Ditengah hiruk pikuknya jalanan dan lampu kendaraan yang saling bersautan, seorang gadis tengah berjalan menunduk menapakkan kaki di trotoar, pikiran yang berkelana entah kemana mengantarkan sepi dan dingin yang tengah dia rasakan.
"Vin apa gua harus berhenti suka sama lu ya?"
Air mata yang dia tahan pada akhirnya meleleh, dia tau rasanya salah. Arvin Adhitama tidak akan pernah melihat ke arahnya tapi apa boleh dia berharap jika suatu hari nanti sahabatnya itu akan melihat kearahnya.
Berita yang Serena dengar dua minggu yang lalu telah mengantarkan sepucuk harapan dihatinya, Arvin sang pujaan hati telah usai dengan kekasihnya, itu yang Serena dengar dari Barra. Kata Barra Arvin lah yang menyudahi karena akhir-akhir ini terjadi cekcok diantara keduanya dan memang hubungan keduanya sudah tidak bisa diselamatkan.
Serena berhenti di halte dan duduk di halte tersebut, dia menelisik jauh mengamati kendaraan yang berlalu lalang. Tak terasa dia telah duduk termenung hampir satu jam.
Tin tin...
Suara klakson motor yang cukup nyaring terdengar di telinga Serena mengembalikan kesadarannya.
"Woi bawel kenapa lo diem disitu sendiri" sang pemuda itu mendekat ke arah Serena.
"Arvin ?! Kok bisa lo disini ?"
"Makanya jangan ngelamun mulu lo, kesambet baru tau rasa" arvin menjitak kening Serena
"Sakit tau !"
"Pulang yuk udah malem gak baik anak gadis sendirian malem malem"
"Ntar aja, lo pulang aja dulu"
"Gak ada penolakan sih" Arvin menyeret tangan Serena dan memasangkan helm cadangan ke kepala Serena.
Motor Arvin membelah jalan ibu kota, diperjalanan menuju rumah Serena mereka tak hentinya bercanda gurau. Setelah beberapa menit menempuh perjalanan akhirnya mereka sampai di rumah Serena.
"Ga mampir dulu vin?"
"Enggak, kapan kapan aja udah malem. Gua duluan ya"
"Iya hati hati"
Sang mentari telah bangun dari tidurnya begitupun dengan gadis cantik di sebuah kamar indahnya. Dia telah rapi dengan seragam sekolah nya.
"Morning semuaaaaaa"
"Morning sayang" jawab sang mama.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHADOW
Teen FictionIni kisahku tentang sebuah bayangan yang tidak bisa aku sentuh walaupun dia berada didekatku. Apakah aku dapat menggenggamnya atau hanya anganku saja?