Ready?
.
Goo!
.
⏸️
"Aku sedang sakit. Tapi, jangan khawatir. Bekerjalah dengan baik tanpa memikirkan kondisiku. Percayalah! Aku mampu mengurus diriku sendiri, Sayang!"
Helaan nafas terdengar dari seorang gadis 24 tahun bermata Coklat yang baru saja selesai menyerahkan dua porsi pasta pesanan pelanggan kepada seorang pelayan. Suasana hatinya mendadak buruk meski hari yang sibuk baru saja dimulai. Rasanya tak tenang saat tahu bahwa sang pujaan hati ternyata sedang sakit hingga tak masuk kerja hari ini.
"Chaeyoung, ada apa?" tegur kepala koki saat melihat salah satu bawahannya yang bertugas sebagai Saute chef atau koki khusus yang menangani saus pelengkap nampak melamun.
Meski dapur belum terlalu sibuk karena baru saja restoran buka, namun sang kepala koki tetap saja merasa asing mendapati pemandangan didepannya. Seorang Park Chaeyoung melamun di jam kerja? Yang benar saja. Itu bukan karakter Chaeyoung sama sekali.
Sejauh yang kepala koki tahu, Park Chaeyoung adalah sosok paling bersemangat. Sosok paling menggebu-gebu bahkan nyaris tak mengenal lelah. Bahkan, Chaeyoung adalah kesayangan semua orang karena selalu mampu menyebar energi positif kepada setiap orang.
"Tidak ada apa-apa, Chef," jawab Chaeyoung tersenyum. Ponsel yang sedari tadi menjadi fokusnya lekas ia masukkan kembali ke dalam saku celana.
"Apa ada masalah? Atau ada sesuatu yang sedang terjadi?"
Chaeyoung menggeleng. Mencoba berbohong namun sepertinya raut wajahnya tak mampu diajak bekerjasama.
"Kau ingin izin pulang?"
"Bolehkah?" Tanpa sadar, Chaeyoung menyahut penuh semangat. Jujur saja, jika diizinkan, dia hanya akan izin selama dua jam saja. Sekadar untuk menengok tunangannyanya dan membawakan makanan serta obat saja. Setelah itu, ia akan kembali bekerja bahkan rela lembur sekalipun.
Sang kepala koki tertawa melihat reaksi polos Chaeyoung. Beginilah gadis yang ia kenal. Selalu blak-blakan mengenai keinginan dan perasaannya.
"Maaf, Chef!" Menyadari dirinya terlalu bersemangat, Chaeyoung segera mengutarakan permintaan maaf.
"Santai saja! Jika ingin izin pulang, silahkan saja! Tapi, selesaikan dulu 4 pesanan yang sedang mengantre itu," tutur kepala koki sambil menunjuk 4 kertas berisi pesanan yang ditempel di depan tempat penerimaan pesanan.
"Siap, Chef!" sahut Chaeyoung sambil memberi hormat pada kepala Koki. Pria yang disebut Chef itu hanya tertawa lebar. Menaikkan kedua jempolnya sebelum berlalu mengawasi pekerjaan chef yang lain.
Penuh dedikasi, Chaeyoung mulai memasak saus spaghetti dan lekas menyajikannya dengan sempurna. Meski tak sabar lagi untuk memberi kejutan kepada Doyoung, namun Chaeyoung tetap berusaha fokus dan memastikan bahwa rasa masakan yang ia sajikan kepada pelanggan tetap terasa lezat dan menggugah selera. Bahkan, Kepala koki pun selalu memuji saus buatan Chaeyoung.
.
.
.
Sampai di flat milik Doyoung, Chaeyoung masuk begitu saja karena pintu yang memang tak pernah dikunci Doyoung jika sedang berada di tempat.
Senyum Chaeyoung mengembang sambil melihat makanan yang ia bawa didalam sebuah plastik yang ia tenteng. Namun, Chaeyoung berhenti tepat didepan kamar Doyoung saat melihat lelaki itu sedang bertukar peluh dengan seorang wanita yang begitu Chaeyoung kenal.
"Ah...Ah...Ah...,******** liar itu memenuhi Indra pendengaran Chaeyoung. Gadis itu bahkan nyaris memuntahkan isi perutnya saking jijiknya.
Park Sooyoung, sahabat baik Chaeyoung adalah wanita yang sedang bersama Doyoung. Tanpa pikir panjang, makanan yang dibawa Chaeyoung dilempar dengan keras ke arah dua manusia yang hanya tertutup sehelai selimut tipis itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Become a princess [Transmigrasi]
FantasyPark Chaeyoung yang baru saja menemukan sang tunangan bersama sahabat baiknya tengah berselingkuh, kembali pulang ke rumah dengan perasaan yang hancur. Diperjalanan, seorang Nenek tua menawarinya membeli sebuah novel tua bersampul hijau yang terliha...