OO1. Demam

236 19 3
                                    


1620 words.

── · · · ✦ ── · · · ✦ ──

"Kok bisa putus?" Tanya Shellyna ke gadis dihadapannya yang sedari tadi menenggelamkan wajahnya dilengannya yang ia tumpuk diatas meja.

"Dia bilang gini sih..." Gadis itu memberikan handphone nya yang menampilkan chat nya dengan sang mantan pacar kepada sahabatnya itu. Shellyna mengambil handphone dari sang sahabat dan membaca chat tersebut.

Ex🖤

| Wilona
| Maaf ya, kita putus aja
| Pacaran kita terlalu monoton, kelihatan
banget ga bakal awet
| Sekali lagi maaf

Ihhh gamau. |

Aku sayang sama kamu :'((( |


| Maaf banget
| Tapi menurut gue mending putus aja
| Makasih

Shellyna agak meringis membaca chat antara sahabatnya dan mantan pacarnya. Jujur saja, itu sangat alay menurut Shellyna. Ia lalu mengembalikan handphone sahabatnya itu.

"Yaudah sih, Wil, dia kelihatan ga peduli juga. Kelihatan banget dari typing-nya." Ucap Shellyna mencoba menenangkan Wilona. Namun, bukannya tenang, ia justru menangis.

"Haduh Tuhan, cobaan apa iniii!? Mana masih di kafe..." Keluh Shellyna dalam hati.

Ia lalu menepuk-nepuk bahu sang sahabat agar tenang, sembari terus mengucapkan kata-kata supaya sang sahabatnya itu tidak melakukan hal-hal yang paling anti oleh setiap sahabat yang sahabatnya baru putus cinta. Iya, gamon. Namun, sepertinya itu percuma saja. Ingin rasanya Shellyna meninggalkan Wilona, namun tidak tega. Selain itu, posisi mereka juga di kafe lagi, nanti apa tanggapan orang-orang terhadap Shellyna!?

"Wilona jangan nangis, nanti Shelly beliin permen ya?" Mendengar itu, Wilona malah meneleweng Shellyna. Shellyna bingung, dimana letak kesalahannya?

"Lo kata gue bocil!? Udah ah, gue mau pulang aja!" Ucap gadis itu yang kini make up-nya sudah luntur. Ingin Shellyna bilang kalau make up-nya luntur, tapi kalau dipikir-pikir... Gausah deh.

Bukannya pengen buat Wilona malu, tapi Shellyna tau bagaimana respon dari sang sahabat jika sedang dikondisi seperti ini. Shellyna hanya menggeleng lalu memakan sisa strawberry cake milik Wilona yang masih setengah. Katanya sayang kalau dibuang.

Kue aja sayang kalau dibuang, apalagi ayang?

Tapi sayang, walau Shellyna yang terhitung spek bidadari di sekolahnya, ia masih single. Entah mengapa tidak ada satupun yang berani menyatakan perasaannya pada Shellyna. Mereka semua hanya menyukai gadis itu dalam diam. Kalau kata Lizzara anak kelasnya waktu dikelas 11 yang udah pindah mah, gara-gara minder waktu lihat keluarga Shellyna yang isinya berlian semua.

"Oh iya, gue kan pengen beli keperluan buat besok sekolah, ngapain nyasar sampe kafe coba?" Monolog Shellyna lalu melamun sebentar.

"Oh iya! Diajak ketemuan sama Wilona deng." Gadis itu memukul kepalanya pelan. Lalu dengan cepat ia memakan sisa makanan dan meminum minuman miliknya dan juga Wilona. Iya, sayang jika dibuang. Sama aja buang-buang uang kalau kata Mama Anastasya.

***

Sehabis selesai menghabiskan sisa makanan dan minuman disana, Shellyna pergi ke Gramedia. Kalau untuk sesuai yang ia bilang tadi, kalian salah!

Sesampainya disana, Shellyna malah nyari novel hasil terbitan dari au atau cerita dunia oren favoritnya. Akhirnya uangnya habis dibuat beli itu doang. Buku tulis? Minta Kak Martha dong, mwehehehe. Itulah fungsi mempunyai kakak, apalagi modelan Martha yang baik banget. Tapi kalau habis didoain supaya jodoh sama yang namanya Rajendra, anak sejurusannya.

Asmaraloka Remaja Ft. 04L (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang