Pada tengah malam, tepatnya di rumah sakit, Alvino terbangun dari tidurnya. Ya, terbangun. Semenjak menjadi tahanan anak kecil, tubuh Alvino sangat sensitif pada lingkungan sekitarnya, jika tiba-tiba ada manusia di sekitarnya, tubuhnya akan secara alami membangunkan otaknya.
Dan kali ini, itu adalah reaksi yang sama, Alvino terduduk, dia menyentuh dahinya. Perasaan ada yang memegangnya barusan, tetapi ke mana orang yang memegangnya tersebut? Itu tidak mungkin dia yang berhalusinasi, bukan?
Di luar balkon kamar Alvino, terdapat seseorang yang menggantung bebas, dan di pundaknya terdapat kucing anggora yang sedang menjilat kukunya sendiri.
"Meong~ aku tidak menyangka bahwa penjahat masa depan yang belum besar itu memiliki tubuh yang sesensitif ini."
Diana yang menggantung di dinding dengan satu tangannya saat ini tidak mendengar ocehan dari kucing tersebut, dia malah melihat tangan kirinya dengan aneh. Mengapa dirinya tadi mempunyai pikiran untuk mengelus Alvino? Dia mengerutkan dahinya dengan sangat bingung.
***
Pagi hari telah tiba, dan pagi itu cukup mengejutkan bagi Alvino karena ia kembali melihat kedua pria yang hampir membuatnya marah kemarin dan satu wanita muda sebagai tambahan hari ini. Tidak jelas dengan identitas wanita itu, Alvino hanya mengalihkan pandangannya ke Elbert dan Louis.
"Mengapa kalian berada di sini lagi?" tanya Alvino dengan datar.
"Bukankah Anda ingin melihat Nona Mawar kemarin? Kami membawanya untuk Anda." Louis tersenyum tipis. Alvino terkejut, mau bagaimanapun dia ingin menjaga wajah datarnya, tetap saja dia masih anak-anak.
Dia melihat ke arah wanita yang memakai baju hitam ketat itu di sana. Wanita itu membuka topeng setengah wajahnya dan tersenyum tipis. Wajah wanita itu sudah sangat cantik dan ia juga terlihat sangat muda, jika mengabaikan kucing yang cukup mengganggu di pundaknya, itu akan menjadi pemandangan yang indah di mata Alvino.
"Nona Mawar Kecil?" Saat mengucapkan itu, entah mengapa Alvino memberi ilusi di depan Elbert dan Louis bahwa anak kecil yang mulutnya cukup tajam itu kini sedang malu-malu di hadapan Diana.
"Halo." Diana tersenyum sedikit kaku. Dia masih ingat bahwa anak-anak pernah menangis ketika dia senyum di hadapan mereka. Jadi, dia tidak yakin apakah penjahat masa depan yang masih kecil ini akan menangis melihat wajahnya.
Akan tetapi, siapa yang akan menyangka bahwa Alvino tidak hanya tidak takut, tetapi wajahnya memerah menahan malu. Ini seperti ketika kalian sedang berada di hadapan idola kalian, dan idola kalian itu sedang tersenyum pada kalian, bagaimana perasaan kalian? Seperti itulah kira-kira perasaan yang sedang dimiliki oleh Alvino sekarang.
"Ha-halo juga! Nona ... na-namaku Alvino!" Alvino akan menguburkan kepalanya di bantalnya! Dia sangat malu, mengapa dia tiba-tiba tergagap seperti ini? Bukankah ini cukup memalukan?!
"Ah, aku lupa memperkenalkan diri." Diana tersenyum tipis, lalu dia mendekat ke bangsal Alvino dan berkata, "Namaku Diana, dengan name code 'Mawar Kecil' senang berjumpa denganmu, Alvino."
Alvino mengangguk semangat, "Ya ... ya, aku juga senang bertemu denganmu." Setelah itu ada keheningan di antara mereka.
Beberapa saat kemudian, Alvino tenang dari kebahagiaan besarnya ketika dia bertemu dengan 'idolanya' itu. Lalu Alvino tiba-tiba menyadari, tidak mungkin untuk agents semampu Diana untuk mengunjunginya hanya karena Alvino ingin tahu tentangnya.
Nona Diana pasti memiliki tujuan lain ... tapi, haruskah aku menanyakannya? batin Alvino bingung.
Namun, sebelum Alvino membuka mulut, Diana telah membuka percakapan terlebih dahulu. "Alvino, bisakah aku meminta bantuan darimu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HERO [TERBIT]
RomanceDiana, seorang CEO wanita perusahaannya sendiri yang lumayan jenius. Sayangnya, atas kedengkian keluarganya sendiri dia harus mati. Akan tetapi, mungkin Tuhan masih sayang padanya. Buktinya, dia sendiri masih hidup, meski berada di dalam novel denga...