PlayBoy Bodoh! | Chap 33

69 9 0
                                    

Langkah Kaki tergesa-gesa terdengar diseluruh penjuru lorong rumah sakit, orang yang memiliki langkah kaki tersebut tidak peduli dirinya akan terkena tegur akibat berlarian di lorong rumah sakit, yang penting dia harus memastikan sesuatu.

"Sus! Hah...hah" panggilnya kepada Suster yang sedang berkerja dibagian Informasi dirumah sakit tersebut dengan nafasnya yang masih tersenggal-senggal.

"Ah iya? Ada yang bisa saya bantu tuan?" Sahut sang suster sambil tersenyum ramah "Sus, saya boleh tau, apa tadi ada korban kecelakaan yang di antar kesini?" Tanya dirinya "ah ada ada, yang anak SMA bukan?" Tanya Sang suster "iya iya! Kalo boleh tau, sekarang korban dimana ya?" Tanya nya lagi.

"Korban sudah dibawa ke IGD tuan, tuan bisa langsung ke sana...tinggal lurus lalu nanti diujung lorong Tuan bisa belok ke kiri dan setelahnya ikutin arahnya aja" Kata Sang Suster "ah, baik makasih sus!" Katanya dan langsung berlari menuju ruang IGD.

dari kejauhan dirinya bisa melihat dua orang berjas putih yang bisa ia kenal adalah dokter yang mungkin menangani korban kecelekaan itu? Entahlah tapi semoga saja.

"Ah, permisi dok?" Tanya nya dengan pelan, kedua dokter yang sedang berbincang entah apa itupun menoleh "ah iya tuan? Ada yang bisa saya bantu?" Tanya salah satu dokter tersebut sambil tersenyum tipis.

"Uhm, tadi katanya korban kecelekaan yang baru-baru ini sudah dibawa ke IGD apa benar ya?" Tanya nya kedua dokter itu sempat terdiam sebentar "ah, apa tuan anggota keluarga dari korban?" Tanya dokter lainnya sambil tersenyum sendu.

"Ah iya...jadi kalau boleh tau, gimana keadaan korban dok?" Tanya nya, ahh dia berbohong, gapapalah ya dia berbohong ia lakukan ini juga demi memastikan bahwa korban kecelekaan tersebut adiknya atau bukan? Dia berdoa semoga saja bukan.

Kedua Dokter itu menghembuskan nafas mereka perlahan "Tuan bisa ikut saya jika ingin mengetahui keadaan anggota keluarga anda, mari" ajak salah satu dokter, sedangkan dia hanya mengikuti.

Perlahan mereka sampai disebuah ruangan yang membuat dirinya terdiam tak berkutik.

"D-dok? Dokter ga salah ruangan kan?" Tanya nya dengan matanya yang masih membola dan dirinya yang mematung "saya ga salah ruangan kok" kata Sang Dokter sambil tersenyum prihatin.

"D-dok, dokter pasti bercanda deh...iyakan dok? Gamungkin adek saya ada disini dok..." katanya dengan bola matanya yang mulai bergetar, sedangkan sang dokter hanya bisa menatap pemuda di depannya ini dengan tatapan maaf.

"Maaf, saya tidak berhasil menyelamatkan nyawa adik kamu..." Ucap sang dokter sambil menundukkan kepalanya, sedangkan dirinya sudah menangis terisak sambil meremat rambut hitam ikalnya dengan keras.

"Ga ga mungkin hiks! Tobio! Hiks! Gamungkin Tobio ninggalin abang kan??" Tangis dirinya, ya pemuda yang sedari tadi adalah Sakusa, abang dari Kageyama Tobio. Dirinya yang sangat yakin bahwa korban dari kecelakaan yang di sengaja itu adalah adiknya.

Dan sekarang? Dia mendapati fakta adiknya sudah tidak ada?

Kenapa kesimpulannya seperti itu? Karena dokter tadi membawa nya keruang jenazah, hancur sudah hati Sakusa, pikirannya kalut. Dengan tangan yang masih gemetar ia mengambil handphone nya di saku dan mengetik nomor seseorang dan segera menelpon.

"Hiks...ke rumah sakit sekarang, hiks tobio udah ga ada...hiks" ucapnya dengan dirinya yang masih terisak.

"Gw harus gimana hiks? Gw harus bilang apa ke ayah bunda? Hiks" tangisnya

"Gw gagal...gw gagal jaga adek gw satu-satunya...hiks" 

"Harusnya gw semepetin buat jemput dia, ini semua salah gw..." setelah berbicara seperti itu handphone di gengaman nya terjatuh dengan sengaja, Sakusa menjatuhkan dirinya dilantai, kakinya lemas.

Tidak butuh waktu lama, Osamu,Atsumu,dan Oikawa sudah sampai dirumah sakit. Mereka bertiga langsung berlari menuju lokasi dimana Sakusa memberitau mereka.

Satu kata yang dapat mereka lakukan saat menemukan sosok Sakusa yang terduduk lemas dilantai rumah sakit.

Hancur...

Hanya itu yang bisa di sebut, Sakusa benar-benar hancur, Gak cuman Sakusa, Oikawa dan Osamu juga cukup terkejut melihat ruangan apa didepan mereka.

"G-ga, ga mungkin...tobio? Ga mungkin...ini bohong" Ucap Lirih Oikawa sambil memundurkan langkahnya, sedetik kemudian dirinya terjatuh duduk di lantai rumah sakit sama seperti Sakusa, Osamu dia sudah menangis kejar dipelukan Atsumu.

Ketiga orang yang sangat Menyayangi Tobio, Hari itu dibuat benar-benar hancur dengan keadaan fakta yang menghantam hati mereka.

"Lah? Kalian?...ngapain disini? Terus ngapain lagi nangis-nangis di depan ruang jenazah? Kesurupan lo pada?" Kata seseorang sambil menatap ke-empat temannya yang menangis didepan ruangan Jenazah.

"Eh? Daichi? Lo ngapain disini?" Kata Atsumu yang cukup terkejut melihat Daichi berada di tak jauh dari mereka "justru gw yang harus nanya kalian. Ngapain coba nangis di depan ruang jenazah?" Katanya sambil menatap aneh ke-empat teman-temannya.

"Chi, hiks...Pacar gw chi...kekasih gw chi...hiks" Kata Oikawa dengan nada lemah, masih dengan airmata yang berjatuhan di pipinya "ha? Tobio maksud lo? Ada noh di ruangannya lagi makan pisang" kata Daichi santai.

Sedangkan ke-empat temannya menatapnya bingung "Maksud lo? Please jangan bilang lo gatau chi..." kata Atsumu "Gatau apaan?" Tanya Daichi yang makin bingung dengan tingkah laku teman-temannya.

"Tobio udah ga ada chi, dia udah pergi...dan gw gagal..." Kata Sakusa pelan dengan dirinya menatap Daichi dengan pandangan kosong "hah? Apaansih? Orang dia masih idup, Wah wah! Jangan-jangan lo pada malah nyumpahi Tobio buat mati ya?!" Teriak Daichi emosi.

"Apaansih! Orang emang kayak gitu chi! Hiks" Jawab Osamu dengan nada emosi juga tapi airmata masih berjatuhan "Dih dih, ga percaya lo pada? Yaudah gw telpon nih" Kata Daichi yang langsung buru-buru mengetik Nomor Tobio dan begitu di angkat dia langsung memencet tombol speaker.

Seketika ke-empat orang tersebut melebarkan matanya saat mendengar suara yang mereka tadi sangat yakin, bahwa pemilik suara itu sudah meninggalkan mereka, ya suara Tobio.

"Halo? Kenapa kak?" 


'Play Boy Bodoh!' | Oikage (SLOW UP) [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang