Prolog

650 102 13
                                    

Seorang pemuda mengucek matanya yang lelah menatap kearah laptop. Tangannya sibuk mengetik kata yang dia rangkai sedemikian rupa. Sudah hampir 2 jam lamanya pemuda itu berada di depan laptop kesayangannya.

"Kenapa tulisan ini tidak sesuai dengan yang aku inginkan? Apakah aku melakukan kesalahan?" Gumamnya yang kesal karena sudah puluhan kali merevisi tulisannya tapi tetap saja ada rasa tidak puas yang mengganjal di hatinya.

Pemuda itu adalah seorang penulis fanfiction di sebuah platform media sosial. Tulisannya cukup terkenal khususnya di kalangan pencinta cerita misteri dan horor.

Pemuda itu memiliki banyak penggemar namun, belakangan ini dia merasa bosan dengan dunia kepenulisan. Oleh karena itu hampir satu bulan ini pemuda itu sama sekali tidak memperbarui cerita yang dia tulis. Karena itulah pemuda itu tak henti hentinya diteror para pembaca yang ingin kembali membaca tulisannya.

Pemuda akhirnya menyimpan tulisannya dan menutup laptopnya, matanya terpejam. "Lebih baik aku keluar, siapa tahu aku akan menemukan inspirasi yang dapat membantu ku menulis kembali"

Pemuda itu langsung memasukkan laptopnya kedalam tas, dirinya mengambil jaket dan pergi keluar mencari informasi sekaligus tempat yang bagus untuk mengetik.

°°°°

"Wow! Kau kemari Jisung?" Sapa Chenle sang pemilik cafe kepada pemuda yang merupakan seorang penulis tadi.

Jisung hanya tersenyum, Cafe ini adalah cafe langganan dirinya ketika merasa bosan, jadi tak heran sang pemilik agak akrab dengannya. "Aku pesan seperti biasa ya"

Chenle mengangguk, "Baiklah kau pilihlah tempat duduk!"

Jisung mengacungkan jempolnya kemudian berjalan ke meja yang berada di sudut ruangan. Jika dilihat lihat cafe Chenle hari ini sangat ramai, hampir tidak ada meja yang tersisa di cafe ini.

Jisung merasa lebih baik ketika berada di luar, dirinya tersenyum cerah. Tangannya mengambil laptop yang berada di tasnya, "Saatnya mengetik"

Ketika ingin membuka laptopnya tiba-tiba ada seseorang yang menepuk bahu Jisung, Jisung langsung mendongakkan kepalanya dan tampaklah seorang pemuda tampan dengan Surai berwarna biru.

"Maaf, bolehkah saya duduk disini? Cafe sedang penuh" tanya pemuda itu dengan sopan.

Jisung mengangguk, dirinya sama sekali tidak peduli. Sekarang yang ada dipikiran Jisung adalah dia harus menyelesaikan tulisannya.

"Bolehkah kita berkenalan?" Tanya sosok itu.

Jisung mengangguk walaupun matanya masih fokus kepada laptop nya.

"Aku Na Jaemin"

Jisung menatap pemuda itu sebentar kemudian memperkenalkan dirinya, "Aku Park Jisung"

"Senang bertemu denganmu" balas Jaemin.

Jisung hanya mengangguk kemudian fokus pada tulisannya. Setelah beberapa menit duduk pesanan kedua datang.

Jisung meminum pesanannya yaitu, caramel macchiato. Jisung tersenyum saat minuman itu masuk ke tenggorokannya, rasanya tidak pernah mengecewakan.

"Kau suka caramel macchiato?" Tanya Jaemin.

Jisung menatap Jaemin dan mengangguk, matanya menangkap bahwa Jaemin pemuda yang sedari tadi mengajaknya bicara ternyata meminum Americano.

"Kau suka Americano? Bukankah itu pahit?"

Jaemin tersenyum, "Memang pahit saat pertama kali kau meminumnya namun, lama kelamaan kau akan terbiasa dengan rasa pahitnya"

Jisung hanya mengangguk mengerti, dirinya tak ingin bertanya lebih banyak lagi.

Tapi tak lama Jisung merasa dirinya harus ke kamar mandi, tapi jika dia pergi maka tidak akan ada yang menjaga laptop nya. Untungnya ada Jaemin jadi Jisung langsung saja menitipkan laptopnya kepada Jaemin.

"Bisakah aku menitipkan laptopku? Aku harus ke kamar mandi" pinta Jisung.

Jaemin mengangguk, Jisung langsung berlari kecil menuju kamar mandi. Tanpa sadar dia melupakan fakta bahwa dia tidak mematikan laptop nya.

°°°°°

Segera....

Lovely AuthorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang