BAB 2 💮

7 3 0
                                    

Jam pulang telah berbunyi, semua siswa siswi berbondong-bondong meninggalkan kelas mereka untuk pulang ke rumah, tak terkecuali dengan lima sahabat ini yang tengah merapikan barang mereka dan memasukkannya ke dalam tas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jam pulang telah berbunyi, semua siswa siswi berbondong-bondong meninggalkan kelas mereka untuk pulang ke rumah, tak terkecuali dengan lima sahabat ini yang tengah merapikan barang mereka dan memasukkannya ke dalam tas.

"Ren, lu sehabis pulang sekolah mau kemana?" Tanya Dara sembari memasukkan barangnya ke dalam tas.

"Ga kemana mana paling cuman rebahan nonton drakor, kenapa?"

"Jalan yuk, gua bosen di rumah mulu kita ngemall"

"Lo mau pergi ga ngajak kita bertiga nih?" Timpal Aska tak trima.

"Lo terlalu berisik" sungut Dara.

"Udah ga waras nih lampir"

"Apa lo kecebong"

Aska kemudian mendekati Seren dan merangkul pundaknya sembari berkata "Ren ajak gua juga dong lo kan baik ga kaya Dara"

"Lo ngatain gua ga baik?" Dara tak trima dirinya dibilang seperti itu oleh makhluk yang bernama Aska.

"Lo baik Dar, cuman masih baikan Seren" kekeh Aska.

"Itu tangan ga usah pegang-pegang bisa !" Peringat Arvin ditengah berdebatan Dara dan Aska dengan melepaskan tangan Aska yang bertengger manis di pundak Seren.

"Kalau cemburu tuh bilang bro" ucap Aska

"Gua udah punya pacar kalau lo lupa"

"Arvinnnnnnnnnnn, pulang bareng yuk sayang" tiba-tiba datanglah seorang gadis cantik dengan rambut panjang hitam sebahu dan memiliki lesung pipit, warna kulit seputih susu nampak cantik dan manis. Dia menggandeng tangan Arvin dan bergelayut manja disana, dia Ciara Basafa gadis cantik yang merupakan pacar dari Arvin Adhitama. Arvin dan Ciara sudah berpacaran sekitar 1 tahun terhitung semenjak arvin duduk di kelas 11.

Perkenalan mereka diawali dengan Ciara yang menolong Arvin yang kala itu tengah kehabisan bensin, dari situlah kedekatan mereka terjalin sampai sekarang menjadi sepasang kekasih. Arvin dan Ciara nambak serasi karena mereka sama sama memiliki wajah diatas rata-rata.

"Panjang umur, baru juga diomongin" Dara melirik tajam pada Ciara.

"Lo kenapa sih? Ga suka kalau gua pacaran sama Arvin?" Timpal Ciara tak trima ditatap seperti itu oleh Adara.

"Kalau ga suka kenapa?"

"Dara udah !" Serena mendekati sahabatnya Adara dan mengelus tangannya pelan agar tak melanjutkan ucapannya.

"Yee Seren jangan dipisah dong biarin aja lagi seru nih" suara yang menyebalkan itu datang dari Aska yang langsung dihadiahi tatapan tajam dari Arvin. Dara tetaplah Dara jika dia tidak menyukai seseorang dia akan terus menghujani orang tersebut dengan kata-kata pedasnya.

"Seren ayo pulang"

Barra yang sedari tadi hanya diam memperhatikan akhirnya bertindak karena dia melihat wajah Seren di tekuk dari awal masuknya Ciara ditengah-tengah mereka. Barra menggenggam tangan Seren kemudian menuntunnya ke parkiran siswa meninggalkan yang lain di kelas.

Sesampainya diparkiran dan menemukan motor besar kesayangannya, Barra melepaskan genggamannya lantas bertanya kepada Seren.

"Lo mau pulang bareng? Atau nunggu jemputan?"

"Gua bareng lo aja boleh?"

"Boleh lah kenapa engga" jawab Barra mengusak rambut Seren gemas, semua itu tak luput dari pandangan Arvin dari mulai di kelas tadi dimana Barra menggenggam jemari Seren kemudia sekarang diparkiran Barra tengah memakaikan helm kepada Seren.

Arvin dan kedua temannya tak terlupakan kekasihnya setelah Barra meninggalkan kelas bersama Seren, mereka semua bergegas menyusul ke parkiran sekolah.

"Gua duluan" ucap Barra ketika melihat mereka sudah dekat, Barra segera melajukan motornya dengan Seren yang ada didalam boncengannya.

"Anjay kalau gini terus mereka berdua bisa jadian tuh" celutuk Aska.

"Kali ini gua setuju sama lo, Barra sempurna buat Seren" imbuh Dara yang langsung duduk di jok belakang motor Barra.

"Setuju sih setuju tapi ga jadi beban juga lo"

"Nebengin temen apa susahnya sih ! Tuh liat Barra ga banyak bacot"

"Lah itu kan Barra yang nawarin terus gua ga ada nawarin lo tuh"

"Heh cebong kapan lagi lo berbuat baik, inget dosa lo udah banyak"

"Anjing udah nebeng banyak gaya lo"

"Diem ! Mending kita jalan !" Akhirnya Aska pun memilih mengalah dan melajukan motornya bersama Adara yang ada di jok belakang.

Sedangkan Arvin dengan pikirannya masih melalang buana, kenapa dia kesal ketika melihat Barra menggandeng tangan Seren padahal mereka sahabat sama seperti dia. Arvin terkadang juga melakukan hal yang sama, menggandeng, merangkul dan memeluk Seren tapi hanya Seren yang dia perlakukan seperti itu tidak dengan Adara yang notabene nya sama-sama perempuan seperti Serena.

"Sayang kita jadi pulang ga?" ucapan Ciara yang ada disampingnya membangunkan Arvin dari lamunan.

Arvin dan Ciara tak berselang lama meninggal kan parkiran sekolah, Arvin akan mengantarkan Ciara terlebih dahulu lalau dia pergi ke rumah Seren, entah kenapa dia ingin menemui gadis manis itu.




Hai balik lagi nih ke cerita Serena dan Arvin.

Kalau kalian pilih Serena Barra atau Serena Arvin?

Kalau kalian pilih Serena Barra atau Serena Arvin?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHADOWTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang