OO1

438 84 31
                                    

"Terima kasih sudah menjaga laptop milikku," Jisung mengucapkan terima kasih kepada Jaemin.

Jaemin mengangguk sebentar, "Kau adalah seorang penulis?"

Jisung hanya tersenyum canggung, saat melihat layar laptop nya masih menyala. Seandainya dia tidak ceroboh maka identitas dirinya tidak akan di kenali orang lain.

"Iya, aku seorang penulis." Balas Jisung dengan senyuman terpaksa. Jisung tidak suka dengan orang yang mengetahui tentang jati dirinya karena hal itu membuat dirinya merasa tidak nyaman.

"Kalau begitu genre apa yang paling kau suka?" Tanya Jaemin lagi, dirinya menatap lekat Jisung yang sekarang sedang mematikan laptop miliknya.

"Bagaimana jika aku tidak mau menjawabnya?" Seru Jisung agak menantang pemuda di depannya itu.

"Kalau begitu aku akan menebaknya," Jaemin masih tersenyum, dirinya memaklumi perlakuan Jisung yang sepertinya tidak ingin diberikan pertanyaan lagi.

"Kalau begitu tebak lah." Jawab Jisung, senyum remeh terukir dalam bibirnya yang merah delima.

"Horor dan misteri!" Jawab Jaemin.

Jisung dibuat sedikit tersenyum dengan jawaban yang diberikan Jaemin, selama ini orang orang menebak dirinya sebagai seorang yang menyenangi genre romansa yang manis karena perawakan wajahnya.

"Bagaimana bisa kau menebaknya?" Tanya Jisung sedikit terbuka.

"Tidak tahu, hanya menebaknya. Mungkin karena tadi aku sempat membaca sedikit tulisanmu. Ingin berdiskusi dengan ku?" Tawar Jaemin kepada Jisung.

"Berdiskusi tentang?" Tanya Jisung kebingungan.

"Aku adalah seorang dosen sastra di sebuah kampus xxxxx, ah pekerjaan sampingan ku adalah seorang editor di perusahaan xxxxx," Jaemin memperkenalkan diri lebih formal lagi.

"Kau adalah seorang dosen? Woah!" Jisung menatap Jaemin dengan tatapan kagum.

"Bukankah tidak adil jika hanya aku yang memperkenalkan diri?" Seru Jaemin membuat Jisung tersenyum canggung.

"Perkenalkan, aku hanya seorang siswa biasa yang tahun ini akan memasuki ke jenjang perkuliahan. Aku memiliki rencana untuk mengambil jurusan sastra di tempat kau mengajar!" Terang Jisung dengan sangat jujur.

Jaemin tersenyum, "Aku menantikan kehadiran mu disama!"

"Jadi bagaimana, kalau kita lanjutkan diskusi kita? Katakan apa masalahmu, mungkin aku bisa membantunya," Tanya Jaemin kepada Jisung.

"Emm, aku adalah penulis cerita horor dan misteri. Aku sudah berhenti menulis sejak sebulan yang lalu, dikarenakan aku tidak memiliki ide sama sekali untuk membuat cerita baru. Aku membutuhkan ide yang sangat-sangat segar untuk menebus ketidak-hadiran ku dalam dunia penulisan." Terang Jisung kepada Jaemin.

"Berarti ini bukan pertama kalinya kau menulis?" Tanya Jaemin.

Jisung mengangguk, "Aku sudah menulis cukup banyak cerita thriller yang sedikit mengerikan dengan memberikan bumbu-bumbu misteri."

"Bisakah kau memberi tahuku apa saja judul cerita yang kau tulis itu?"

Jisung tersenyum, tanpa curiga dia memberi tahukan judul cerita yang telah dia tulis.

"Red Love, Stalker, Wrong Number. Aku berencana untuk membuat cerita yang baru lagi, tapi aku benar-benar kehilangan ide untuk membuat cerita yang baru!" Ucap Jisung frustasi.

"Kau ingin membuat cerita baru yang seperti apa?" Tanya Jaemin.

"Aku ingin membuat cerita yang berisikan peneror-an, pembunuhan, kekerasan, ketakutan, dan juga cerita yang tidak mudah di tebak oleh pembaca!" Jawab Jisung.

"Lalu, kau sudah mendapatkan idenya?" Tanya Jaemin.

"Sudah, aku mendapatkan ide bahwa ada seorang penulis yang menyukai cerita horor di teror oleh seorang pembacanya yang sangat terobsesi dengan sang penulis, pembaca itu selalu mengirimkan benda-benda aneh. Tapi aku tidak ingin menciptakan plot yang berlubang dengan tidak menjelaskan bagaimana bisa pembaca itu mengetahui alamat serta identitas sang penulis."

"Kalau begitu bagaimana jika pertemuan kita ini menjadi awal dimana cerita mu di mulai?" Tawar Jaemin.

"Maksudmu?"

"Jadikan pertemuan ini sebagai saat pertama kali penulis dan pembaca bertemu. Disini mereka mulai mengenal, bukankah itu ide yang bagus?"

Jisung tersenyum senang, "Terima kasih! Karena mu pikiranku lebih baik. Bolehkah aku meminta nomormu?"

"Untuk?"

"Akan mudah bagiku jika aku tahu nomormu, karena aku bisa kembali meminta saranmu jika aku menemukan kebuntuan lagi." Seru Jisung.

Jaemin mengangguk, "Baiklah."

Keduanya kini bertukar nomor, dan jalan cerita yang sebenarnya akan di mulai dari pertemuan singkat ini.

°°°°

Bersambung...

Menurut kalian cerita ini akan memiliki genre apa?

Lovely AuthorTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang