- BUTTERFLYSIA

1.1K 114 36
                                    


"Sebelum menjadi kupu-kupu yang indah, betapa banyak waktu yang harus dilaluinya dalam kepompong."



****

"TELAT LAGI KAN!"

Flysia menghela nafas kasar, dengan hati-hati gadis itu memanjat pintu gerbang belakang sekolah.

BUTTERFLYSIA, gadis dengan rambut hitam juga wajahnya yang cantik.

Sial, seperti hari biasanya semesta tidak pernah berpihak kepadanya, gadis itu berjalan dengan hati-hati melewati lorong kelas XI MIPA, jangan lupakan sumpah serapahnya.

Sial!, ia tertangkap basah oleh penjaga sekolah, Pak Aryo.

Flysia cengengesan, lalu dengan cepat Aryo menjewer telinganya. Aryo sangat lelah menghadapi sikap nakal tujuh turunan gadis itu, bahkan anehnya lagi Flysia tidak pernah mau mendengarkannya, muak sudah dia.

"Saya capek lihat kamu telat, hampir setiap hari!. Kalau saya yang jadi kepala sekolah, sudah saya keluarkan kamu dari sekolah ini sejak lama!," ucap Pak Aryo, sedikit berteriak.

Flysia tersenyum pahit, ia jadi kasihan kepada Pak Aryo, jika pria paruh baya itu sering memarahinya Flysia khawatir dia akan semakin tambah tua.

"Anu pak, sebenernya tadi kunci motor saya terbang"

Pak Aryo mengusap wajah kasar, "Memangnya kunci motor kamu punya sayap?!"

"Dasar ya kamu, tidak pernah disiplin!"

Dimata Pak Aryo, semua alasan Flysia sudah basi. Pak Aryo sudah hafal dengan semua alasan yang dibuat-buat oleh gadis itu.

"Ikut bapak ke ruangan BK sekarang juga!" kata Pak Aryo, menyeret tangan Flysia.

"Ihhh bapak jangan dong!, nanti saya beliin rokok deh!"

"Kali ini saya tidak butuh sogokan dari kamu flysia!," ucap Pak Aryo.

Rasanya ingin sekali ia melempar Flysia pergi jauh dari planet ini,
sedetik kemudian ekspresi gadis itu berubah menjadi kecewa.

"Yahh bapak nggak asik, tapi sebenarnya bapak mau kan..?" godanya.

Bolehkan sesekali dirinya menertawai pria tua didepannya ini?. Rasanya ia ingin sekali tertawa dengan terang-terangan.


****

Gadis dengan penampilan berantakan itu mengerjap, menghela nafas kasar. Sudah hampir satu jam Flysia di ceramahi oleh guru-guru tercintanya.

Ia membenci ruangan bernuansa hitam putih ini, yang hobi penghuninya hanya menceramahi banyak orang, termasuk dirinya.

"Ibu tidak habis pikir Fly sama kamu, kapan kamu akan berubah menjadi siswi yang disiplin!. Jika bukan karena kamu siswi berprestasi, sudah dari lama saya mengeluarkan kamu!" ucap Buk Tutik, terus terang.

Flysia terdiam, cukup lama ia mengamati gurunya.


Gurunya yang satu ini benar-benar sudah seperti biduan, tidak terlihat seperti guru sama sekali. Lebih tepatnya biduan dangdut, karena lipstiknya yang merah merona, dan bedak yang tebal.

Dear Flysia [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang