3

4.2K 310 4
                                    

Tuhan memang selalu mengejutkan dengan segala scenario nya

Bandung bahagia


..................

"Bagaimana keadaannya?"

Seorang pemuda yang memakai baju bernuasa putih itu mengelus pundak yang lebih tua didepannya.

"Ini sebuah keajaiban, saat beberapa kali ia mengalami gagal nafas dengan jantung yang semakin melemah ku fikir doa yang kita panjatkan selama kurang lebih dua bulan ini berhasil merayu Tuhan". Ucapnya dengan senyuman lega.

"Keadaannya berangsur membaik".

Terdengar helaan nafas lega dari lawan bicaranya.

"Tapi untuk ventilator baru bisa di lepas mungkin saat paru-parunya di rasa sudah cukup kuat untuk memompa aliran udara, untuk NGT nya mungkin sedikit lama mengingat ia bahkan tertidur selama 2 bulan penuh, otot motoriknya sepertinya melemah. Untuk itu kita perlu memantaunya setiap saat. Hyung Nana akan baik-baik saja, ia kuat bukan? Sama seperti kakakku".

Yang lebih tua pun langsung memeluk pemuda di depannya memberikan beberapa tepukan lembut dengan untaian kata terima kasih yang tak terhitung sudah berapa kali ia mengatakannya.

🌼🌼🌼

Sambil terus mengelus punggung tangan sibungsu yang baru tertidur akibat efek obat, Siwon terus memperhatikan wajah anaknya yang memucat. Rasanya sangat bahagia melihat mata lentik yang mirip mendiang istrinya itu kembali menatapnya. Ia ingin terus di samping si bungsu mengingat terakhir kali si bungsu kambuh ia bahkan sedang melakukan perjalanan bisnis ke Dubai.

Sedikit terkejut ia merasa ada yang menarik kursi untuk duduk disampingnya.

"Kakak belum tidur?" Tangannya beralih untuk menyisir surai si sulung.

Renjun yang melihat betapa hitam kantung mata sang ayah tergerak memeluk pria yang sangat di sayang itu.

"Adek fine ayah, dua bulan yang lalu biar berlalu ayok kita buat kenangan baru yang lebih bahagia lagi, kita kasih semua waktu kita buat adek, anggep dua bulan kemarin sebagai pelajaran". Renjun semakin mengeratkan pelukannya. Ia takut ayahnya terus merasa bersalah atas apa yang terjadi pada si bungsu.

Siapa yang tidak sakit melihat adiknya yang biasanya tersenyum ceria di pagi hari, cerewet di setiap waktu, tiba-tiba terbaring lemah selama dua bulan.

Renjun melirik ke sofa dimana ada Jeno dan haechan yang tidur saling berlawanan arah, ia tersenyum akhirnya kedua adiknya itu bisa tertidur dengan tenang tanpa adanya rasanya was-was.

Renjun melepas pelukan itu."ayah istirahat aja, biar kakak yang jaga adek".

Telunjuknya ia letakkan dia mulutnya, memberikan isarat pada sang ayah bahwa ia tak mau dibantah.

Siwon pasrah sulungnya memang tak akan bisa dibantah. Dengan langkah berat ia menggelar kasur tak jauh dari sofa tempat kedua anaknya tertidur. Tak butuh waktu lama dengkuran khas bapak-bapak akhirnya terdengar.

Renjun mendesah. "dasar bapak-bapak".

Fokusnya sekarang tertuju penuh pada adiknya. Bagaimana ia melihat pipi adiknya yang tirus memucat dan bagaimana banyaknya alat yang menempel ditubuh kurus itu.

Setidaknya ia bukan manusia yang tidak tau diri untuk tidak bersyukur bahwa Tuhan dengan berbaik hati masih mengizinkan ia untuk melihat mata bulat itu terbuka.

ADEK || 00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang