa, makasih udah di balikin". Ucap Wira sambil tersenyum tipis.
Wajah memelas Reno membuat sang Wira Sakti merasa kasihan. Lagi pula dia juga harus berterima kasih bukan? Karena sudah mengurusi motornya, dan tidak mengambil barang-barang lain miliknya.
Setelah percakapan singkat itu, Reno pamit pergi dan Wira melanjutkan niatnya yang akan masuk ke dalam perpustakaan. Kegiatan Wira saat akhir pekan adalah membaca buku atau mungkin bisa apa saja, asalkan bisa mengisi waktu kosong.
Wira biasa membaca buku di perpustakaan itu sampai sore. Tapi karena ia di telpon oleh teman-temannya, ia jadi sedikit terpaksa karena acara membaca bukunya harus tertunda.
Sekarang Wira sudah berada di kelas 12 yang mana dia harus belajar untuk kelulusannya nanti.
***
Di tempat Ervan, setelah Wira pergi begitu saja tanpa menjawab pertanyaan Ervan, dia langsung menuju kamar mandi yang menyatu dengan kamar hotel tersebut.
Ervan mandi dengan sangat singkat, memakai pakaiannya. lalu dia langsung menelpon Reno sambil keluar dari hotel. Ervan harus bertanya pada Reno kenapa dirinya di tempatkan di kamar dan di ranjang yang sama dengan laki-laki asing.
Ervan meminta bertemu dengan Reno di sebuah cafe yang dekat dengan perpustakaan yang di datangi oleh Wira. Tepat saat Reno akan mendatangi Ervan di cafe, dia melihat Wira yang akan masuk ke perpustakaan.
"Maaf gue telat, tadi gue ketemu orang yang gue tabrak semalem. Sambil ngembaliin kunci sama motornya, ngomong-ngomong ada apa lo mau ketemu sama gue." Ucap Reno panjang kepada Ervan yang sudah sedikit lama menungu kedatangan Reno di cafe.
"Orang itu yang gue mau omongin sama lo. Lo kenapa sih, tinggalin gue sama berduaan sama orang itu? Mana gue sampe kaget pas buka mata dia ada di depan gue." Ucap Ervan marah.
"Ya, emang kenapa sih. Heboh banget. Lagian juga dia ga ngapa-ngapain lo, kan?"
"Ya kan, lo bisa bawa gue pulang ke rumah lo".
"Nih ya, dengerin. Kalo gue bawa lo pulang ke rumah gue, apa kata orang tua gue nanti? Pulang malem sambil bawa orang mabuk".
"Lo bisa kan, anter gue ke rumah".
"Rumah gede lo, pake sandi. Gue gak tahu sandinya apa. Lagian juga lo pingsan, udahlah ga usah di ributin. Cuma masalah kecil doang," ucap Reno mengakhiri protesan Ervan.
Ervan mendengus kesal kepada teman sekaligus sahabatnya itu. Ada saja kata-katanya untuk menjawab perkataan Ervan, yang sedang marah-marah itu.
***
BersambungSampai ketemu di chapter selanjutnya. Pantengin selalu cerita TBB ya..🌸

KAMU SEDANG MEMBACA
Two Badboys [BL]
Novela JuvenilTentang Wira sang bad boy dan ketua geng motor dari SMA swasta dan Ervan badboy dari SMA negri. Kehidupan mereka yang jauh berbeda tiba-tiba saja dipertemukan dan disatukan dalam sebuah kesalahan yang mereka perbuat. Tentu saja kesalahan tersebut me...