Chapter 06

135 28 0
                                    

Accessories. Put your confidence on.

Haewon bahkan lebih gugup dan bersemangat setiap kali naksirnya ada di hadapannya. Sejak Jihoon memegang tangannya, Haewon gelisah dan menjaga jarak darinya. Teman-temannya yakin Haewon akan meledak darah, nyali, dan semuanya jika Jihoon menyentuhnya lagi.

Musim panas sudah dekat dan Haewon di minta untuk mengganti seragamnya. Dia mengambil kesempatan ini untuk melakukan apa yang dikatakan panduan ' How-To: To Get a Boy To Like You In 10 Steps' dan aksesorisnya.

'Aksesoris?'

Haewon menghela nafas sambil melihat cermin ukuran penuh. Beberapa helai rambutnya dipilin di sekitar jarinya. Dia memeriksa rambutnya apakah sudah rapi.

 Dia memeriksa rambutnya apakah sudah rapi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Terserah! Aku harap ini baik-baik saja.."

Gadis itu mengambil tasnya dan bergegas keluar.







"Omooo, kau terlihat manis hari ini Haewon!"

Sieun memujinya saat makan siang.

"B-Benarkah? Kamsahamnida Sieun-unnie.."

Haewon makan bekalnya dengan cepat ke tenggorokannya. Beberapa temannya tersenyum dan beberapa terkekeh melihat bagaimana dia mengubah gaya rambutnya untuk Jihoon.

"Kau mau cokelat?" Junkyu memberikan coklat pada Haewon.

"Wahh. Kamsahamnida, Junkyu-oppa."

"Apapun untukmu, manis!"

Haewon meringis dan berkeringat, tetapi dia menerima cokelatnya.

"Kau ini selalu saja menggoda Haewon. Bagaimana dengan Isa?" Asahi menoyorkan kepala Junkyu.

"Ya! Aku hanya menawarkannya coklat. Apa itu salah?" Junkyu mencibir.

"Tentu saja salah karena kau itu kekasihku!" Muncullah Isa meletakkan nampannya dengan kasar lalu duduk dengan kesal.

"Mianhae Isa, aku hanya bercanda!" Ucap Junkyu memeluk Isa dengan erat.

Junkyu memasang wajah puppy eyes nya membuat Isa menghela nafas dan memaafkannya.

"Lain kali jangan seperti itu lagi." Ucap Isa menjentikkan dahi Junkyu pelan.

"Ya! Kalian ini memang tidak tahu tempat jika kalian sedang bermesraan!" Tegur Yoshi.

"Kau juga sama saja ketika bersama Sieun." Junkyu membalas, tidak mau kalah.

Haewon menggelengkan kepala dan melirik tangan Jihoon dari waktu ke waktu sambil memakan makan siangnya. Jihoon menangkap matanya di beberapa titik. Dia tersenyum, tetapi itu tampak dipaksakan.

'Eh? Ada apa dengan Jihoon-sunbae?'







Setelah kelas selesai, Haewon tinggal setelahnya untuk tugas kebersihan. Pasangannya pergi lebih awal karena latihan klub.

"Haa..."

Haewon mendesah lembut dan puas, cukup bangga bahwa dia berhasil menyelesaikannya lebih awal sendirian. Gadis itu kembali ke tempat duduknya dan memulai mengerjakan tugas matematika karena teman-teman lakinya sedang klub futsal masih berlatih dan teman-teman gadisnya ikut untuk menonton. Haewon memasukkan beberapa cokelat ke dalam mulutnya yang diberikan Junkyu sebelumnya.

"Ah. Rasanya beralkohol," Komentarnya.

'Jihoon-sunbae tidak terlihat sangat bahagia hari ini... Ada apa ya?'

Haewon semakin mengantuk dengan setiap masalah yang dia pecahkan. Dia menyerah pada rasa kantuknya dan tidur siang.







Satu jam kemudian, Jinni meminta Jihoon untuk memeriksa Haewon karena dia seharusnya turun lebih awal.

Jihoon mengunjungi kelas Haewon dan menemukan kepalanya terselip di antara kedua lengannya. Diam-diam tertuduh dengan tenang dan damai.

Jihoon terkekeh dan menggerakkan jarinya ke bawah kuncirnya dengan lembut.

"Kau tahu.. kau membuatku gila, Haewon.. caramu begitu bersahabat dengan Yoshi.. caramu terlihat sangat menggemaskan hanya dengan mengubah rambutmu."

Jihoon menekan keinginannya untuk hanya menjemputnya dan membawanya pergi.

"Hmm..? Sun.. bae..?"

Saat Haewon setengah tertidur dan setengah mabuk karena cokelat, dia tersenyum.

"Jihoon-sunbae... Ada apa denganmu hari ini? Kau terlihat sedikit marah... Tersenyumlah!"

Gadis itu meraih tangannya sebelum tertidur lagi.







"Jihoon-oppa?? Haewon???"

Suara lantang Jinni menggema melalui koridor sampai dia mencapai ruang kelas. Untung saja sekolah mulai sepi jadi tidak perlu khawatir.

Haewon segera bangun karena terkejut.

"N-Ne?! Aku bersumpah aku tidak tidur, Ms. Jang! ...... Hah?"

Jihoon tertawa.

"Ji-Jihoon-sunbae?"

Butuh beberapa saat bagi Haewon untuk sadar dan dia mulai tertawa bersama dengan Jihoon.

"Apa yang terjadi di sini?? Klub futsal sudah selesai!! Kita harus pulang~~! Oh, aku lupa mengambil jaketku, pasti ada di Asahi-oppa... Sampai jumpa di gerbang!"

Jinni bergegas keluar secepat mungkin meninggalkan mereka berdua.







Ketika semua orang keluar dari gerbang sekolah, Jihoon menatap gaya rambut Haewon. Dia meraih ke tangannya menunju parkiran.

"Aku akan mengantarkan Haewon pulang, sudah terlambat."

Ujung telinga Haewon terbakar panas. Tetapi dia menarik nafas dalam-dalam dan berjalan bergandengan tangan dengan naksirnya. Semua orang mengucapkan selamat tinggal dan beberapa dari mereka memiliki senyum lebar di wajah mereka.







Mereka berhenti di teras depannya dan sebelum Haewon melangkah masuk, Jihoon memanggilnya.

"Haewon.. Sebentar.."

"Ya?"

"Kau... kau terlihat manis hari ini. Kalau begitu, sampai jumpa besok."

Jihoon tersenyum sebelum melanjutkan perjalanan pulang.

Di tinggal Haewon yang pipinya memerah dan segera masuk ke rumah dan berlari ke kamarnya. Di tinggal Nyonya Oh yang baru saja melihat putrinya pulang dengan ekspresi bingung.







Setelah sampai di rumah dalam beberapa menit, Jihoon menampar pipinya dengan kedua telapak tangannya.

'Itu menegangkan...'

Mission 4 || Complete



—TBC—

One Step CloserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang