Chapter 5 (End)

296 14 7
                                    

'Merelakan serta membiarkan perubahan adalah langkah awal menuju kedewasaan.'
                               .
                               .
                           .8_8.
                               .
                               .
Kelopak bunga Sakura berjatuhan menghiasi beberapa jalan didesa Konoha. Bunga-bunga mekar pun berjejer menghiasi tanah bersama angin yang sejuk nan menenangkan jiwa. Sungguh musim semi yang indah.

Bahkan hari ini pun desa api tersebut tetap terjaga kedamaiannya. Semua orang bersuka ria mempersiapkan acara pernikahan sang pahlawan desa yaitu Uzumaki Boruto. Tinggal satu hari lagi upacara suci itu diselenggarakan, semua sahabat dan kawan-kawannya tak sabaran menanti pria kuning tersebut dihias menjadi pengantin. Mereka juga berkerja keras memikirkan hadiah pernikahan apa yang akan diberikan kepada Boruto dan Sumire nantinya.

Terutama dengan pria bersurai coklat  dengan satu anak itu. Sebut saja Konohamaru--- guru pembimbing di tim 7
yang sedari tadi mengunjungi setiap tempat kenalannya guna merekam video selamat pernikahan. Video tersebut akan ia jadikan kado pernikahan untuk Boruto seperti kado yang pernah ia berikan kepada Naruto dulu. Dan kini tiba saatnya giliran Sarada direkam.

"Oke siap ya, 1 2 3 mulai!" Seru Konohamaru seraya mengarahkan kameranya kepada Sarada.

Huhh...

"Boruto, Sumire selamat atas pernikahannya. Semoga kalian menjadi keluarga yang bahagia sampai maut memisahkan!  Sumire, Kau jangan khawatir Boruto akan selalu menjagamu, dia tidak akan membuatmu terluka. Meskipun tampangnya jelek, dan urakan, tetapi dia pria yang baik walaupun tidak peka terhadap situasi. Aku yakin kau pasti akan sangat bahagia bersamanya."

Tersenyum tulus kemudian mengepalkan tangan kanannya. "Boruto! Kalau kau sampai membuat Sumire-san sakit hati, aku akan memberikan pukulan maut untukmu! Ingat itu ya, jangan sakiti ketua kelas kita hahah!"

"Semoga kalian selalu bersama!" Ucap Sarada riang diiringi angin lembut berhembus meniup helaian surai serta kelopak bunga sakura yang terus berterbangan menghiasi angin.
                               .
                               .
  {Hari yang indah untuk pernikahan}
                               .
                               .
"Naruto-Sama, para undangan sudah mulai berdatangan dan juga para kage pun pula sudah datang."

"Ya, tolong dampingi mereka dan segera mulaikan acaranya!"

"Baik, Nanadaime-Sama!"

Resepsi Boruto dan Sumire diadakan di halaman rumah keluarga Uzumaki, yang kini dihiasi berbagai taburan pernak-pernik, bunga sakura dan bunga Fuji (wisteria). Banyak orang-orang sudah berdatangan terutama kawan-kawan seperjuanganya Boruto.

"Kenapa kau senyum-senyum begitu, apa kau merasa kesepian, hah!" Celutuk Yodo menghampiri Shikadai yang tengah memperhatikan sekitar.

"Siapa juga yang tersenyum." Balas Shikadai.

"Terserah saja. Lagipula biasanya para pria hadiri resepsi pernikahan hanya untuk mendekati teman perempuan mempelai wanita, bukan."

"Tentu saja tidak. Hah, merepotkan sekali. Ayo kita kesana!" Shikadai menarik pelan pergelangan tangan Yodo, membuat Yodo sontak terkejut dengan wajah yang bersemu.

"Manis, kue itu nampak sangat manis!" Seru Chocho setelah melihat kue pengantin yang ada dihadapannya tersebut.

"Kurasa lebih manis kamu, 'Honey.'" Imbuh Mitsuki seraya memegang tangan Chocho, sedangkan Chocho sendiri hanya cengengesan dengan wajah memerah habis dipuji.
.
.
.
"Kakak, acaranya akan segera dimulai!" Seru Himawari seraya membuka pintu kamar pengantin. Mata biru laut miliknya itu menangkap sepasang mempelai yang kini tengah menghadap kearah luar jendela kamar.

"Wah, Kakak Sumire sangat cantik, iya kan mama!" Ungkap Himawari sambil merangkul pergelangan Hinata.

"Kakak Boruto juga terlihat keren!" Sambungnya.

Hinata mengangguk. Ia tersenyum lembut. Sedikit tak menyangka jika putra kesayangannya itu kini sudah akan menikah.

"Terimakasih Himawari Chan!" Balas Sumire sambil tersenyum manis. 

Boruto memandang kesamping tempat Sumire yang juga menatapnya. Tersenyum kemudian ia memegang tangan Sumire lalu berucap. "Baiklah, kau siap?"

"Emm aku siap!"

Mereka pun perlahan berjalan beriringan menuju altar pernikahan. Setelah sampai, Boruto dan Sumire disambut meriah oleh para undangan.

"Wah, Boruto kelihatan lebih dewasa selepas memakai hakama."

"Sumire-San juga terlihat menawan."

"Uchikake dengan ukiran bunga Fuji itu sangat cocok dengannya, ditambah hiasan kanzashi berbentuk bunga violet itu membuatnya menjadi lebih elegan."

Beberapa pujian dilontarkan untuk sang mempelai, membuat suasana disana semakin menjadi meriah. Tetapi adapun pula disudut kerumunan tersebut, ada seseorang yang hanya menanggapi dengan senyuman. Disitu lah Sarada Uchiha.

Gadis dengan mengenakan dress selutut berwarna merah maroon itu mengukir senyumnya puas tak kala banyak orang-orang yang memuji hasil kerja kerasnya. Ya, dialah yang memberi serta memasangkan kanzashi yang tersemat apik dirambut Sumire tersebut.

"Kau terlihat sangat senang ya, Sarada!" Ucap Sakura tiba-tiba, membuat Sarada yang sedang fokus itu tersentak lalu kembali ke ekspresi semula.

Sasuke mendekat kemudian mengetuk dahi Sarada dengan kedua jarinya."Kau sudah berjuang." Ucapnya sambil tersenyum simpul. Sarada yang diperlakukan seperti itu lantas mengangguk membalas senyum sang papa dengan guratan merah menghiasi kedua pipinya.

Kembali menghadap kedepan, netra berbingkaian hitam bak batu obsidian itu memandang penuh kearah kedua mempelai tersebut. Bibirnya pun berucap

"Papa, Mama. Apakah aku sudah dewasa?"

"Apakah sikapku ini......sudah menunjukkan sebagai orang dewasa?"

"Kamu membuat kami bangga!"

Sarada menampilkan senyum terbaiknya yang memperlihatkan deretan giginya serta kedua pipinya yang bersemu.

"Syukurlah!"

                          Tamat!

Saigo No Hyōgen (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang