Ada yang berbeda darinya. Entahlah, ada sesuatu yang membuatku tak bisa mengalihkan pandanganku darinya.
Dia gadis penyuka kopi. Setidaknya itu yang bisa kuketahui dari beberapa kali aku melihatnya di Café ini. Kopi hitam pekat dengan satu sendok gula, pesanan favoritnya.
Dia memang berbeda. Saat para gadis pada umumnya menyukai hal-hal berbau manis, gadis itu malah sebaliknya. Aku pernah mendengarnya sedang berbincang dengan seorang gadis –yang sepertinya temannya—beberapa hari lalu.
"Kenapa kamu suka kopi?" temannya bertanya. Gadis itu hanya tersenyum tipis, menyeruput kopinya sedikit dan meletakkan cangkirnya, kemudian berkata,
"Kopi itu jujur. Dia hitam, pekat, sepekat rasanya. Saat aku meminumnya, rasanya seperti tenggelam dengan rasa pahitnya. Terasa magis." Temannya tertawa.
"Aku tak mengerti kalimatmu sama sekali." Dan aku memiliki pendapat sama dengan teman gadis itu. Kulihat gadis itu tertawa. Matanya yang sipit semakin sipit. Terdapat kerutan-kerutan kecil di bawah matanya. Suaranya seperti lantunan merdu yang memanjakan telinga.
Jika dia berkata kopi adalah magis, maka aku akan berkata bahwa senyumnya adalah kemagisan yang sebenarnya. Membuatku terpesona.
Aku tak suka manis, aku juga suka kopi. Mungkin itulah yang membuatku tertarik padanya. Tunggu dulu! Apa aku baru saja bilang tertarik?
Tidak mungkin!!!

KAMU SEDANG MEMBACA
Gadis Kopi
RomanceDia begitu berbeda. Tak dapat kualihkan kedua netraku darinya dari pertama kali kami bertemu muka. Dia gadis penyuka kopi.... Adam Bailey Pria itu... entahlah. Aku tak mudah beramah tamah dengan orang yang baru pertama kali kukenal. begitu pun deng...