#5 • Confess

98 14 0
                                    

//cw: kissing
.


.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Semalam Bara kesulitan untuk tidur. Tentu karena mengingat rupa seorang Finnandra Septria.

Ia membuka kanvas dan alat melukisnya. Ia ingin melukis sosok rupawan itu dan menunjukkannya saat ia bisa melihat kelak. Entah kapan, karena Finnandra melarangnya untuk menunggu. Sekali lagi, karena itu artinya Finnandra menunggu kematian pendonornya.

Sifat itu adalah satu diantata sifat yang disukai oleh Bara. Finnandra seperti malaikat. Ia mampu mengikhlaskan belasan tahunnya yang berharga.

Bahkan ia seperti kanvas putih yang bersih dan belum ditorehkan cat.

Bara sendiri belum bertanya apa penyebab Finnandra mengalami kebutaan, ingin ia bertanya kepada Chandra namun rasanya akan lebih baik jika bertanya langsung kepada Finnandra. Mungkin saat ia berhasil melukis sosok tersebut.

Ia menyiapkan alat melukisnya. Langit sangat cerah hari ini.

Tak lupa ia memakai headphone untuk membantu meningkatkan moodnya dalam melukis.

Dengan perlahan dan telaten ia menorehkan cat warna demi warna agar hasilnya terlihat sempurna seperti sang muse, Finnandra.

Tangannya lihai dalam melukis. Kelebihannya.

Saat dirasa jemarinya mulai lelah, ia beristirahat sejenak. Berjalan menuju kamar mandi untuk membasuh tubuhnya agar lebih segar.

Tak lupa membuat coklat panas agar moodnya makin bagus, ia pikir. Tak lupa ia membuat sandwich buatannya sendiri.

Ia berfikir mungkin akan mencicipkan sandwich dan coklat panas resepnya sendiri kepada Finnandra saat ia kemari nantinya.

Ia berfikir mungkin akan mencicipkan sandwich dan coklat panas resepnya sendiri kepada Finnandra saat ia kemari nantinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah memakan sandwich dan meminum coklat panasnya, ia kembali memasang headphone dan mulai melukis lagi.

Hari ini ia tak ada pekerjaan, artinya masih dihandle oleh rekan kerjanya dan belum saatnya diberikan kepada Bara.

Alhasil berjam-jam ia mengerjakan lukisan itu, akhirnya sudah jadi dengan sangat sempurna dan indah. Jujur ia lelah.

Bara merebahkan diri diatas kasurnya yang nyaman dan dingin. Melakukan stretching agar tubuhnya rileks.

Ia melihat jam yang sudah menunjukkan pukul satu siang.

Ah, dia ingat akan mengajak Finnandra bertamu ke rumahnya. Bara tidak membuang waktu lagi dan bergegas membersihkan seluruh rumahnya yang sedikit berantakan.

Dilain tempat, Finnandra telah selesai mandi dan bersiap. Kini ia menunggu Bara datang menjemputnya.

"Finn, mau kemana?"

"Ke rumah Bara, kak"

"Kakak anter aja mau? Kakak sekalian mau kerumah Sean nih"

"Bara gimana nanti kalau jemput?"

LABYRINTH ✧ Hyunlix [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang