Tak pernah kulihat yang lebih
l u a s dari samu dera,
cuma matanya.
Yang ikhlas menatap
jalan pulang dari
pengantaran separuh harsa.Di ceruk rumah,
meringkuk tubuh itu.Sekat - sekat memori leluasa
menusuk payon hatinya.
Rongga dada jadi yang pertama
mekar selepas badai raya.
Awal musim semi nun geligis
terbuai angin,
menghujankan guguran
serunai di atas kasur ibunda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kamu Berisik
PoetryOh, hati ilam-ilam, meracau lagi di lidah malam. Ludah bertanya apa yang sirna. Dan lagi, dijawab yang lari dari kalimat dukanya. Orang kehilangan memang berisik. [Antalogi puisi] [R 15+] © nelself - Juni 2023 Pics by Pinterest