2. Pribumi and Foreign

155 8 1
                                    

Begitu tiba di Jakarta, Renjun, Jisung dan Chenle langsung pergi ke rumah yang telah ia beli sudah dari lama. Ia sudah membeli rumah di Jakarta beberapa tahun yang lalu, yang memang ia persiapkan sewaktu ia pulang nanti.

Bukan hanya itu saja! Ia juga sudah mengurus surat perpindahan sekolah kedua anaknya. Ke sekolah di mana anak sulungnya bersekolah. Ia benar-benar telah mempersiapkan ini dengan matang.

"Mom. Kenapa rumahnya lebih kecil daripada rumah kita di Seoul?" Pertanyaan Chenle, yang sebenarnya Jisung ingin tanyakan juga.

'Karena Mommy rumah ini juga termasuk ke dalam rencana Mommy, sayang.' Renjun tidak gila untuk mengucapkan hal ini sebagai jawaban akan pertanyaan anaknya.

Jadi, ia lebih memilih berbohong. Demi kelancaran rencana yang telah ia bangun. "Mommy tidak mendapatkan lahan lagi. Sangat susah mencari rumah di daerah Jakarta. Sama halnya dengan mencari rumah di kawasan Seoul." Jelas Renjun, yang dapat dengan mudahnya di tangkap oleh kedua anaknya.

"Cha! Lebih baik kalian langsung ke kamar kalian masing-masing. Rapihkan barang kalian, lalu istirahat. Mommy juga akan istirahat di kamar Mommy." Ujar Renjun, yang lebih dulu masuk ke dalam kamarnya. Di susul kedua anaknya yang juga masuk ke dalam kamar mereka masing-masing.
---

*tok tok tok* ketukan pintu di kamar Renjun, ketika matahari sudah mengeluarkan warna jingga yang masuk ke dalam celah jendelanya. Yang menandakan bahwa sebentar lagi dia akan terbenam.

"Masuk." Titah Renjun, tanpa mengalihkan pandangannya pada cermin yang tertempel cantik di meja riasnya.

"Mommy sudah selesai rapih-rapihnya?" Pertanyaan basa-basi yang Jisung lontarkan. Padahal netranya sudah menatap sekitar, guna melihat kamar ibunya yang sudah sangat rapih, di isi dengan barang-barangnya.

"Sudah, Ji. Ada apa emangnya?" Tanya Renjun, yang tau akan maksud dari basa-basi anaknya ini.

"Aku sama Chenle ini mau keluar. Mau beli buku dan peralatan sekolah lainnya. Sekalian makan malam di luar. Mommy mau ikut, atau di sini aja?" Tanya Jisung, yang berisikan ajakkan.

"Mommy di sini aja, Ji. Mommy capek, dan mau istirahat saja. Sebentar lagi juga Mommy bakalan tidur." Tolak Renjun, akan ajakan sang anak.

"Oh yaudah kalau begitu. Aku sama Chenle pergi ya, Mom." Pamit Jisung, yang langsung menutup kembali pintu yang telah ia buka.

"Gimana, Ji?" Tanya Chenle kepada Jisung yang saat ini tengah menatap dirinya, begitu pintu sudah tertutup rapat.

"Mommy mengizinkannya." Jawab Jisung, yang langsung mendapatkan pekikkan tertahan dari wanita yang ada dihadapannya ini.

"Ayo!" Seru Chenle, yang langsung menarik Jisung keluar rumah mereka.

Sampai di depan, mereka lebih memilih untuk menggunakan taksi, karena kendaraan mereka tidak ada di sini.

Di selama perjalanan, Jisung dan juga Chenle hanya diam. Menikmati pemandangan kota Jakarta, yang baru pertama kali ia lihat. Ibunya memang benar! Jakarta itu gak ada bedanya sama Seoul. Yang berbeda hanyalah awannya saja. Awan di Jakarta sangat indah di banding Seoul. Dan juga cuaca! Cuaca di jakarta 2 kali lebih panas di banding Seoul.

Sampai akhirnya mereka tiba di salah satu mall terbesar di Jakarta. Baik Jisung dan Chenle langsung turun, setelah memberikan ongkos kepada supir taksi. Setelahnya, mereka langsung masuk ke dalam mall.

Mereka langsung bergegas menuju toko yang menjual peralatan sekolah. Mereka memutuskan untuk membeli peralatan sekolah terlebih dahulu, setelah itu makan.

Sampai di toko peralatan sekolah, mereka langsung mengambil buku yang mereka perlukan, dan peralatan sekolah lainnya seperti pulpen, pensil, penggaris, rautan, penghapus, correction tape, label, sticky note, stabilo, dan yang lainnya.

Sampai akhirnya mereka tiba di bilik yang mana Chenle ingin mengambil stabilo. Warna kuning adalah warna kebanggannya. Dan ya, semua yang ia beli itu harus ada unsur warna kuningnya. Pulpen yang ia beli juga ada warna kuningnya, selain warna hitam. Ia itu maniak kuning.

Dan ya! Ketika sampai di bilik stabilo, ia melihat stabilo warna kuningnya itu tinggal 1. Ia langsung saja menggerakkan tangannya untuk mendapatkan stabilo berwarna kuning itu.

Niatnya ingin mendapatkan stabilo ini dengan mudah, ternyata ia salah! Stabilonya juga di pegang oleh orang lain. Membuat pandangannya langsung berubah. Dari menatap stabilo, menjadi menatap orang yang ada di hadapannya.

"Aku duluan yang ngambil. Jadi, lepaskan ini." Pinta Chenle dengan bahasa Koreanya.

Wanita yang ada di hadapannya tidak mengerti. Tapi ia tidak akan melepaskan stabilo ini. "Gue gak ngerti lo ngomong apa, yang jelas gue gak akan ngelepasin stabilo ini!" Kekeh wanita yang ada di hadapan Chenle, dengan bahasa negaranya sendiri, Indonesia.

Dan terjadilah acara tarik-menarik antara Jaemin dan wanita yang ada di hadapannya ini. Mereka saling tidak mau melepaskan satu sama lain.

"Chanie.... bantuin aku. Tolong ngomong ke cewe gila ini pakai bahasa Inggris, kalau aku menginginkan stabilo ini, karena tugasku yang mengharuskan aku membeli ini." Pinta wanita itu dengan rengekan.

"Apa yang akan kamu berikan kepadaku, kalau aku melakukan apa yang kamu pinta, Osaki Shotaro?" Tanya Sungchan, kepada wanita yang bernama Osaki Shotaro ini.

"Ciuman plus cuddle. Tolong aku Lee Sungchan." Pinta Shotaro, dengan tatapan penuh permohonannya.

Senyum cerah Sungchan terbit. Ia langsung menolong kekasihnya, setelah mendapatkan tawaran menarik darinya. Ia langsung bicara memggunakan bahasa Inggrisnya. "Bisakah kamu memberikan stabilonya kepada kekasihku? Dia sangat membutuhkan ini." Pinta Sungchan, dengan bahasa Inggrisnya yang sangat fasih.

Chenle yang mendengar itu malah terdiam. Ia langsung menatap Jisung, untuk meminta bantuan kepada dia. Tapi apalah gunanya pria ini, kalau pria ini juga gak bisa bahasa Inggris.

"We Can't speak English." Jawab Jisung seadanya, dengan bahasa Inggrisnya yang sangat jauh dari kata fasih, apalagi pasif.

"Mampus! Mereka gak bisa bahasa Inggris!" Seru Shotaro, yang paham akan ucapan pria yang ada dihadapannya ini.

Shotaro langsung menyuruh Sungchan agar mereka mau bersuit dengan dirinya. Yang kalah, harus merelakan stabilonya.

Sungchan langsung menggunakan bahasa tubuhnya, untuk menjelaskan kepada dua orang di hadapannya ini, yang tidak bisa Bahasa Indonesia, maupun Bahasa Inggris.

Jisung dan juga Chenle yang melihat bahasa tubuh Sungchan, mereka berdua mengerti. Chenle mengangguk setuju, untuk bersuit bersama. Dan ya, mereka berdua akhirnya bersuit.

Dan apakah kalian bisa menebak siapa yang menang, dan mendapatkan stabilo yang mereka rebutkan? Ya! Jawaban kalian benar! Master dari segala macam game, permainan, hingga taruhan ini yang menjadi pemenangnya. Siapa lagi kalau bukan Osaki Shotaro. Wanita yang tidak pernah kalah.

Shotaro langsung bersorak ria, dan menarik stabilonya. Ia langsung mengucapkan gumawo dan kamsahamidah kepada wanita yang ada di hadapannya ini. Karena dua kata itu yang sering di sebutkan dalan drama korea yang ia tonton bersama sahabatnya, Ningning.

Sementara Chenle langsung merengut kesal, karena tidak mendapatkan apa yang ia inginkan.

Jisung yang melihat itu pun langsung terkekeh, dan mengusak surai rambut Chenle secara gemas. "Nanti aku belikan yang banyak. Jadi, tidak usah bersedih seperti ini."

NOT OVER 2 - MARKRENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang