•
•
•
Hari pertama, minggu pertama, bulan pertama, bahkan sampai tahun pertama. [Name] tak pernah bosan pergi ke pantai mana pun hanya untuk duduk mengobrol banyak hal dengan sesosok Siren bernama Vyn. Keduanya banyak berbagi cerita, walau tak pernah saling menunjukkan lingkungan kehidupan mereka masing-masing, tetapi mereka sudah merasa sangat akrab satu sama lain.
"Apa yang kamu lakukan di sini?"-Vyn
Lelaki itu bertanya saat tahu bahwa dirinya dipanggil tidak pada tempat biasanya.
"Liburan. Yah, setidaknya aku sudah merencanakan bagaimana aku bisa liburan dan tetap pergi ke pantai"-[Name]
"Kau tidak harus selalu bertemu denganku, kau tahu?"-Vyn
"Ya... Aku tahu, tapi tidak ada seseorang yang bisa diajak berbicara seasyik dirimu. Toh, aku tak masalah harus pergi ke pantai setiap harinya. Aku bukan orang yang membenci pantai"-[Name]
Mendengar itu, Vyn tertawa kecil.
"Kupastikan kamu memiliki rencana untuk membeli atau membangun rumah di dekat pantai?"-Vyn
[Name] menoleh dengan tatapan tak percayanya.
"Tidak mungkin.... Apa selama ini kamu bisa membaca pikiranku?!"-[Name]
"Oh? Tidak. Siren biasanya hanya bisa menghapus dan mengacaukan pikiran manusia"-Vyn
[Name] menghela napas panjang. Ia memang sedang mencoba bagaimana caranya agar ia bisa berada dan tinggal di dekat pantai.
"Omong-omong, bagaimana orang-orang di Desa Vanniasc?"-[Name]
"Tidak ada yang berubah, mereka masih sama"-Vyn
Sang gadis mengangguk paham. Siren akan memangsa penduduk desa itu dan membawa pergi mereka yang tidak mendapat keadilan. Awalnya [Name] bingung bagaimana bisa penduduk desa tidak menyadari adanya warga yang hilang. Vyn sendiri hanya menjelaskan bahwa salah satu Siren ada dan menyamar di antara para penduduk, membantu menghapus ingatan mereka tentang orang-orang yang sudah dihabisi oleh para Siren.
Yang diketahui oleh penduduk Desa Vanniasc adalah, mereka hanya harus memberikan tumbal ketika diminta pada Siren sebagai utang yang harus dibayarkan. Dan jika mereka menyebarkan eksistensi para Siren, maka Desa Vanniasc akan habis tak bersisa.
"Siren menyamar sebagai manusia?"-[Name]
"Ya"-Vyn
"Bukankah hari itu kamu bilang kalau Siren tidak bisa hidup di daratan?"-[Name]
Vyn terdiam sejenak, ingat bahwa ia pernah menceritakan dua makhluk serupa namun berbeda yang tinggal di kedalaman laut. Siren dan Duyung.
"Sebenarnya ada satu cara"-Vyn
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Siren [Vyn Richter x Reader]
Fanfiction"Kau tahu? Itu bukan sesuatu yang seharusnya kamu tertawakan. Mereka juga manusia sepertimu"-Vyn "Setidaknya itu setimpal dengan perbuatan mereka pada kalian, bukan?" . . . ©Tears of Themis, HoYoverse