Part 5 : Not Her

19 12 0
                                    

"Kenapa juga noona keliatannya marah sama aku? Noona juga dingin sama aku sekarang? Kenapa-"

"Because I'm jealous of you and Somi, Han Jisung! Is it unclear to you?! Geuligo dangsineun yeojeonhi naege iyuleul mudnayo? Dangsineun danji geugeosi modu dangsin jasinui geosilago saenggaghabnida!" ucapku kesal.

Ucapanku membuat pertanyaan maraton yang diucapkan oleh Han terhenti. Ia tersentak saat mendengarku yang sukses membentaknya. Ia terbelalak tak percaya.

"M-mwo? N-noona... noona cemburu sama aku dan... Somi?" tanya Han tak percaya.

Aku menundukkan wajahku yang terasa panas karena menahan malu dan marah secara bersamaan. Aku menghela napas dengan sesak dan mengangguk pelan tanpa menatap wajahnya. Han terperangah tak percaya mendengar jawabanku.

"Ja-jadi... selama ini noona... noona suka sama aku?" tanya Han tak percaya. Aku mengangguk dan membuang wajahku karena aku yakin pasti wajahku sudah semerah kepiting rebus sekarang.

"Jinjja noona?" tanyanya masih tak percaya. Aku menghela napasku lagi. Jantungku rasanya berdegup sangat kencang.

"Ne, Han Jisung," lirihku yang sialnya masih bisa didengar oleh Han. Han terperangah lagi. Ia tersenyum. Entah senyuman apa itu, aku tak tahu.

"Woah, jinjja! Aku... aku gak percaya dengernya, noon! Ternyata... Y/n noona menyukaiku?! Rasanya seperti mimpi aja!" ucap Han senang. Aku menoleh dan menatap datar wajahnya.

"Iya, tapi kau tak menyukaiku bukan? Buat apa lagi aku menyukaimu kalau kau saja tak membalas perasaanku. Rasanya sia-sia saja aku menyimpan perasaan ini untukmu, Han. Kau menyukai Somi bukan? Jelas saja dia lebih cantik dariku. Dia-"

Gyut

DEG!

Aku menelan ludah saat Han memelukku dan mendekatkan wajahnya pada wajahku. Tangannya yang lembut itu membungkam mulutku sehingga aku tidak bisa melanjutkan semua perkataanku hingga selesai. Han menggeleng pelan.

"Noona," panggilnya. Aku hanya terdiam menatap iris matanya yang bulat dan indah seperti boba. Lelaki itu tersenyum simpul.

"Kata siapa aku suka sama Somi? Aku dan Somi hanya berteman, noona. Gak lebih. Lagi pula Somi sudah ingin menikah bersama dengan lelaki pilihannya. Kami sempat satu kelas pada kelas lukis saat aku baru saja menginjakkan kakiku di kota ini. Dia susah membantu banyak hal dan dia itu seperti saudaraku sendiri karena aku sosok sebatangkara di negara ini," ucap Han panjang lebar, menjelaskan.

Aku masih terdiam. Aku menyelam ke dalam bola matanya, mencari kejujuran di sana. Dan benar, lelaki berpipi layaknya tupai itu bicara jujur karena aku melihat ada bayangan mataku di dalam bola matanya yang indah.

"Kemarin Somi membantuku dan memberi saran padaku bagaimana caranya mengungkapkan perasaanku pada seorang gadis spesial yang sangat aku cintai. Karena aku bingung, aku harus memulai dari mana untuk mengutarakan semuanya," ucap Han lagi. Aku tak sadar telah membelalakkan mataku.

"Ka-kamu, telah menyukai wanita lain, selain... Somi?" tanyaku tak percaya. Lelaki itu menganggukkan kepalanya pelan. Ia segera menggenggam tanganku dan mengecupnya. Jantungku berdegup kencang melihat perlakuan yang Han berikan padaku.

"Ne. Dan itu adalah kamu, Y/n noona," ucap Han lagi. Ia tersenyum sangat manis. Aku terbelalak tak percaya.

"J-jinjjayo, Hannie?" tanyaku tak percaya.

Chup~

Han dengan tiba-tiba mencium bibirku dan menghapus jarak di antara kita. Bibirnya begitu kenyal dan lembut. Terasa manis dan beraroma Strawberry.

Han menggingit bibir bawahku sehingga aku membuka mulutku dan ia bisa dengan leluasa menjelajahi gua lembab milikku. Lidahnya yang lihai itu mengabsen deretan gigiku dan mengajak lidahku menari bersama. Jujur saja, ini adalah first kiss pertamaku dan Han membuatku terbang lebih jauh dari pada saat ia bersikap lembut padaku pertama kali.

"Eungh! Han!" Aku memukul pelan dada bidangnya itu karena pasokan oksigen yang sudah menipis. Han segera melepas tautan bibir kami dan tersenyum. Ia mengusap bibirnya yang masih basah karena salivaku.

"Kamu adalah satu-satunya gadis yang aku sukai, Y/n noona," ucap Han. Aku terdiam. Bibirku begitu kelu untuk sekedar memanggil namanya saja. Wajahku pun memanas. Aku yakin wajahku sudah semerah tomat. Han terkekeh melihatku kemudian mencium pipiku.

"Kamu lucu banget, noon. Aku gemes liatnya. Apalagi kalo lagi blushing kaya gini. Makin gemes," ucap Han. Aku membuang wajahku karena malu.

"Mulai sekarang, noona adalah pacarku dan aku adalah pacar noona. Kalo noona mau kemana-mana, noona telpon aku aja ya. Aku bakalan temenin noona kemanapun. Ya meskipun gak pake kendaraan pribadi sih, tapi aku bakalan temenin noona terus," ucap Han lagi sembari mengecup tanganku. Aku hanya mengangguk pelan sebagai jawaban. Terlalu malu untuk menjawab perlakuan manisnya itu padaku.

Tepat setelah itu, mobil bus yang kami naiki ini berhenti pada tujuan kami. Han menggandeng tanganku dengan sayang dan menjagaku saat kami turun dari bus. Terlihat ada Jeongin adikku di depan apartemenku yang sedang menyesap rokok mint kesukaannya itu, menatap aneh ke arah kita berdua.

"Noona, aku pulang dulu ya. Maafin aku ya noon kalo aku sempet bikin noona kesel kemarin. Aku sayang sama noona," ucap Han pamit. Aku yang masih merasakan panas pada wajahku hanya mengangguk pelan.

"Ne. Kamu hati-hati ya," ucap ku pelan. Han mengangguk dan tersenyum manis.

"Annyeong, chagia!" pamitnya lagi. Tanpa sadar seulas senyuman mengembang pada wajahku. Membuat Jeongin menatap bingung ke arahku.

"Noon, kalian berdua?" tanya Jeongin bingung. Aku menoleh dan langsung memeluknya.

"Eoh?" Jeongin terlihat kebingungan.

"Han tadi nembak aku dek!" celotehku senang. Jeongin mengernyit.

"Hah?! Loh, bukannya Hannie hyung pacaran sama Somi ya?" tanya Jeongin bingung.

"Gak dek. Dia cerita tadi kalo dia sempet ketemu Somi itu cuma pengen minta saran gimana caranya nembak cewek dan dia bilang, cewek yang mau dia tembak itu adalah noona, dek," jawabku senang. Jeongin terdiam sesaat. Namun sedetik kemudian dia tersenyum dan membalas pelukanku. Ia mengelus punggungku dengan sayang.

"Selamat ya noona," ucap Jeongin senang. Aku mengangguk.

"Gomawo, saengie," ucapku pada Jeongin. Jeongin tersenyum manis.

"Aku harap setelah ini noona bisa bahagia terus ya, noon," ucap Jeongin lagi.

To be continued

06/09/1998

~Charmer~

Oh jadi kemarin keluar bareng sama Somi karena nanya gimana caranya nembak si yeen. Dasar Han Jisung, bisa aja alesannya ya. Cieeeee yang baru jadian minta PJ nya dong! /plak 🤣
Lanjut? Jangan lupa vote dan komennya ya Stay, thank you! ❤️

Rose In Paris • Han Jisung x YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang