Tiga tahun kemudian
Di sebuah gedung terbengkalai yang gelap, banyak anak yang meraung histeris. Sayangnya, tidak ada seorangpun yang mendengarkan teriakan menyedihkan mereka itu, tetapi di antara puluhan anak yang menangis ini, ada salah satu anak yang cukup menonjol karena dia adalah satu-satunya anak yang diam dalam keadaan yang cukup mencengkam ini.
Dia menatap anak-anak lain yang rata-rata berusia sama sepertinya dengan tatapan datar, seakan-akan dia hanya penonton lewat yang tak ada hubungannya dengan ini.
Dia adalah Alvino. Bisa dibilang, dia salah satu korban KDRT yang dilakukan oleh Paman dan Bibinya. Di mana kedua orang tuanya? Sungguh disayangkan mereka telah kembali ke pangkuan Tuhan ketika Alvino berumur dua tahun.
Jadi, ketika Alvino yang telah terbiasa hidup dalam KDRT Paman dan Bibinya, sekapan dalam gelap ini tidak membawa efek yang besar baginya, dia … sudah cukup terbiasa dengan keadaan ini.
Akan tetapi, Alvino mengepalkan tangannya. Dia tak suka selalu berada di posisi ini. Jika saja dia lahir di keluarga berbeda, bukankah hidupnya akan bahagia? Dia cukup sial untuk tumbuh bersama kedua iblis itu.
Alvino menatap para gangster yang memegang senjata di tangannya. Alvino, yang saat itu hanya berumur sepuluh tahun menatap senjata yang dipegang oleh salah satu anggota gangster itu.
'Seandainya aku memilikinya …,' pikir Alvino yang cukup berbahaya. Untung saja, sebelum pikiran berbahaya itu berlanjut. Kaca yang sudah cukup retak parah di sisi utara gedung tersebut hancur. Alvino, para anggota gangster, serta anak-anak yang menangis karena ditahan melihat ke sisi itu.
Mereka penasaran, terutama Alvino. Siapa yang berani menghancurkan kaca lantai tiga gedung ini? Setelah beberapa waktu yang cukup singkat, seseorang dengan jacket crop hitam berbodir mawar hitam di sebelah kirinya masuk dan mulai menembaki para anggota gangster dengan tepat.
Alvino terpanah melihat kelihaian orang itu menembak, tak lama dia mendengar teriakan dari salah satu gangster yang berada di dekatnya. "I-itu bukankah Mawar Kecil?!"
Mawar Kecil? Siapa dia? batin Alvino bingung. Dia mencoba untuk menajamkan telinganya, takut ada informasi penting yang tidak dia ketahui.
"Dia … dia agent yang berspesialisasi khusus di kasus kejahatan anak-anak! Agent FBI dengan kode Mawar Kecil! Agent yang sudah menyambat kelas A hanya dalam tiga tahun dan yang lebih parahnya … dia seorang perempuan!"
Anggota gangster lain yang mendengar secara saksama turut merasa ngeri, mereka tau apa artinya Agent dengan Name Code Mawar Kecil. Dia telah menggemparkan kejahatan dunia bawah selama dua tahun terakhir. Bahkan, tingkat keberhasilan misinya sampai sekarang masih perfect 100%!
Mereka yang sudah membunuh banyak orang sekarang telah gemetar karena mendengar namanya. Mereka bahkan sudah menyusun rencana untuk kabur. Meski uang berharga, nyawa mereka lebih berharga! Namun, sebelum mereka berhasil menjalankan rencana mereka untuk melarikan diri, peluru telah menebus tepat di jantung mereka.
Alvino menatap pemandangan itu dengan takjub, dia tidak takut dengan adegan itu, dia malah merasa bahwa wanita yang menembak itu sangat keren! Dia ingin menjadi seperti itu!
Alvino ingin melangkah lebih dekat ke wanita yang disebut Mawar Kecil itu, tetapi dia merasa kepalanya pusing dan terjatuh ke lantai. Dalam keadaan pusing dan hampir setara dengan keadaan kantuk yang parah, Alvino menyadari bahwa seseorang berjalan mendekat padanya.
Dia merasa seseorang mengangkat tubuhnya dan akhirnya mendengar suara wanita yang lembut di telinganya. "Anak ini cukup kuat untuk bertahan selama ini di bawah pengaruh obat kita tanpa penawar."
Merasa penasaran dengan suara lembut yang terdengar di telinganya, dia membuka mata dengan sekuat tenaga dan akhirnya melihat wajah yang cukup cantik hingga membuatnya terpana.
Ketika wanita itu ingin menatap Alvino, Alvino dengan cepat menutup mata dan tertidur dalam pengaruh obat bius. Wanita itu menatap anak di pelukannya dengan sedikit rasa sakit dan simpati di matanya.
Suara notifikasi yang mirip dengan dering smartphone berbunyi.
Ting!
Host berhasil menemukan salah satu penjahat masa depan, Alvino.
Wanita itu hanya diam dan tak berbicara, tetapi siapapun yang berada di dekatnya akan melihat senyum kecilnya yang terbit setelah beberapa saat melihat Alvino.
***
"Eugh …." Alvino mengerjapkan matanya. Melihat ke kanan dan ke kiri. Dia berada di ruangan asing untuk kesekian kalinya. Awalnya ia hanya menatap kosong ke atas, tetapi setelah beberapa ingatan yang terlintas dia segara terduduk.
Dia melihat ke arah pintu, seakan-akan sedang menanti sesuatu. Benar saja, tak lama kemudian pintu terbuka, tetapi orang yang membuka pintu tersebut bukan orang yang ia harapkan.
Seseorang yang membuka pintu adalah lelaki tua yang sudah cukup berumur. Di sampingnya terdapat seorang pria yang lebih muda darinya dengan membawa berkas-berkas.
"Benar saja, kamu sudah bangun." Pria tua itu berbicara seakan-akan telah mengetahui secara pasti kapan Alvino akan bangun.
"Tentu saja, Tuan. Nona Mawar tidak pernah salah dalam memprediksi." Lelaki tua itu mengangguk setuju dengan penuh rasa bangga.
"Ya, dia Agent terbaik yang berada di timku!" Lelaki tua itu tertawa terbahak-bahak. Mereka seketika lupa bahwa ada anak kecil yang harus mereka urus.
Sementara itu, Alvino yang awalnya hanya menatap datar kedua orang yang menurutnya tak penting itu, mulai menatap mereka ketika mendengar nama 'Mawar' yang familiar di telinga miliknya.
Dia melihat kedua orang itu bertukar kata terus-menerus tentang si 'Mawar' ini sebelum beberapa saat mereka kembali menatap dirinya. Alvino sekarang merasa … si Mawar ini benar-benar sekuat itu! Dia merasa lebih kagum dalam hatinya.
Ketika kedua orang itu sadar bahwa mereka hampir di luar kendali lagi ketika membahas anggota yang paling mereka kagumi, mereka berdehem.
Mereka berdua berjalan mendekati bangsal. "Baiklah anak kecil, bisakah kami mengajukan beberapa pertanyaan?"
Alvino menatap mereka cukup lama sebelum dia berkata, "Baiklah, tapi, aku juga akan bertanya pada kalian setiap kalian bertanya padaku, bagaimana?"
Kedua pria yang berdiri di samping bangsal itu terdiam. Mereka tidak salah dengar, bukan? Anak ini mencoba bernegosiasi?
Pria tua tersebut mengerutkan keningnya sebentar sebelum tertawa terbahak-bahak. "Benar saja … bagaimana anak yang diperhatikan oleh Mawar Kecil itu biasa-biasa saja? Anak kecil ini cukup mampu!"
Alvino yang mendengar kalimat 'anak yang diperhatikan oleh Mawar Kecil' menjadi bingung dan akhirnya sedikit malu. Dia … sedang diperhatikan? Tidak ada yang tau betapa bahagianya Alvino ketika dia salah paham akan kalimat Pria tua tersebut.
Kata 'diperhatikan' tidak khusus seperti makna yang sebenarnya. Namun, Mawar Kecil hanya menambahkan beberapa kata saja untuk bocah ini ke pria tua tersebut. Namun, apalah daya jika beberapa kata ini disalahpahami juga oleh pria tua tersebut. Singkatnya, hubungan masa depan yang akan sangat erat di masa depan nanti berawal dari kesalahpahaman yang cukup indah ini.
"Baiklah bocah kecil, terserahmu. Namun, aku belum tentu akan menjawabnya dengan jujur," ucap Pria tua itu berterus terang. Alvino hanya menatap pria itu dengan datar.
KAMU SEDANG MEMBACA
OUR HERO [TERBIT]
RomansaDiana, seorang CEO wanita perusahaannya sendiri yang lumayan jenius. Sayangnya, atas kedengkian keluarganya sendiri dia harus mati. Akan tetapi, mungkin Tuhan masih sayang padanya. Buktinya, dia sendiri masih hidup, meski berada di dalam novel denga...