Pingsan 2🔞

361 29 18
                                    

Seminggu sudah terlewati dan hari ini Renjun memutuskan untuk pulang. Keadaannya sudah lebih baik dari seminggu yang lalu, walaupun pinggang nya masih terasa nyeri, tapi lebih baik dirinya segera pulang.

Renjun membuka pintu rumah dan terkejut karena berpapasan dengan Guanlin yang sepertinya akan berangkat kuliah.

"Dari mana saja kau jalang hah? berapa pria yang kau layani seminggu ini hm? Cih. Menyingkir!!"

Guanlin menabrak bahu Renjun membuat Renjun sedikit oleng dan hampir terjatuh. Guanlin melihat itu bergumam lemah. Renjun hanya menghela nafas lalu masuk ke dalam mansion. Ia pulang sendiri padahal tadi Haechan sudah menawarkan akan mengantar nya.

Renjun tidak mau merepotkan sahabat nya itu lagi, karena ia rasa sudah cukup bantuan yang di berikan Haechan seminggu terakhir ketika dirinya berada di rumah nyonya Jung itu.

"Sayang? kau sudah pulang? kenapa tidak mengabari gege untuk menjemput mu?"

Renjun tersentak ketika mendapatkan pelukan tiba tiba dari Wangji. Namun Renjun membalas pelukan itu.

"Kalau aku bisa kenapa harus meminta bantuan gehe huh? aku sudah dewasa ge."

"Hahaha iya. Oh ya, sudah sarapan?" tanya Wangji.

"Sudah ge. Gege akan berangkat ke kantor kan? Sana. Nanti siang aku ke kantor gege untuk membawakan makan siang"

"Manis nya istri ku. Baiklah sampai bertemu nanti siang sayang"

Wangji mencium kening Renjun lalu berangkat bekerja. Renjun lagi lagi menghela nafas lalu naik ke kamar nya untuk beristirahat. Jam makan siang masih sangat lama, lebih baik dirinya tidur.





*****





Renjun menatap bangunan tinggi di hadapan nya, ada rasa rindu ketika ia menatap perusahaan suami nya itu. Di sini lah dulu Renjun bekerja mencari uang untuk kebutuhan hidup nya di Korea.

Lalu keberuntungan berada di pihak nya ketika sang bos jatuh cinta padanya. Sampai akhirnya dapat menikah seperti sekarang ini, sayang nya pernikahan ini tak sesuai dengan harapannya.

"Wow lihat! ada jalang di sini"

Renjun menoleh dan melihat seorang karyawan menghina nya secara terang terangan.

"Hei! bagaimana jika dia mengadu pada bos? dia nyonya perusahaan sekarang" kata karyawan lain.

"Cih! dasar pelakor! pembunuh!!"

Setelah menghina Renjun, karyawan-karyawan itu pergi sembari tertawa lepas. Renjun tidak berniat mengadukan itu pada suami nya, untuk apa juga?. Itu tidak salah kok.

Renjun langsung saja pergi ke ruangan CEO, tidak perduli dengan tatapan sinis dari para karyawan yang ia lewati. Saat akan membuka pintu ruangan CEO, pintu tersebut lebih dulu terbuka dan menampilkan Guanlin yang terlihat marah.

"Ad—"

"Menyingkir!! dasar jalang!!"

"Awwhh" Renjun meringis karena lagi lagi di tabrak oleh Guanlin.

Ketika dirinya masuk, Wangji terlihat memijit pelipis nya. Pasti habis bertengkar dengan Guanlin, pikir nya.

"Ge..." panggil Renjun.

Otomatis Wangji tersenyum pada sang istri, di balas juga oleh Renjun. Wangji mengisyaratkan istri manis nya itu untuk duduk di pangkuannya. Renjun menurut, lalu Wangji memeluk tubuh kecil istrinya itu.

"Ge ada apa?"

"Biarkan njun, gege hanya ingin meredakan amarah gege"

Renjun mengangguk, ia mengelus surat hitam suami nya itu yang sedikit ada uban di dalam nya. Padahal Wangji itu baru berusia 40 tahun, mungkin efek rumit nya pekerjaan kantor, jadi penuaan terjadi lebih cepat.

Revenge [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang