Part 3 : L'amour

17 13 0
                                    

"Nah, sekarang Noona boleh buka mata Noona," ucapnya memerintah. Aku langsung membuka mataku dan terkejut mendapatkan sebuah kejutan manis darinya, yang membuat hatiku seolah terbang ke galaxy paling jauh bersama dengan black hole.

"I-ini...."

Aku terkejut bukan main saat ia memberikanku sebuah lukisan Menara Eiffel dan Arc De Triomphe yang terlihat berdampingan, juga ada wanita yang sedang duduk di sebuah bangku taman bunga mawar merah dan Tulip merah di sana, yang mana sosok wanita yang sedang duduk di bangku taman itu adalah diriku sendiri. Aku memandangi wajah tampan Han dengan mata berkaca-kaca, terharu lebih tepatnya.

"Noona...."

Han tersenyum padaku sangat manis. Ia segera mengambil setangkai mawar merah yang ada di taman dan memberikannya padaku. Aku benar-benar dibuat tersanjung karenanya.

"Mawar ini sangat cantik, sama persis dengan noona. Jadi aku ingin noona menyimpannya," ucap Han.

Aku hanya bisa diam mematung melihat Han yang berlaku manis hari ini. Rasanya tubuhku seolah terbang ke angkasa dibuatnya dan tak ingin kembali ke bumi. Rasanya semuanya begitu manis dan indah.

Han adalah sosok lelaki yang sempurna. Ia tampan, manis, lembut dan baik. Ia juga benar-benar hebat dalam melukis dan bermain dengan warna. Aku begitu menganguminya. Kejadian ini membuatku selalu menyukainya. Sangat menyukainya, lebih dari sosok teman. Han benar-benar lelaki yang sangat istimewa.

🌹Rose in Paris🌹

Cinta, cinta dan sayang. Itulah yang aku pikirkan ketika sedang memikirkan dia. Dan jika aku sedang berjalan dengannya, aku merasa bahagia. Sangat bahagia. Tetapi ketika aku tidak melihatnya, aku sangat amat khawatir tentang keadaan dia.

Banyak pertanyaan yang bersarang dalam kepalaku dengan tiba-tiba seperti ; dia sedang apa? Dia bagaimana? Semua pertanyaan itu dan kekhawatiranku selalu menghantui pikiranku dan membuatku sangat tidak nyaman. Aku khawatir Han memiliki tambatan hati lain dan aku tak ingin hal menyakitkan itu terjadi.

Siang ini, Han mengajakku untuk berjalan-jalan seperti biasa di sekitar Menara Eiffel. Ia tahu jika hari ini adalah hari ulang tahunku karena aku pernah memberitahukannya. Han menggenggam tanganku dengan erat dan dia selalu memaparkan senyuman manisnya itu padaku.

"Noona, sini deh!"

Han menyuruhku untuk berdiri di dekat Menara Eiffel lalu memotretnya dengan kamera mirrorless miliknya. Han berlari menghampiriku saat ia sudah selesai memotretku dengan senyuman manisnya yang mengembang.

"Pemandangan hari ini sangat cantik, secantik Y/n noona. Jadi aku ingin mengabadikan momen indah ini. Karena semuanya begitu sempurna," ucap Han. Ya ampun, ucapan lelaki itu selalu saja membuat hatiku terbang dan jantungku ingin melompat keluar. Han selalu bisa membuatku tersipu.

"Noona, sini!"

Grep

Aku terbelalak saat Han dengan sadar memelukku dan mengarahkan kameranya itu pada kami yang berswafoto bersama. Aku merasakan pipiku benar-benar memanas. Han, apakah kau sadar jika aku ini sedang blushing?

Apa yang Han lakukan dan bagaimana orang-orang yang ada di sini melihat kami itu membuatku semakin malu. Oh Tuhan, sepertinya pipiku benar-benar semerah tomat sekarang. Rasanya benar-benar panas.

"Eoh? Noona blushing?" tanya Han yang menyadari jiwa wajahku memerah. Aku membelalak mataku dan menggeleng cepat-cepat.

"Eoh?! A-ani. Aku gak blushing, kok!" elakku tergagap. Han tertawa pelan.

"Muka noona lucu. Jadi makin imut deh. Han suka liatnya," ucapnya lagi sembari mencubit pelan pipiku. Aku meringis.

"Aish. Ya! Han Jisung! Sakit!" ucapku sembari cemberut. Han semakin tertawa melihatku.

"Jangan cemberut, noona. Aku khawatir soalnya," ucap Han. Aku mengernyit. Hah? Khawatir? Apa maksudnya?

"Maksudnya?" tanyaku bingung. Han tersenyum dan memajukan wajahnya. Embusan napasnya yang hangat itu bahkan bisa aku rasakan menerpa wajahku.

"Aku khawatir kalo nanti aku kelepasan cium bibir noona. Soalnya bibir noona imut kalau lagi kaya gitu," jawab Han berbisik di depan wajahku. Aku menelan ludah.

"Ih, kamu!" ucapku sembari mencubit hidungnya yang mancung itu dengan kesal. Han meringis.

"Ya! Noona, ampun! Appo!" ucap Han memohon. Aku melepaskan hidungnya dan ia terlihat sedang mengelus hidungnya itu sembari menatapku dengan memelas. Huh, salahmu sendiri. Kenapa kau begitu senang membuat jantungku ini ingin melompat keluar dari tempatnya. Aku melipat kedua tanganku di dada dengan kesal.

Malamnya sepulang dari jalan-jalan bersama Han, aku mendengar kabar yang tak mengenakan tentang Han saat aku bertemu dengan Maria, adik sepupuku. Maria langsung menceritakan semua yang ia lihat padaku dan hal itu membuatku sangat tidak percaya.

"Eonnie. Kamu tau gak? Han, cowok yang lagi deket sama kamu akhir-akhir ini tuh dia ternyata deket sama anak tunggal yang punya apartemen ini loh, eon. Dan tadi pas aku baru aja pulang kerja, aku liat Han pergi sama cewek itu. Kayanya mereka berdua lagi pergi kencan deh," ucap Maria padaku.

Aku terbelalak tak percaya. Rasanya seperti ada bola penghancur yang datang untuk menghancurkan hatiku berkeping-keping. Rasanya tak percaya, baru saja aku menikmati hari penuh kebahagiaan bersama Han, aku harus disadarkan oleh fakta menyakitkan seperti ini? Rasanya aku tak ingin mengenal cinta jika tahu akan seperti ini rasanya.

"M-mwoya?"

To be continued

05/09/2024

~Rose in Paris~

Han, Han. Jadi cowok kok sasimo sih ah. Abis bikin anak orang terbang eh dia malah kencan sama anak pemilik apartemen mewahnya Maria. Kan agak2 ya ini cowok wkwkwk red flag bener dah. Buru2 tobat lu, dari pada cewek yang lu gebet pada ninggalin lu semua? 😁
Eh iya, btw sorry dorry banget ya guys setelah 2 tahun baru lanjut FF ini hiks wkwk. Aslinya drafnya ada cuma kadang suka males edit aja endingnya ya gitu deh lupa jadinya awokwokwok sorry banget ya. ><
Lanjut? Vote komennya ya thank you! ❤️

Rose In Paris • Han Jisung x YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang