BAB 1 💮

8 3 0
                                    

"Serennnnnnnn, bangun nak udah jam 6 nanti kamu kesiangan" gedoran pintu dan teriakan dari wanita paru baya itu telah mengusik kenyamanan gadis yang sedang meringkuk nyaman diatas kasur kesayangannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Serennnnnnnn, bangun nak udah jam 6 nanti kamu kesiangan" gedoran pintu dan teriakan dari wanita paru baya itu telah mengusik kenyamanan gadis yang sedang meringkuk nyaman diatas kasur kesayangannya.

"Iyaa ma, ini seren bangun" seren yang masih setengah sadar mengerjabkan matanya untuk mengumpulkan nyawa, setelah dirasa dia sudah sadar barulah ia bergegas pergi ke kamar mandi.

Seperti rutinitas biasa Seren ketika pagi dia bersiap siap untuk bersekolah. Ketika sudah siap barulah dia turun kebawah untuk sarapan bersama orang tuanya.

"Pagi ma, pa" ujar Seren sambil menarik kursi di sebelah papanya lantas menduduk kan diri dan ikut makan bersama.

Beberapa menit kemudian Seren sudah usai dengan sarapannya, ia berpamitan menyalami kedua orang tuanya.

"Ma, pa, Seren berangkat dulu Assalamualaikum"

"Waalaikumsalam, hati hati nak belajar yang rajin" ucap sang mama sembari berteriak karena Seren sudah melangkah jauh.

Tak terasa 15 menit waktu yang dibutuhkan Seren untuk sampai ke sekolah, Seren selalu diantar oleh supirnya ketika sekolah karena papa Seren tidak mengizinkan Seren ke sekolah mengendarai mobilnya sendiri.

Seren melangkah santai menuju kelasnya yang berada di lantai dua, sesampainya di kelas 12 IPS 1 ia sudah disambut dengan suara cempreng Dara.

"Serennnnn astaga gua kangen banget sama lo" Seren terlonjak kaget dengan Dara yang tiba-tiba memeluknya.

"Apaan sih lo alay banget deh, orang baru dua hari ga ketemu juga" Seren melepaskan pelukan Dara dan duduk dibangku sebelah Dara. Seren memang tidak masuk selama dua hari, dia izin ke rumah neneknya yang ada di Malang karena omnya menikah.

"Iya nih alay lo" timpal Aksa yang langsung mendapatkan tatapan horor dari Dara.

"Apa lo kecebong bilang aja lu iri ga bisa peluk Seren"

"Lo kalo ngomong jangan suka bener dah"

"Udah udah kalian apaan sih pagi-pagi udah berantem" ucap Arvin yang sudah jengah melihat berdebatan keduanya, dia kemudian menatap ke arah Seren.

"Pagi Serena cantik" kata Arvin sembari mengusap rambut Seren lembut. Tolong deh Vin jangan kaya gini jantung gua copot pasti ga mau tanggung jawabkan lo, batin Seren.

"Pagi, tangan lo!" Peringat Seren.

"Oke oke gitu aja ngambek" kemudian Arvin duduk manis di bangkunya setelah menjaili Seren.

Barra yang memang paling irit bicara hanya melihat kelakuan sahabat nya dengan tatapan malas, setiap hari dia harus melihat sikap aneh mereka berempat. Tapi mau bagaimana lagi itu memang sifat mereka yang membuat kelima orang tersebut bersahabat.

Tak berselang lama jam masukpun berbunyi, mata pelajaran pertama diisi oleh Pak Hudin guru pelajaran sejarah, pelajaran sejarah memang paling membosankan terlihat dari Dara yang dari tadi menguap tak terhitung berapa kali. Setelah dua jam waktu yang mereka lalui akhirnya Pak Hudin pamit untuk mengakhiri pelajaran hari ini.

Kemudian jam berikutnya diteruskan oleh Bu Rina, guru mata pelajaran ekonomi yang centil.

"Assalamualaikum, selamat siang anak anak" ucap Bu Rina sembari duduk di kursi guru yang ada di depan.

"Waalaikumsalam, selamat siang juga Bu" jawab murid kelas 12 IPS 1 serempak.

"Baik kita lanjutkan pelajaran yang kemarin, buka paket kalian halaman 103". Semua murid di kelas itu segera membuka buku paket mereka, Bu Rina memang lah cantik dengan tubuh yang proporsional tetapi sikap centilnya terhadap siswa tampan yang kadang membuat mereka jengah.

"Arvin sama Barra makin ganteng aja hari ini" goda Bu Rani menatap Arvin. Sorakan para murid terdengar riuh karena ucapan guru mereka itu.

"Bu saya gimana? Saya kan ga kalah ganteng dari mereka berdua" timpal Aska tak trima karena dia tidak dipuji sang guru, padahal kedua temannya di puji.

"Aska sebenarnya kamu ganteng cuman kalau diliat dari puncak everest". Semua murid langsung tertawa mendengarnya.

"Dari gunung Everest aja ganteng bu, apalagi dari deket" ucap Aska dengan mengkerlingkan matanya.

"Mimpi kamu ! Sudah sekarang ayo lanjutkan pelajaran kita". Setelah semua fokus pada pelajaran Bu Rani.

Kelas IPS 1 merupakan kelas unggulan di SMA Gemilang, kalau kalian pikir jika kelas unggulan akan tenang dan damai, kalian salah besar. Kelas IPS 1 memang kelas unggulan tetapi murid didalam kelas ini adalah murid yang lumayan nakal dan berisik, tapi hal ini tidak membuat mereka meremahkan nilai, mereka bisa membedakan mana waktu serius serta mana waktu untuk main.


Serena Afsheen

Arvin Adhitama

Arvin Adhitama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang