6

2.7K 273 14
                                    

Rekatkan lagi genggamannya, jangan sampai terlepas apalagi terpisah.

Bandung mengingat

.................

Flashback...

"Echan, jangan makan semua bolunya!". Teriak anak yang memiliki postur tubuh yang mungil.

Anak yang berpipi gembil dengan kulit sawo matang itu bergeming dan tetap memakan bolu yang ada di meja. "Ini enak njun".

Tanpa sabar anak yang di panggil njun itupun merebut bolu di tangan kanan, sedangkan di tangan kirinya sudah tergigit setengah.

"Jeno belum mam".

Echan mendengus di sela menghabiskan bolu yang telah ia gigit.

Njun mendekat, menghapus noda cokelat di pipi temannya itu.

"Echan kata ibu orang tua baru akan datang, kita harus bersih". Tangannya terulur mengambil tisu lalu mengelap tangannya.

Echan menunduk, entah mengapa hatinya terasa sedih. Ia sudah terbiasa dengan ibu, injun, dan juga jeno. Rumahnya sederhana, hanya ada satu kamar mandi yang membuat penghuni rumah mengantri setiap akan menggunakannya, dapurnya kecil, tidak ada meja makan, kasurnya tingkat karena harus berbagi.

"Ibu bilang kita akan tetap bersama, tapi kemarin kak Mark dibawa pergi, kak Jaehwan dan semuanya. Tinggal tersisa aku, injun, dan Jeno. Nanti, kalau aku tidak di bawa, aku main dengan siapa?". Suaranya bergetar dengan isakan kecil yang mulai terdengar, pilu.

Njun tersenyum seraya merangkul bahu yang lebih muda darinya itu."Kita tidak tahu siapa yang akan di bawa orang tua baru nanti, tapi njun akan tetap sayang echan, ibu, Jeno dan semuanya".

Echan mendongak menatap manik injun yang memancarkan ketulusan. Walaupun terkenal dengan sebutan galak, injun adalah yang paling tulus dalam mengungkapkan semuanya.

Ditengah aksi saling menguatkan itu mereka tidak menyadari bahwa ada anak yang mengepalkan tangannya dengan bahu yang bergetar.

........

Mobil hitam yang dikendarai Siwon dan Yoona sudah terparkir apik di sebuah rumah kawasan pedesaan yang sejuk.

Terlihat keduanya sedang berbincang serius dengan wanita paruh baya yang usianya jauh di atas mereka.

"Tersisa tiga anak yang belum di adopsi, umurnya tidak terpaut jauh karena lahir yang hanya berjarak bulan. Yang pertama namanya Renjun, aku menemukannya di depan gerbang, dari surat yang ditulis ibunya ini kesulitan ekonomi karena hanya warga biasa yang tidak sengaja melakukan dengan orang asing. Yang kedua namanya Jeno, orang tuanya kecelakaan dan keluarganya tidak ada yang mau menanggung jadi saya bawa pulang saat itu. Dan yang gembil ini namanya Haechan, ibunya seorang psk yang tidak memiliki keluarga, lalu saat melahirkan ibunya meninggal karena tidak tahu siapa ayahnya dia di bawa pulang ke rumah madam, tempat yang menaungi ibunya dulu, tapi karena madam tidak bisa mengurus bayi dia di antarkan ke sini". Jelasnya sabar sambil menunjukkan figura tiga anak yang tersenyum.

Yoona tersenyum melihat tiga orang anak yang ada dalam figura itu. Hatinya terenyuh, bagaimana bisa seseorang bisa secara tidak langsung menolak kehadiran makhluk Tuhan yang tak berdosa itu?.

Yoona menatap wanita di depannya itu."Boleh aku bertemu mereka semua?". Tanyanya ragu.

Dengan senyum tulus wanita paruh baya itu mengangguk seraya bangkit memasuki ruang dalam rumah mereka.

Setelah beberapa menit menunggu Yoona dan Siwon tertegun dengan penampakan yang mereka lihat. Tiga orang anak kecil yang lugu, saling menggenggam seolah enggan untuk berpisah.

ADEK || 00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang