gibah

2.2K 151 5
                                    


" Dia siapa? Ini pertama kali aku melihatnya..."

Kazuha menunjuk seseorang yang duduk sendiri di tengah keadaan ramai cafetaria. Mona yang menjadi teman makannya lantas menyipitkan mata untuk melihat lebih jelas siapa yang Kazuha maksud.

Kemudian setelah penglihatannya sinkron dengan Kazuha, Mona mendelik, sedikit terkaget dengan pertanyaan Kazuha, " oh, kau tak tahu ia siapa?"

Remaja laki-laki itu menggeleng.

" Itu Kunikuzushi, dia juga dari inazuma, loh. Sama denganmu. Apa kau benar-benar tak tahu? Sudah banyak gosip yang menyebar tentangnya karena track record-nya di Inazuma tidak baik." jelas mona.

" Ah, aku pernah dengar tentang Kunikuzushi... tapi, aku tak tahu wujudnya seperti itu. Lalu, gosip? Gosip seperti apa? Dan Mona... Aku sebelum menjadi mahasiswa di Akademia ini, aku tinggal di Liyue beberapa tahun..., jadi tidak begitu tahu tentang keadaan Inazuma selama itu. " Kazuha memberi pembelaan ketika ia sempat disinggung

Mona bertumpu tangan sebelum mulai bercerita, " Gosip bahwa ia adalah tersangka pembunuhan temannya. Tapi karena ibunya adalah pemimpin Inazuma saat ini, jadi ia tak dikenakan hukuman, lalu ia dibawa kemari, ke Sumeru. Katanya sih, ia seperti kena hukuman? Ia jadi mahasiswa di sini agar itikadnya bisa lebih baik. Selain itu, di Inazuma sana ia juga sering jadi gunjingan orang-orang." Mona menjeda, " Tapi lihat saja, bahkan sampai di sini pun, tidak ada yang menjadi temannya karena gossip tentangnya bahkan sampai sini. Kau juga Kazuha, harus jauh-jauh—"

" Kasihan dia..." Reaksi Kazuha lantas mendapatkan reaksi terkejut dari Mona, " kasihan??" Ulangnya.

Pria bersurai putih tersebut kemudian bangkit dari meja makan, tidak lupa juga ia menenteng nampan makanannya, " Mona, aku akan menghampirinya. Nanti Fischl dan Aether akan ke sini, makan dengan mereka saja." katanya dan segera berlalu tanpa menunggu sahutan dari Mona.

" Eh, tunggu- tapi—" Kazuha pun terlanjur berjalan menjauhinya, " ya sudahlah..." bisiknya sembari menghela nafas.


.


Kazuha pun meletakan nampannya tepat di sebelah makanan Kuni.

" Hai." Sapa Kazuha.

Dua detik menunggu, tiada sahutan.

" Aku di sini ya makannya." Kazuha melanjutkan perkataannya.

" Bangku yang masih kosong banyak, tidak perlu di sini." Ucap Kuni ketus, langsung saja Kazuha menangkap bahwa Kuni mengusirnya.

" Tapi aku ingin di sini. Sekalian juga kenalan. Hai, aku Kazuha Kaedehara, dari jurusan bahasa." Kazuha mengulurkan tangannya, namun niat tersebut hanya dipandang sebelah mata oleh Kuni. Si pemilik manik indigo tersebut segera menurunkan makanan yang ia hendak masukan ke dalam mulut. Lalu membalas, " tadi sepertinya kau sudah tahu namaku dari bergosip dengan temanmu di sana. Seharusnya kau sudah lebih tahu diriku siapa daripada diriku sendiri." Ungkap Kuni, yang penekanan kalimatnya tidak diduga sama sekali oleh Kazuha.

"Kau melihatnya?"

"Menuurutmuu....?"

Kazuha terdiam, kemudian tersenyum tipis, " menurutku, jika kau mengetahuinya, itu artinya kau peduli dengan keadaan di sekitarmu. Itu mengangetkanku, aku sempat mengira kau tidak sadar. Apabila aku sendiri kaget tentang fakta itu, bukankah artinya kau yang lebih tau tentang dirimu sendiri, wahai Kunikuzushi?" Kazuha melempar kembali kata-kata Kuni.

"Berisik." Sahut Kuni. Ia kembali fokus dengan makanannya.

" Mereka yang memperlakukanmu seperti ini karena sepenggal kisahmu, tidak layak kau pikirkan." Kazuha menyahut lagi, kali ini dibarengi suapan makanan.

" Maumu apa?"

" Aku mau kita berteman, Kuni."

Kuni diam sementara. Selang beberapa detik, Kazuha lalu menetapkan pandang pada sosok lawan bicaranya, ia tampak memegangi dadanya seperti sesak—kesakitan tepat setelah ajakan pertemanan Kazuha terlontar, Kazuha seketika khawatir, " Kuni- kau tak apa—"

Belum sempat tangan Kazuha sampai pada Kuni, Kuni dengan cepat menepis tangan Kazuha. Tidak hanya itu, Kuni bergegas berdiri lantas mendorong nampan makanan di sebelahnya dengan sengaja agar mendarat di atas pakaian Kazuha.

" Aku tidak butuh teman! Tidak butuh rasa simpati, tidak butuh kata-kata sampah!" Seru Kuni tepat pada lawan bicaranya. Kuni melihat di sekitar, orang-orang tampak memandanginya dengan penghakiman, " mereka sekarang benar-benar memandangku buruk karena kau." Lirihnya pada Kazuha, namun rasanya menancap.

Kuni segera berlalu cepat, meninggalkan Kazuha yang sekali lagi tidak menyangka akan respon yang diberikan. Tampaknya ia telah menarik pelatuk yang salah. Di mana letak kesalahan Kazuha? Ia tidak tahu, Kazuha dibuat bingung.

Mona, Aether dan Fischl segera menghampirinya sembari melontarkan kekhawatiran mereka pada Kazuha yang tampak sangat kacau.

" Kalian..., apa percaya pada intuisi?"

Aether yang sedang mengambil mangkuk yang porselen yang terjatuhpun heran dengan pertanyaan Kazuha yang tiba-tiba, "huh?"

" Bukan apa-apa, aku hanya merasa... gossipnya tidak benar."


.


Kazuha ke kamar kecil untuk mengganti pakaiannya yang kotor akibat tumpahan kuah serta remah makanan yang lain. Beruntung sekali Aether sedang membawa pakaian ganti hari ini sehingga Kazuha dapat meminjamnya.

Lelaki bermanik crimson tersebut menjejal pakaian kotornya ke dalam tas. Setelah merasa telah rapi dan nyaman, Kazuha hendak keluar dari bilik toilet sebelum ia menyadari bahwa di wastafel terdapat Kunikuzushi yang sedang memperhatikan dirinya sendiri pada cermin. Kazuha mundur selangkah dan mengintip dari balik bilik, menunda untuk keluar.

Suasana toilet tampak sepi, mungkin karena itu Kuni tidak terlalu waspada. Ia menepuk-nepuk pipinya beberapa kali sembari menghela nafas cepat.

"Bodoh, bodoh, bodoh." Umpatnya, " Kuni, kau bodoh."

Ia memarahi dirinya sendiri, namun selang beberapa detik ia segera terkekeh, " tidak akan ada yang peduli, Kuni. Tidak ada. Haha. Yang baru saja kau lakukan hanya memanjakan ekspetasi mereka, mereka hanya akan mewajarkan. Haha." Tawanya datar.

" Itu bukan perlakuan bodoh." Sambungnya sekali lagi, nadanya lebih ramah, ia menenangkan diri sendiri sembari mengelus dadanya.

Kazuha menegakkan punggungnya, ia mempersiapkan diri untuk keluar. Sudah tersirat pada pikirannya untuk menyapa Kuni sejenak, tentu saja setelah mendengar self konversasi yang Kuni lakukan, pandangannya tampak terbukti. Kuni bukan orang jahat, pasti ada alasan mengapa ia berlaku seagresif tadi.

Serta, seorang teman bernama Heizou di Inazuma dahulu pernah mengajarinya mengenai percaya pada intuisi, dan sekarang ia tak kecewa karena telah percaya pada intuisinya.

Kuni bukanlah orang yang seperti Mona atau kawan lainnya katakan.

Kazuha memantapkan langkah, ia berjalan dengan penuh percaya diri, " Hai Kuni! Eh—AAAAA!!!" –sebelum ia menyadari bahwa lantai tersebut masih basah dan tiba-tiba Kazuha kehilangan keseimbangan, Kuni yang melihatnya dengan sigap menarik tangan Kazuha yang hendak terjatuh. Namun Kuni juga tidak terlalu kuat untuk menarik remaja tersebut sehingga—bRAK

mereka jatuh bersama-sama.

Kazuha mengerang beberapa saat, sementara Kuni hanya memeriksa apakah tubuhnya ada yang terluka atau tidak, lalu berganti melihat Kazuha—seperti mencari tahu apakah ada cedera pada remaja tersebut.

"Maaf..." lirih Kazuha.

" Kau lagi..." Kuni menghempas nafas kecewa, segera ia bangkit, " Kita impas, aku membuatmu terjatuh." Usai kata-kata ketus itu ia lontarkan, Kuni memutar kakinya hendak berbalik. Namun Kazuha menyusul bangkit lalu menahan tangannya.

" Jangan putar fakta, kau hendak menolongku kan tadi?" 



-----------------------------------------------------

Tasteless Scar  || kazuscara || kaedeharem kazuhaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang