4

3.4K 289 4
                                    

Dinding rumah sakit saksinya

Bandung yang hangat

….........

Setelah terpaku beberapa saat seolah jam waktu tengah berhenti mereka akhirnya sadar bahwa orang yang tengah mereka pandangi itu tengah kesulitan berbicara namun mereka hanya diam membeku.

Mereka hanya terharu, karena pada akhirnya mereka bisa mendengar suara itu kembali.

Siwon yang kesadarannya dengan cepat kembali langsung mendekatkan telinganya pada bibir si bungsu yang memang suaranya sangat lirih.

"A-ya...hhh". Lagi, ia bersuara tapi jaemin bersumpah rasanya hanya untuk mengucap satu kata itu sungguh sangat melelahkan. Ia kesal mengapa mereka hanya menatapnya tapi rasa kesalnya sedikit reda kala sang ayah maju untuk mendengar kannya.

"Ayah disini sayang, adek mau apa? Mau minum?"

Jaemin berkedip, jujur tenggorokannya sekarang sakit sekali.

Ketiga kakaknya yang kesadarannya telah kembali itu dengan sigap membantu sang ayah mengambil minum, Jeno dengan cekatan mengontrol bangsal agar sedikit duduk untuk memudahkan jaemin minum.

Dengan penuh kasih Siwon menyendok sedikit air dari gelas lalu menyuapkan ke si bungsu. Walaupun memakan waktu yang agak lama mengingat jaemin yang bahkan memuntahkan airnya kembali, saat air itu sudah berhasil ia telan alhasil ia terbatuk yang mana membuat ayah serta ketiga saudaranya kelimpungan memijat lembut dada sang adik untuk menetralkan nafasnya.

Dengan sedikit drama dimana adik kecil mereka itu menangis kesal. Karena merasa lemah walau hanya ingin minum saja.

Siwon dengan sabar menenangkan si bungsu dengan ketiga kakaknya yang bahkan terus mengajaknya berbicara random untuk mengalihkan fokusnya.

Siwon menggenggam tangan jaemin diikuti ketiga kakaknya yang tengah saling menggenggam, meletakkan genggaman tangan itu di dada si bungsu.

Dengan senyum menenangkan mereka menatap jaemin, walaupun merasa bingung jaemin memilih diam dan merasakan kehangatan yang terus tersalurkan untuk dirinya.

"Nana okay, tetap tenang, selalu bahagia, kami disini, Tuhan selalu menjaga". Kalimat yang asing bagi jaemin, tapi ntah mengapa ia bisa merasakan kalimat tulus yang mereka katakan secara bergantian itu.

Hatinya menghangat tatkala ia merasakan pelukan dari salah satu kakaknya yang kerap di panggil mas Chan.

Jika benar ini hanya mimpi jaemin bahkan sudah rela apabila terbangun di kematian sekalipun. Ia tak menyesal, setidaknya kasih sayang yang ia impikan nyata ia rasakan.

.........

Sudah satu bulan sejak kesadaran anak bungsunya, satu bulan juga Siwon tak menginjakkan kaki bahkan untuk sekedar melihat perusahaannya. Semua ia serahkan pada Kyuhyun adiknya, selama ia berfokus dengan kesembuhan anaknya.

Kyuhyun sendiripun tak merasa berat mengingat Jaemin juga salah satu ponakan kesayangannya.

Jaemin sendiri sudah mengalami banyak kemajuan karena sudah bisa melakukan aktivitas selayaknya sendirian. Namun terkadang ia merasa kesal karena Siwon terlalu over protektif. Bahkan seperti sekarang Jaemin bahkan hanya ingin makan sendiri tapi ayahnya dengan tegas mengatakan bahwa dalam semangkuk bubur butuh lebih dari 10 sendokan yang mana itu akan membuat tangan Jaemin lelah.

Ohh ayolahh Jaemin tidak selemah itu."Ayah biar adek makan sendiri, om Jaehyun juga udah pesen biar adek sekalian latian otot tangan!"

Siwon menggeleng lalu meraih remot tv yang ada di nakas dan menyerahkannya pada Jaemin."adek latihan pake itu aja ya".

Jaemin tak habis pikir.

"Kalok gitu adek nggak mau makan". Jaemin mempoutkan bibirnya yang mana semakin membuat Siwon gemas.

Cklek

"Kakakakkkkkk".Jaemin merentangkan tangannya melihat siapa yang baru saja membuka pintu untu masuk.

Itu Renjun, karena ini weekend Renjun memang hanya pamit untuk mengerjakan tugas kelompok sebentar di rumah temannya.

Dan drama apa lagi ini, kemarin ia bahkan terkena jambakan Haechan dan juga Jeno karena mereka berebut ingin mengkramasi sang adik, terkadang ia bahkan tertendang karena memisahkan aksi rebuatan sang ayah dan juga Haechan untuk sekedar mengganti pakaian Jaemin dan sekarang apalagi. Renjun lelah...

Namun begitu ia tetap masuk dan merengkuh sang adik dalam dekapannya, tak lupa tatapan tajam yang ia layangkan pada sang ayah.

Renjun mengecup singkat kening adiknya lalu mengambil tempat untuk duduk di samping bangsal.

" Aaaaaa, makan yuk dek, pegel nih tangan ayah". Jaemin mencebik, lalu netranya berubah sendu saat beralih menatap renjun. Ia mengadu

Renjun menghela nafas."Ayah biarin adek makan sendiri aja, biar sekalian latihan otot tangan".

"Adek latihan pake remot aja kak, kan pencet tombol remot juga butuh tenaga".

"Ayahhhhh".

Akhirnya Siwon pasrah.

Desember 2022
Bandung Yang Hangat

ADEK || 00Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang