•
•
•
Baik leluhur maupun teman, kami para Siren mengetahui bahwa memiliki hubungan dengan para manusia adalah hal yang dilarang. Setelah hidup satu atau dua abad, aku mendengar banyak hal tentang manusia dari salah satu temanku. Dan dari semua yang aku ketahui, manusia tidak mudah untuk dipercaya, mereka bisa berkhianat kapan saja tanpa diduga-duga. Ditambah dengan perangai para penduduk Desa Vanniasc, aku juga setuju dengan pesan dari para leluhur Siren.
Tapi tidak dengan malam itu. Sewaktu aku pergi ke Pantai Nereus untuk menagih janji pada penghuni Vanniasc, mereka memberikan seorang gadis yang sangat aku tahu bukan berasal dari desa mereka. Lagi-lagi para iblis itu mengorbankan orang tak bersalah.
Jika yang datang bukan aku, mungkin temanku yang menggantikan akan murka dan membuat bencana. Namun gadis yang ditumbalkan penduduk itu bertemu denganku, dengan insting tajamku yang mengatakan bahwa dirinya berbeda dari para manusia lainnya. Bagiku... dia seperti bisa dipercaya lebih baik daripada yang lain.
Bagaimanapun juga, aku tetap mengantarnya ke tepi pantai lain yang jauh dari Desa Sampah itu, menyarankannya agar memulai kehidupan baru dengan identitas baru yang membuatnya cukup kebingungan namun tampak tak menolak.
Hari itu aku meninggalkannya yang tengah menghangatkan dirinya pada api unggun, tanpa menghapus ingatannya, dengan harapan bahwa apa yang aku pilih bukanlah kesalahan besar. Hanya dengan alasan instingku yang dengan kuat mengatakan bahwa gadis itu dapat dipercaya, itu adalah kali pertama aku membiarkan seseorang tetap mengingatku. Berharap sekecil mungkin bahwa ia bisa merubah pandangan manusia terhadap Siren.
Aku tahu ini salah, dan setelah aku pikirkan kembali, aku menyesal.
°•°•°•°
"Oh? Apa tujuanmu kemari?"-Vyn
Gadis itu tampak kesal, lalu menunjuk sesuatu. Dan tanpa dia sadari, gadis itu sudah menghancurkan ekspektasi burukku sendiri, dengan mencoba mendatangiku di sini.
Aku tidak tahu bagaimana bodohnya dia bisa berpikiran bahwa aku akan kembali ke pantai ini setelah pertemuan terakhir kami pada enam bulan lalu. Tapi, aku menghargai niatnya.
"Setidaknya lihat itu sebelum kembali!"
Aku melirik pada sebuket bunga berwarna merah yang telah layu, berada tak jauh dari batang pohon yang patah. Itu darinya? Dia ini bodoh atau bagaimana?
"Kubawa pun, bunga itu tak akan bisa hidup di dalam air"-Vyn
"Aku tahu! Tapi setidaknya apresiasi sedikit kalau aku sedang berterima kasih!"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Tale of Siren [Vyn Richter x Reader]
Fanfiction"Kau tahu? Itu bukan sesuatu yang seharusnya kamu tertawakan. Mereka juga manusia sepertimu"-Vyn "Setidaknya itu setimpal dengan perbuatan mereka pada kalian, bukan?" . . . ©Tears of Themis, HoYoverse