part 2 Bab 2

5 0 0
                                    

Aku terbangun lagi pagi hari, tidak ada apapun lagi, hanya mimpi. Lagi pula orang yang sudah meninggal takkan hidup kembali.

Aku berjalan keluar kamar, ku lihat Bu Arsih sedang bersiap, sangat rapih, pagi hari, mungkin ke Gereja.

Lalu aku mengetuk pintu kamar Eryn, tidak ada jawaban sama sekali. Akupun panik, aku membuka paksa pintu kamarnya, lalu menerobos masuk. .
Semua berantakan, seolah ada gempa atau perampokan. Aku juga melihat tanda salib terbalik di kamar Eryn. Aku terus mencari keberadaan Eryn, ternyata Ia bersembunyi di dalam lemari.

Sontak saja Eryn memelukku, erat sekali. Ia tak dapat lagi berbicara, Ia hanya mampu menangis terisak saja.

Dan saat ku lihat, muncul tanda aneh dileher Eryn. Tanda x yang seperti dari semacam besi dan bukan tato.

Selang Ia sudah tenang, aku bertanya keadaannya, Ia hanya menggeleng kepala.

Sepertinya Ia masih shok, entah apa yang terjadi dengannya. Seperti habis melihat hantu saja.

Aku turun ke lantai dua. Iseng, aku mengintip kamar Bu Arsih. Cukup gelap dan hanya ada lilin yang padam. Sebuah Alkitab yang ku temui namun berbeda sekali dengan yang pernah ku ketahui.

" Renyta, sedang apa kamu dikamar saya?" Bu Arsih mendadak muncul.

Aku terkejut sekali, jantungku berdegup seolah mau copot, ditambah aku takut sekali Bu Arsih marah kepada saya.

" Ibu, sa... sa.. saya hanya ingin meminta izin untuk menginap dirumah teman saya, tapi aku lihat kamar ibu terbuka jadi saya masuk, kirain ada ibu!" Syukurlah ada alasan untuk membuat saya merasa aman.

" oh gitu aja! Baiklah kamu boleh pergi!" Jawaban Bu Arsih yang masih nampak heran.

......
Rumah Jeny,
Jeny adalah rekan kerjaku dikantor, Ia tinggal dengan paman dan bibinya yang sangat religius. Kebetulan Paman Jenn sapaan akrabnya ada juga yang seorang pastor.
Aku menginap dirumah Jenn karena ada pekerjaan yang mengharuskan kami untuk lembur, kebetulan rumah Jenn lebih dekat dengan kantor, jadi Ia mengizinkanku untuk menginap di rumahnya.

" Jenn adem ya tinggal disini!" Basa-basiku sehabis mandi.

" Sama aja lah Ren, rumah pada umumnya, banyak juga kurangnya, tempatmu malah lebih bagus, tiga lantai pula, rumahku mah apa?" Jawab Jenn merendah.

" Tapi bener kok Jenn, disini tuh adem terus orang-orangnya baik, frendly lah coba loe dirumah gue, tegang terus" aku berusaha menjabarkan keadaanku.

" biasa kali Ren, namanya rumah pasti ada aja masalah" terang Jenny memang mengademkan walaupun hal itu belum membuatku setenang itu.

Yang sebenarnya banyak pertanyaan yang pengen aku ceritain tapi mungkin belum saatnya.

Aku pulang kembali, aku melihat Eryn yang nampak lemas berjalan masuk.
" Ryn, kenapa loe?" Aku bertanya heran.

Lalu nampak Andra dengan tatapan tajam kepada Eryn yang seolah ingin menerkam.
" Kenapa loe Dra, Ini Eryn bukan orang lain" terangku sedikit takut dengan Andra.

Ibu muncul dari kamar dan langsung merangkul Kyerin dengan pelukan mesra.

" selamat datang anakku!" Bu arsih yang membuatku amat bingung.

Pertama adalah keadaan Kyerin, sikap Bu Arsih dan kemarahan Andra.
Sampai akhirnya Eryn masuk kamar dan Andra berteriak Iblis, jelas sekali. Lalu Ia membawa koper dan pergi seolah ingin kabur dari rumah.

Aku kembali menemui Bu Arsih, namun Ia cu

Masuk rumah Aliran sesatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang