Final round! Ultimate dragon force!

144 9 23
                                    



ARTANIA


BAB V

Final Round! Ultimate Dragon Force!

"Apa kau yakin akan meninggalkannya dalam keadaan seperti ini, Master?"

"Tentu saja Luna. Sebaiknya kita bergegas, sebelum keasadaran Tuan pulih sepenuhnya."

"Tapi.."

"Tenang saja Luna! Aku yakin, kita bisa menghadapinya bersama."

"Baiklah jika Master berkata seperti itu."

"Yosh sudah diputuskan! Mari, kita segera pergi dari sini Luna. Dan untukmu.."

"Selamat tinggal, Tuan.."

***

"Urghh.. apa yang kulakukan di sini?"

Sambil memegang kepalanya, Rain mencoba untuk bangkit berdiri dari keadaan tidurnya. Sesaat setelah berhasil mengembalikan konsentrasinya, ia mencoba memahami situasi di sekitar.

Namun sejauh ia memandang, dia tak dapat menemukan petunjuk. Kini tanpa Rain sadari, ia telah berada di dalam sebuah gua yang sangat sunyi tanpa ada seorang pun menemani.

Rain mencoba menggerakan kakinya. Meski tubuhnya masih terasa berat, ia memaksakan beberapa sel-sel syaraf otot tersebut untuk mengikuti kehendaknya.

Perlahan namun pasti, ia mulai melangkah pergi meninggalkan gua itu. Walau dalam setiap pijakannya, ia terpaksa memegang dinding yang berada di sekitar untuk membantu tumpuannya.

"Crown!! Luna!! Dimana Kalian?!! Kalian bisa mendengarku?!!"

"Jika kalian mendengar, jawablah aku!! Jika tidak, aku akan benar-benar marah!!"

Tak ada jawaban. Keadaan gua tersebut tetap sunyi dan tenang. Usaha yang dilakukan Rain hanya berakhir dengan sia-sia. Sekarang Rain telah benar-benar yakin bahwa mereka tidak berada di tempat ini.

Disaat memikirkan mereka, di saat itulah kenangan demi kenangan mulai mengalir dibenaknya. Awalnya semua itu hanya terlihat samar seperti bayangan semu. Namun ketika ia memaksakan pikirannya, akhirnya ia berhasil mengingat kejadian sebelumnya.

Itu adalah sebuah gambaran memilukan yang terproyeksi begitu saja dibenaknya. Sebuah pristiwa dimana ia mencoba untuk membunuh Luna dan juga Crown.

Rain kembali tersungkur dan terjatuh saat mengingatnya. Mungkin itu disebabkan oleh kondisi mentalnya yang kurang stabil. Terlebih pada saat ini kepalanya masih terasa berat dan kondisi tubuhnya belum pulih sepenuhnya.

"SIAAALLL!!!" teriaknya.

Ia memukul tanah pijkannya dengan kedua tangannya. Saat ini ia kembali merasa menyesal akan perbuatan sebelumnya.

Meski masih merasa tertekan, namun Rain mencoba untuk tegar dan bangkit berdiri dari keterpurukannya. Sebab hal terpenting baginya untuk sekarang adalah menemukan keberadaan Crown dan Luna. Ia sangat mengkhawatirkan kondisi mereka.

Tetapi ketika ia mencoba beranjak untuk pergi, tiba-tiba saja tampak sebuah icon pesan menghalangi pandangannya. Menanggapi hal tersebut, segera ia membuka isi pesan itu sambil menekannya.

Seketika munculah sebuah hologram kecil dalam telapak tangannya. Itu adalah sebuah simulasi gambar dari Crown yang berusaha untuk menjelaskan sesuatu kepada Rain.

Artania - The Beginning of The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang