4.insiden di ibukota

46 9 2
                                    

Rose a

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rose a.k.a Chaeyoung diam sepanjang perjalanan sambil terus berusaha menguatkan hati yang terasa begitu terluka. Sedikit banyak, gadis itu mulai mengerti bahwa tubuh yang saat ini ia miliki, bukanlah sepenuhnya menjadi haknya. Ada dua jiwa yang seolah bercampur menjadi satu. Jiwa miliknya sendiri, dan juga jiwa milik Arie Rosé the emerald. Sang Putri sesungguhnya dalam dunia paralel ini.

Rose sepenuhnya menyadari bahwa rasa sakit karena Kaisar Sean yang tak melepas kepergiannya adalah emosi milik Arie Rosé the emerald. la menyadari bahwa pemilik tubuh asli dari raganya ini, pasti sangat merindukan sosok Ayahnya yang memang sejak dilahirkan sampai sekarang tak pernah sekalipun berbicara bahkan sekadar menemuinya.

"Jangan cengeng, Rosé. Kau harus bisa kuat agar mampu memikirkan jalan keluar dari dunia aneh ini," ujarnya bermonolog sambil menghapus sisa airmatanya.

Banyak yang harus dia pikirkan selain perasaan Arie Rosé the Emerald. Ia harus memikirkan cara memperpanjang umur serta cara untuk keluar dari dunia novel ini. Bahkan, jika memikirkan segala penyebab dia memasuki dunia aneh tersebut, Chaeyoung mulai menyesali semua kebaikannya kepada Nenek penjual buku itu. Andai dia tak iba. Andai rasa kasihan mampu ia kesampingkan, maka mungkin saja saat ini dia masih berada di dapur restoran sibuk membuat saus. Bukan malah di tempat ini dan sibuk memikirkan cara agar tak mati muda.

Tok! Tok! Tok!

Terdengar ketukan di jendela kereta kuda. Rosé sedikit tersentak dan gegas membuka jendela tersebut. Tak dapat ia sembunyikan raut terkejutnya kala Kaisar Claude muncul disana dengan ekspresi datarnya yang tertutup topeng.

"Tidurlah! Kau pasti lelah. Perjalanan kita masih panjang," titah pria aneh yang kelak akan menjadi malaikat mautnya itu.

Membayangkan adegan kepalanya di penggal seperti dalam kisah, Rosé langsung bergidik. Leher jenjangnya ia pegang secara reflek dan lekas menutup kembali jendela tanpa peduli bahwa sang Kaisar masih berada disana.

Sementara itu, Kaisar Claude yang seumur hidup baru kali ini diperlakukan seperti itu oleh seseorang, masih mematung dalam diam. Ksatria Bennett yang melihat semua adegan itu diam-diam tertawa kecil. Lucu sekali menyaksikan ekspresi Sang Kaisar sekaligus sepupunya yang sangat mirip orang ditolak cinta itu.

*
*
*

Menempuh perjalanan kurang lebih 8 jam dengan kereta kuda, Rosé dan rombongan Kaisar Claude akhirnya tiba di kerajaan Barat. Tepatnya, di kota Bern. Kota terbesar yang menjadi pusat pemerintahan dan perdagangan di Kerajaan adikuasa itu.

Rosé yang sempat tertidur beberapa jam didalam kereta sebenarnya masih sangat mengantuk. Namun, hiruk pikuk keramaian Ibukota yang baru saja memulai hari mengusik pendengaran gadis bermata coklat itu. Apalagi, saat menyadari bahwa kereta mulai melaju pelan karena sedang melewati pasar, Rosé makin antusias untuk melongokkan kepala memperhatikan pemandangan menyenangkan yang ada disekitar.

Become a princess [Transmigrasi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang