VIII~ Pertemuan Yang Tak Terduga

7 0 0
                                    

Serangkaian kejadian sudah aku alami dalam 1 hari penuh ini. Bertemu hewan buas, tersesat kembali, menemukan sebuah desa dan melihat 2 buah tower yang menjulang tinggi saling bersender bersilangan. Tower itu bisa saja rubuh kapan saja dan hancur rata bersatu dengan tanah.

Saat ini aku lebih memilih untuk beristirahat di desa itu, karna hari sudah mulai malam. Selain itu aku harus mengistirahatkan tubuhku. Karna kakiku sudah sangatlah lelah dan sulit untuk melanjutkan perjalanan setelah berlari menghindari kejaran hewan buas tadi.

Namun sebelum hari benar-benar mulai gelap, aku memutuskan untuk mengelilingi desa itu. Hal itu tak jauh berbeda dengan yang aku temui sebelumnya. Semuanya telah hancur dan penuh dengan tanaman liar. membersihkan salah satu rumah yang aku anggap rumah ini bisa tahan akan segala situasi dan kondisi. Menarik rambat yang menutupi rumah itu dengan tangan dan memotong nya dengan potongan kaca pada ujung tombak ku.

Mengumpulkan ranting kayu, rumput kering dan daun-daun kering untuk dapat menyalakan api. Aku memutarnya seperti biasa, namun tidak biasa, kali ini apinya lebih cepat menyala. Aku merasa menjadi orang super kuat, pintar dan genius yang pernah ada. Dengan menyalakan api dengan metode tradisional dalam waktu kurang dari 10 menit. Ini adalah rekor baruku selama aku hidup didunia ini. bangga akan hal itu aku tersenyum lebar, tapi tidak dengan perutku.

Perutku sudah mulai berbunyi menandakan bahwa cacing didalam perutku sudah berteriak untuk meminta makanan. Namun sepanjang mengelilingi desa, aku tak dapat menemukan apapun yang bisa ku makan. Hanya penuh dengan tanaman liar dan pepohonan. Jadi aku lebih memilih tidak makan dan minum untuk hari ini saja, dan mulai mencari makanan pada keesokan harinya.

Membalut kayu dengan kain yang sudah kubasahi oleh minyak tanah, aku membuat sebuah obor untuk peneranganku. Aku menemukan kain dan minyak tanah ini disalah satu rumah di desa ini. Mengikat kain itu lalu menyodorkannya kepada api unggun yang sedang menyala sendirian.

Tapi sekarang ia ( api unggun ) sudah punya teman yaitu sebuah obor yang baru saja aku nyalakan. Menaruhnya di tempat yang kurasa ia dapat menahan obornya agar tidak terjatuh dan membakar seluruh rumah ini.

Didalam rumah kayu itu aku meredahkan diri pada ranjang yang terbuat dari bambu tanpa ada alas diatasnya. Begitu keras bagi punggung besarku, aku yang terbiasa tidur diatas rumput kini harus merasakan tidur diatas ranjang bambu yang lumayan nyaman bagiku.

Hari-hari yang begitu panjang dan melelahkan ini dapat membuatku tertidur dengan begitu cepatnya. Namun didalam tidur nyenyakku ini, aku mendengar sesuatu di sekitarku. Seperti suara telapak kaki dan suara berisik seperti ada sesuatu benda yang sedang diseret-seret diatas rumput sekitar rumah ini. Telingaku yang sensitif pada suara ketika sedang tidur, sontak terbangun dan mengambil obor yang sudah aku letakkan di tempat nya.

Memegangnya dan mengarahkan kesegala arah untuk memastikan siapa pencipta suara itu. mengarahkan obor itu dengan tangan kiri dan tangan kananku yang kini sedang memegang sebilah pisau karatan yang kutemukan di dalam rumah tua ini. waspada jika aku diserang oleh hewan buas. Tapi itu tidaklah benar.

Aku memberanikan diri untuk keluar dari rumah itu dan mencarinya diluar. Namun diluar semuanya tampak terang. Begitu banyak kunang-kunang yang menyinari seluruh tempat ini. aku menyusuri tempat ini dengan tetap memegang obor dan pisau karatan ditanganku. Menoleh kekanan atau kekiri waspada jika ada sesuatu disekitarku. Namun selama perjalanan ini, aku merasa bahwa kunang-kunangnya semakin banyak dan berkumpul di 1 tempat dekat pohon beringin yang letaknya lumayan jauh dari posisiku saat ini.

Pohon beringin yang kini terlihat seperti sudah dihiasi bagaikan lampu hias yang dikerumuni oleh banyaknya kunang-kunang ini terlihat sangat mewah dan megah. Dengan akar yang melingkar di batangnya dan juga akar gantung yang mengantung diatasnya, membuat pohon itu tampak indah bagaikan Lotus Marsh tempat kediaman elf berada. Tapi keindahan itu semakin menjadi dengan munculnya seorang wanita dibalik pohon beringin itu.

The Last Human In TowerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang