🤍

118 99 63
                                    

Kata orang.. kita harus mencari pasangan yang cinta nya jauh lebih besar dari kita. Yang mau menghormati, menjaga, meratukan, lalu memiliki ke sabaran yang begitu luas layak nya langit, dan juga yang mau menerima semua kekurangan kita.




''¤''


Samudra, menatap Calista dalam.  Entah sudah yang ke seberapa kali nya Samudra bergumam kagum kepada gadis yang ada di hadapan nya itu. 

"Kok kamu cantik banget sihh!?"

"Gak kuat aku!!" kata Samudra. Tangan kanan nya menyentuh dada nya sebelah kiri. Jantung nya terasa tidak aman setiap berada di dekat gadis itu.

"Apa sih, Sa!! Gak usah lebay deh!"

"Gak kuat aku, Cal. Apalagi liat mata kamu, kek ada kandungan nikotin nya --" ucap Samudra.

"Hah?" Calista menatap bingung ke arah lelaki itu.

"-- Buat gue selalu tercandu-candu." lanjut Samudra.

Calista, terkekeh geli mendengar ucapan Samudra. Aneh sekali manusia yang ada di hadapan nya ini.

"Kamu cantik banget!! Bahkan dewi kecantikan pun kalah sama kecantikkan milik Calista ini!!" puji Samudra. Ia bahkan melupakan niat utama nya untuk bertemu dengan gadis itu disini. Calista itu memang selalu membuat nya melupakan semua niat utama nya.

"Udah makasih. Cukup atas pujian nya hari ini, Samudra. Jadi tujuan lo manggil gue kesini buat apa?" tanya Calista.

"Kangen. Mau ajak lo keliling sambil naik sepeda. Terus udah itu, kita beli es krim."

Bibir Calista menipis, membentuk senyuman indah di wajah nya. Entah kenapa ia merasa sedikit jauh lebih beruntung di cintai secara brutal dan sebesar ini oleh sosok Samudra.

"Samudra, makasih." beo Calista.

"Makasih untuk?" tanya Samudra yang sudah duduk di atas sepeda nya. Ia menatap Calista yang masih berdiri di samping nya.

"Makasih udah setulus ini sama gue --- "

"Sekarang naik, nanti keburu malam." ucap Samudra. Ia menarik tangan gadis itu pelan untuk duduk di kursi belakang nya.

"Pegangan, nanti jatuh."

Calista, tersenyum. Melingkarkan tangan nya pada pinggang lelaki itu. Samudra, ikut tersenyum saat melihat tangan Calista yang sudah melingkar di pinggang nya.

"Kita berangkat!!" Samudra mulai mendayung sepeda nya. Menikmati angin sore yang menerpa kulit mereka.

"-- Makasih dan maaf, Samudra." lirih Calista pelan. Ia mempererat pelukan nya kepada Samudra. Ia menutup kedua mata indah nya itu.

Sederhana. Tapi mampu membuat nya sangat merasa jauh lebih bahagia dan menikmati waktu ini tanpa merasa beban sedikitpun.

Samudra, menghentikan laju sepeda nya. Berhenti tepat di depan orang yang berjualan gulali di pinggir taman.

"Mau warna yang mana?" tanya Samudra. Calista membuka mata nya, melihat ke arah Samudra sesaat.

"Biru."

Samudra, mengangguk. Dan langsung memberikan gulali berwarna biru itu kepada Calista, setelah membayar nya.

"Makasih, Sa." 

"Sama-sama."

****

Kini kedua nya duduk di sebuah dermaga. Menikmati angin sore yang menerpa kulit mereka berdua. Dengan di temani oleh keindahan alam yang di berikan oleh Tuhan.

Samudra hanya diam, begitupun dengan Calista. Kedua nya begitu menikmati suasana saat ini dengan tenang dan damai.

"Cal," panggil Samudra.

Calista,  menoleh ke arah Samudra yang saat ini sedang menatap nya dengan sebuah kamera ada di tangan nya.

"Always Cantik," puji Samudra, setelah melihat hasil potret yang ia ambil.

"Kalo mau ngepotoin bilang, jangan langsung tiba-tiba di foto. Yang ada nanti malah dapat aib nya." kritik Calista.

"Lo selalu kelihatan cantik di mata gue. Enggak ada yang nama nya aib untuk sosok Calista." jelas Samudra.

*****


Satu kata untuk Samudra -->


Dan satu kata untuk Calista-->


Calista kamu beruntung bisa di cintai dengan tulus oleh sosok Samudra♡

Sweet Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang