Terkadang Laut Dusta

78 11 2
                                    

Mereka menguliti kaset-kaset lama
yang sempat mendarah.  Maka aku
terseret arus sawala di sebuah hati
berdinding              porselen rapuh,
menciptakan     mekaran salmuera
yang berhamburan kumuntahkan.

Antara malam dan subuh,        aku
temui ibu.                   Menanyakan,

"apa kau  bisa membekukan desiran
darah ini?  Mereka mengalir terlalu
cepat,                   mereka tak pernah
menghentikannya."

Ibu tak pernah menyeka air mataku.
Namun hari ini ia langsung menelan
sisa darahku yang telah asin.

Kamu BerisikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang